Quantcast
Channel: Features – Jagat Review
Viewing all 1742 articles
Browse latest View live

Booth Babes Tokyo Game Show 2014: Best of the Best!

$
0
0
booth babes tgs 2014

booth babes tgs 2014

Tokyo-Game-Show-2014-1-630x365 Tokyo Game Show memang selalu menjadi kiblat terbaik untuk mencari informasi terbaru perihal kehadiran game-game terbaru yang kini sedang dikembangkan oleh para developer, terutama mereka yang berbasis di Timur. Ia juga menjadi ajang terbaik untuk mendapatkan berbagai update menarik terkait game yang mungkin sudah lama diperkenalkan untuk  khalayak umum. Namun, selalu ada satu “pesona” lain yang selalu membuat event seperti ini menarik untuk terus diikuti, terutama bagi mereka yang pria. Apalagi, kalau bukan booth babes manis yang dengan sabar dan sopan akan memperkenalkan produk mereka kepada para gamer yang hendak tahu. Jepang memang selalu menawarkan pemandangan yang sulit untuk ditolak oleh mata. Apakah Jagat Play berkesempatan untuk berangkat ke Tokyo Game Show 2014? Seperti ratusan ribu gamer lainnya di Indonesia, ini juga masih menjadi mimpi pribadi bagi kami, sesuatu yang kami harapkan akan terjadi di masa depan. Walaupun demikian, hal ini tidak menghalangi kami untuk merangkum, tidak hanya beberapa informasi game yang ada, tetapi juga para booth babes yang mengisi salah satu ajang game terbesar di dunia ini. Dengan kekuatan penuh, kami menjelajahi luasnya dunia maya, mencari gambar-gambar terbaik, dan melakukan kompilasi booth babes terbaik yang kami temukan dari beragam sumber yang ada, untuk Anda nikmati. Beberapa di antaranya mungkin cukup untuk mencerahkan hari Anda begitu saja. Inilah kompilasi Booth Babes Tokyo Game Show 2014, and what we think as the sweetest, sexiest, most beautiful, attractive, and lovely babes that you can find on this show! Warning: keep your hands on the keyboard, please! Source: GameAxis, Otakumode, Some NSFW Site yang tidak bisa kami sebutkan 1 5 9 13 17 21 25 gameaxis 29 gameaxis

Preview Naruto Shippuden – Ultimate Ninja Storm Revolution: Lebih Dahsyat!

$
0
0
Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (80)

Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (80)

Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (240) Bagi para penggemar anime dan manga di seluruh dunia, Bandai Namco adalah seorang penyelamat, seorang pahlawan sejati yang pantas untuk diacungi jempol. Bagaimana tidak? Selama kiprah karier mereka, Bandai Namco berhasil menyulap begitu banyak anime / manga populer menjadi sebuah video game interaktif yang menawan, bahkan boleh disimpulkan, sebagai salah satu proses adaptasi terbaik di industri game. Berawal dari Dragon Ball yang tumbuh dewasa seiring dengan perkembangan platform gaming yang semakin canggih, Bandai Namco menangani lebih banyak franchise serupa saat ini. Salah satu yang terbaik? Tentu saja seri game fighting Naruto yang diracik oleh CyberConnect2. Dirilis hampir setiap tahun dengan format pertempuran yang serupa satu sama lain, selalu ada alasan untuk jatuh kembali dengan seri yang satu ini. Termasuk dengan seri terbarunya – Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm Revolution!

Kesan Pertama

Keputusan untuk tetap mempertahankan rilis di platform gaming generasi sebelumnya – Playstation 3 dan Xbox 360, dan juga – PC ketika banyak franchise lain mulai beralih memang mengundang banyak tanda tanya. Namun di sisi lain, ini berimplikasi pada kebutuhan spesifikasi yang jauh lebih bersahabat untuk para gamer PC. Terlepas dari fakta tersebut, Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm Revolution mampu tampil menawan. Bertahan dengan visualisasi cell-shading yang menjadi identitas utamanya, ia berhasil membangun atmosfer pertempuran yang terasa jauh lebih sinematik dan dahsyat. Cukup untuk membuat penggemar seri Naruto manapun untuk jatuh cinta pada pandangan pertama. Walaupun menawarkan mekanik gameplay yang tidak banyak berbeda, ada beberapa tambahan menarik yang kami cicipi di impresi pertama permainan kami ini. Salah satu yang cukup fantastis adalah kombinasi Ultimate Jutsu yang memanjakan mata. Tidak lagi sekedar melemparkan jutsu ikonik masing-masing individu, Anda kini bisa mengeluarkan serangan pemungkas yang jauh lebih brutal, indah, dan sinematik melibatkan kedua karakter pendukung Anda di dalam tim. Dengan melibatkan karakter-karakter yang memang memiliki latar belakang sejarah tertentu di versi anime / mangannya, Anda kini bisa menggunakan Team Ultimate Jutsu yang akan melibatkan serangan besar ketiga karakter ini sekaligus. Terlihat menawan dengan begitu banyak efek super destruktif, serangan baru inilah yang menjadi jiwa dari Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm Revolution ini sendiri. Satu yang cukup menarik, tentu saja lusinan karakter baru yang bisa digunakan. Walaupun waktu permainan singkat kami belum memberikan kesempatan bagi kami untuk membuka semua karakter ikonik yang ada, tapi masa depan variasi karakter yang ada terlihat menjanjikan. Sementara untuk para penggemar berat Naruto, proses membuka karakter ini akan menjadi pengalaman yang jauh lebih menarik. Apa pasal? Karena seperti janji CyberConnect 2 terdahulu, seri terbaru ini juga akan memuat konten anime original yang tidak ditawarkan di versi anime / manga-nya. Kami sempat menjajal cerita yang membawa Anda pada latar belakang terbentuknya Akatsuki, dimana Pain masih berjuang untuk mengumpulkan anggota-anggota terkuatnya ini. Semuanya disajikan dalam bentuk anime, yang diintegrasikan ke dalam gameplay. Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, apalagi dengan mode baru yang ditawarkan, izinkan kami menawarkan segudang screenshot terbaru ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran apa yang akan ditawarkan oleh Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm Revolution. Impresi pertama kami? Ini akan menjadi seri game yang tidak boleh dilewatkan oleh penggemar anime / manga Naruto manapun. Bersiaplah untuk pengalaman yang epik!

PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!

Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (14) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (17) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (25)   Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (175) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (42) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (76) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (79) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (88) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (120) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (139) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (146) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (155) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (183) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (186) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (212) Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (246)

Review Akiba’s Trip – Undead & Undressed: Telanjangi atau Mati!

$
0
0
Akibas-Trip-Undead-Undressed-171

Akibas-Trip-Undead-Undressed-171

Akiba's Trip Undead & Undressed -  (171) Akihabara, atau biasa disebut Akiba, adalah salah satu “tempat keramat” di Jepang, setidaknya untuk pecinta “kebudayaan Jepang” yang umum disebut sebagai otaku. Tempat keramat tersebut sebenarnya adalah kawasan pertokoan elektronik yang kini banyak dipenuhi oleh pusat penjualan barang-barang berbau anime, manga, tokusatsu, dan berbagai hal terkait “kebudayaan Jepang” yang lain. Kawasan tersebut menjadi inspirasi untuk seri game Akiba’s Trip yang pertama kali dirilis tahun 2011 lalu. Game kedua untuk seri tersebut, Akiba’s Trip 2, atau dikenal juga sebagai Akiba’s Trip: Undead & Undressed, baru saja dirilis di tahun 2013 lalu dalam bahasa Jepang dan baru saja muncul dalam bahasa Inggris beberapa minggu lalu. Sebagai penggemar “kebudayaan Jepang”, kami tertarik untuk mencoba memainkan game tersebut untuk melihat seberapa menarik versi virtual dari “tempat keramat” tersebut dapat digambarkan oleh sang developer, Acquire. Penasaran dengan game Akiba’s Trip: Undead & Undressed tersebut? Simak penjabaran kami berikut ini! Akiba's Trip Undead & Undressed -  (170)

Plot

Akiba’s Trip: Undead & Undressed adalah game dengan genre adventure yang dibumbui dengan gaya bermain beat’em up. Game ini mengisahkan seorang pemuda bernama Nanashi yang dijebak oleh organisasi terselubung dan diubah menjadi “synthister” yaitu mutasi manusia yang “memakan” hasrat dan semangat dari manusia lain. Sang tokoh utama tersebut menggambarkan synthister sebagai vampir di dunia modern. Bangun dan menemukan dirinya telah berubah menjadi adalah mimpi butuk Nanashi. Akiba's Trip Undead & Undressed -  (3) Untungnya, walaupun telah berubah menjadi synthister, Nanashi tidak kehilangan akal sehatnya dan masih bisa melawan ketika diperintahkan untuk mulai mengambil hasrat dan semangat orang-0rang yang ada di wilayah Akiba. Berkat bantuan dari sosok perempuan misterius bernama Shizuku Tokikaze, dia berhasil melarikan diri dari sekapan organisasi terselubung yang masih belum diketahui identitasnya dan kembali ke MOGRA, salah satu kafe di Akiba, yang dijadikan tempat berkumpul teman-teman dari Nanashi yang tergabung dalam Freedom Fighter. Bersama dengan Shizuku dan Freedom Fighter, kini Nanashi, yang dalam proses melarikan diri dari organisasi terlarang terpaksa menjalani ritual untuk menjadi “familiar” Shizuku, harus mulai melindungi “penghuni” Akiba dari serangan synthister sembari mencari cara menghentikan organisasi terlarang yang ada di balik kejadian ini. Akiba's Trip Undead & Undressed -  (6) Akiba's Trip Undead & Undressed -  (12) Akiba's Trip Undead & Undressed -  (31) Smartphone canggih Nanashi yang akan banyak membantunya dalam menjalankan misi. Tentu saja, banyak sekali pertanyaan yang ada di benak kami dari kisah yang ditawarkan di awal game ini. Namun, pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab seiring dengan misi-misi yang dijalani dalam game ini!

Preview FIFA 15: Atmosfer yang Lebih Realistis!

$
0
0
FIFA 15 Kick Off 0-2 BAR V REA, 1st Half

FIFA 15 Kick Off 0-2 BAR V REA, 1st Half

FIFA 15 Intros Persaingan klasik antara dua game simulasi sepak bola terbaik akan terjadi lagi dalam waktu dekat. Setiap tahun, baik EA Sports maupun Konami selalu berlomba-lomba memberi peningkatan pada game garapannya agar tampil lebih memukau. Pada akhirnya memang hanya satu yang jadi pemenang, Meski nampaknya hal itu tidak terlalu berpengaruh bagi mereka para fans fanatik. Ikatan yang kuat kepada salah satu judul yang dirasa lebih nyaman dimainkan membuat para fans ini selalu kembali ke pelukan yang sama, terlepas dari bagus tidak inovasi yang ditawarkan. Kini, satu diantaranya telah lebih dulu meluncur ke pasaran. Ya, FIFA 15! Hadir sekitar sebulan lebih cepat dibanding PES 2015 yang kabarnya baru akan rilis pada November 2014 mendatang, FIFA 15 punya peluang besar untuk menggaet para pecinta game sepak bola yang sudah terlanjur penasaran. Syaratnya? Tentunya memenuhi segala ekspektasi para gamer.

Kesan Pertama

Seperti pada game sebelumnya, FIFA 15 kembali mengandalkan engine Ignite untuk versi PlayStation 4 dan Xbox One. Tentunya dengan berbagai perbaikan di sana sini. Kabar baiknya bagi pengguna PC, EA Sports memutuskan untuk menggunakan engine yang sama dengan konsol new-gen! Anda yang pada FIFA 14 merasa kecewa ketika pihak developer lebih memilih engine serupa dengan PS3 dan Xbox 360, kini boleh bernafas lega dan bersiap menikmati kualitas yang, secara visual, lebih baik. Bicara visual, EA Sports terbukti cukup berhasil memoles game ini dengan memperhatikan hingga hal-hal terkecil. Jika sebelumnya game simulasi sepak bola selalu mencoba menampilkan wajah pemain semirip mungkin dengan gerakan otentik masing-masing yang khas, di FIFA 15 Anda juga bisa melihat efek-efek physics seperti pada kostum pemain yang bergerak mengikuti gerakan tubuh serta bisa kotor ketika terjatuh, rambut pemain yang bergoyang, lapangan dengan rumput yang realistis dan bisa rusak karena ulah pemain, penonton yang punya reaksi berbeda-beda dalam menanggapi apa yang terjadi pada pertandingan, pencahayaan yang menawan, hingga elemen-elemen lainnya. Yang lebih menarik, penonton dari setiap tim yang bermain di Barclays Premiere League punya yel-yel ikonik berbeda yang akan dikumandangkan selama jalannya pertandingan. Emosi setiap pemain pun tersirat dari wajah dan gerakan tubuh mereka, entah itu ketika berhasil mencetak gol, sakit karena kena tackle, kecewa saat gagal bikin gol, rasa tidak puas terhadap keputusan wasit, dan sebagainya. Hasilnya, atmosfer pertandingan lebih kuat dan realistis. Terkait gameplay, FIFA 15 hadir sekilas tak jauh berbeda dengan FIFA 14. Anda yang sempat mencicipi versi demo-nya mungkin bisa merasakannya juga. EA Sports ‘hanya’ mencoba menyempurnakan apa yang sudah pernah mereka buat, yang boleh dibilang, memang sudah bagus. Selama sekitar 3 jam kami mencicipinya sebelum membuat artikel preview ini, kami merasa AI rekan satu tim kini lebih baik. Pemain akan merespon apa yang coba Anda lakukan dan melakukan pergerakan yang efektif. Tak hanya itu, AI lawan pun jauh lebih pintar untuk mengantisipasi setiap langkah Anda. Satu hal yang cukup menarik perhatian adalah gerakan kiper saat menghalau bola. EA sendiri memang memberi perhatian khusus agar gerakan kiper tak lagi terlihat seperti dibuat-buat. Kami memang belum bisa bicara lebih banyak tentang berbagai fitur baru yang coba dihadirkan oleh EA. Selama beberapa jam mencoba, kami melihat akan banyak sisi positif dari game ini yang bisa membuatnya terlihat lebih menggoda. Penasaran? Beri kami waktu beberapa hari untuk mencoba lebih jauh, dan tunggu review lengkapnya pekan depan!

PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!

FIFA 15 Kick Off (In Menus) FIFA 15 Kick Off (In Menus) FIFA 15 Kick Off (In Menus) FIFA 15 Kick Off 0-0 CHE V PSG, 1st Half FIFA 15 Kick Off 0-0 MUN V JUV, 1st Half FIFA 15 Kick Off 0-0 MUN V JUV, 1st Half FIFA 15 Kick Off 0-2 BAR V REA, 1st Half FIFA 15 Kick Off 3-1 INT V MIL, 1st Half FIFA 15 (In Menus) FIFA 15 Intros (In Menus) FIFA 15 Intros 2-1 LIV V MCI, 2nd Half   FIFA 15 Intros 2-1 LIV V MCI, 1st Half

Review Roccat Kave XTD Military: Kualitas dan Kenyamanan yang Terjamin!

$
0
0
Roccat Kave XTD Stereo

Roccat Kave XTD Stereo

Roccat Kave XTD Military Tinggal menyebut nama Roccat, dan Anda akan menemukan brand dengan produk peripheral gaming dengan kualitas memang tidak perlu diragukan lagi di pasaran. Di sepanjang sejarah eksistensi mereka, Roccat selalu berhasil meluncurkan produk yang tidak hanya menghadirkan fitur yang mumpuni untuk mengakomodasi segala jenis tipe gamer yang ada di industri game, tetapi juga memastikan setiap dari mereka tampil dalam kualitas yang pantas untuk diacungi jempol. Tidak hanya diperkuat dengan jajaran mouse dan keyboard gaming mumpuni, Roccat juga menawarkan serangkaian produk audio dengan cita rasa gaming yang menarik di pasaran. Salah satu yang tiba di meja kami? Roccat Kave XTD Military. Seperti apa performa yang ia tawarkan?

Desain dan Fitur

Seperti nama yang ia usung, Roccat Kave XTD Military menghadirkan tema militer lewat kombinasi warna yang ia usung. Roccat Kave XTD Military? Melihat kata Military yang disematkan di bagian belakang nama ini mungkin Anda akan langsung menyimpulkan bahwa headset yang satu ini menawarkan varian lain yang berbeda. Sebuah kesimpulan yang pantas untuk diacungi jempol, mengingat Kave XTD memang hadir dengan tiga jenis pilihan yang berbeda – Military, Stereo, dan 5.1 Digital. Kave XTD military yang kami review ini bisa disejajarkan dengan XTD Stereo dan menawarkan identitas yang berbeda lewat desain yang ditawarkan. Sementara di sisi lain,  seperti nama yang ia usung, Kave XTD 5.1 Digital tentu saja hadir dengan komposisi kualitas audio yang lebih kompleks. Lantas bagaimana dengan nilai jual yang ditawarkan oleh Kave XTD Military ini sendiri? Secara desain, ia menampilkan desain garang yang tentu saja, sekaligus memperkuat statusnya sebagai sebuah headset gaming. Seperti nama yang ia usung, citra Militer meluncur dari pilihan warna yang ia usung. Walaupun secara desain garis besar, ia tidak banyak berbeda dibandingkan dengan Kave XTD Stereo, pilihan warnanya menjadi identitas utama. Kami kebeteulan mendapatkan varian warna – Camo Charge yang didominasi oleh warna hijau. Roccat Kave XTD Military Selain dua logo besar garang Roccat yang berada di kedua sisi driver, Roccat Kave XTD Military ini boleh dibilang tidak menawarkan sisi kosmetik yang kentara sama sekali. Anda tidak akan menemukan lampu LED yang akan menyala terang atau bersinergi dengan apapun yang tengah Anda lakukan di video game. Namun satu yang pasti, semua desain yang ia tawarkan akan memastikan sesi gaming Anda berjalan dengan kenyamanan yang optimal. Bahan kain di bagian pads menjamin kenyamanan maksimal. Walaupun hadir dengan bahan plastik, Roccat menjamin kualitas build dengan tingkat durabilitas tinggi. Desain ini juga menjadikan bebannya lebih ringan. Tidak hanya ukuran besar yang siap untuk memastikan telinga Anda tertutup penuh, yang tentu saja berimplikasi pada kualitas suara yang lebih bulat dan mendetail, Roccat Kave XTD Military juga menjadikan bahan kain yang halus di bagian pads untuk memastikan telinga Anda selalu berada di posisi yang paling nyaman. Bahan ini menjamin telinga Anda tidak akan mengalami tekanan berlebih sekaligus bebas keringat dan panas waluapun digunakan untuk waktu yang cukup lama. Sementara bahan dasar kerangkanya sendiri sayangnya, masih didominasi oleh bahan plastik, sementara headset lain mulai menjadikan bahan alumunium yang lebih ringan dan kuat sebagai basis. Walaupun demkian, terlepas dari bahan plastik yang ia usung, Roccat Kave XTD Military hadir dengan klaim bahwa mereka tetap akan mampu menawarkan tingkat durabilitas yang tinggi, bahkan untuk pemakaian dengan frekuensi tinggi sekalipun. Malahan, pemilihan bahan ini justru mendatangkan keuntungan tersendiri. Terlepas dari bentuk yang terhitung cukup besar, standar sebuah headset gaming, ia hadir dengan bobot yang cukup bersahabat. Untuk membantu pengaturan secara real-time, Anda juga diberikan sebuah audio control kecil yang mudah untuk dipahami. Sebuah audio control juga disematkan untuk memberikan kontrol secara real-time. Roccat Kave XTD Military Namun sayangnya, jika ada satu hal yang pantas dicatat dari Roccat Kave XTD Military ini adalah paket penjualan yang boleh dibilang, hadir sangat minimalis. Terlepas dari fakta bahwa ia mengusung konektor jack 3.5mm yang tentu saja langsung membuatnya relevan sebagai peripheral gaming yang tidak hanya akan berfungsi manis untuk PC, tetapi juga platform lain seperti Playstation 4 dan Nintendo Wii U, ia tidak mendukung fungsi tersebut. Roccat Kave XTD Military tidak menawarkan kabel Audio combo jack untuk mengintegrasikan fungsi headset dan mic di dalam satu konektor yang sama. Hasilnya? Anda harus membelinya secara terpisah, atau Anda terpaksa harus mengorbankan salah satu fungsi ketika dimaksimalkan di perangkat konsol gaming. Hal sama yang membuat kami tidak bisa menggunakannya untuk bermain Destiny yang notabene butuh audio + mic di saat yang sama. Sementara untuk Nintendo Wii U yang lebih berfokus pada audio in-game, Roccat Kave XTD Military masih bisa mengakomodasi kebutuhan tersebut. Lantas, spesifikasi teknis seperti apa yang diusung oleh Roccat Kave XTD Military ini?
  • Frequency response: 20-20.000Hz
  • SPL at 1kHZ: 115+/-2dB
  • Input power: 400mW
  • Drive diameter front: 50mm
  • Driver unit material: Neodymium magnet
  • Impedance: 32 Ω
  • Weight: 305gr
  • Cable Length: 2.5m

Review Naruto Shippuden – Ultimate Ninja Storm Revolution: Wajib untuk Penggemar Naruto!

$
0
0
Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (197)

Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (197)

Naruto Shippuden Ultimate Ninja Storm Revolution - jagatplay (169) Membicarakan game fighting berarti membicarakan sebuah genre di industri game yang mekanik gameplay-nya hanya berpusat pada satu tujuan sederhana – menundukkan lawan Anda dalam pertempuran yang seimbang. Namun bukan berarti semua game fighting menawarkan pengalaman setara. Ada game fighting yang memang didesain untuk tampil kompetitif, dimana kemampuan untuk menguasai karakter dan gerakan unik yang mereka miliki sangat bergantung pada kemampuan Anda – sebagai gamer untuk memahami gerakan, menghitung frame, hingga menghafal kombinasi combo yang mematikan. Sementara di sisi lain, ada game fighting yang didesain sekedar fun, sebagai pemuas basis fans franchise tertentu. Berbeda dengan versi game fighting pertama, ia memang didesain untuk sekedar menawarkan pengalaman bermain yang menyenangkan dan sinematik. Game teranyar dari Bandai Namco – Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm Revolution tampaknya masuk ke dalam kategori terakhir ini. Anda yang sempat membaca preview dari JagatPlay sebelumnya tentu saja sudah punya sedikit gambaran, daya tarik seperti apa yang ditawarkan oleh seri terbaru ini. Berbeda dengan seri-seri sebelumnya yang selalu meminta Anda untuk terus mengulang petualangan Naruto dari titik tertentu, Storm Revolution berusaha menjajal konsep yang berbeda. Tidak hanya itu saja, ada beberapa perubahan mekanik gameplay juga yang disuntikkan di dalamnya, membuat setiap pertarungan yang Anda jalani terasa jauh lebih epik dan dahsyat. Seperti klaim yang dilemparkan Bandai Namco sebelumnya, seri ini juga akan memuat konten-konten original, dari sisi cerita hingga karakter, tentu saja untuk memuaskan para penggemar manga dan anime Naruto sendiri. Seberapa efektif nilai jual yang satu ini? Ini lah yang menjadi pertanyaan utama. Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Ultimate Ninja Storm Revolution ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game wajib untuk penggemar Naruto? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Berbeda dengan seri Narutimate sebelumnya yang biasanya mengusung plot inti yang bisa dinikmati, Storm Revolution memutuskan untuk memecah pengalaman tersebut ke beragam bagian yang terpisah. Storm Revolution memang mengambil metode plot yang berbeda dibandingkan seri-seri Ultimate Storm lainnya. Tidak lagi meminta Anda untuk memulai kisah Naruto dari satu titik dan berakhir ke titik lain yang biasanya berada cukup jauh dari kondisi terakhir di versi manga atau anime-nya, konten cerita di Storm Revolution dipisah menjadi beberapa bagian, dengan fokus yang juga terbagi. Tidak ada lagi paksaan bagi Anda yang mengikuti alur cerita yang mungkin sudah Anda nikmati berulang kali. Namun ada dua mode yang bisa disimpulkan sebagai kompensasi mode cerita yang sudah lama mereka suntikkan ini. Mode pertama tentu saja adalah – Ninja World Tournament, yang meminta Anda untuk memilih satu dari sejumlah karakter yang disediakan untuk bertarung di Ninja World Tournament. Berlangsung di sebuah pulau terpisah bernama – Festival Island, seperti nama yang ia usung, Turnamen ini memang digelar oleh kelima negara ninja utama untuk memilih satu ninja terkuat di antara semua karakter ikonik Naruto yang ada. Tentu saja, mode yang satu ini tidak menempatkan diri dalam timeline utama cerita Naruto manapun. Di sini, Anda bisa bertemu dengan karakter yang mana saja, terlepas dari nasib yang membelenggu mereka di timeline cerita utama. Terbagi ke dalam beberapa chapter, mode yang satu ini juga memungkinkan karakter yang Anda gunakan untuk melakukan sedikit eksplorasi, menyelesaikan beragam side-quest yang diberikan, berbelanja, serta kesempatan untuk membuka lebih banyak karakter yang bisa digunakan di mode pertempuran. Ada Ninja World Tournament yang bercerita tentang pertempuran untuk menjadi ninja terbaik. Timeline cerita utama Naruto tidak memiliki pengaruh sama sekali di mode yang satu ini. Selain Ninja World Tournament, satu mode cerita ekstra juga dirilis untuk memperkuat latar belakang karakter baru - Mecha Naruto yang unik. Di luar Ninja World Tournament, Storm Revolution juga mengusung satu ekstra konten cerita super unik yang sekaligus menjadi masa perkenalan untuk karakter baru original yang disuntikkan ke dalam game yang satu ini. Menyambut Ninja World Tournament yang kian mendekat, perjalanan Naruto dan Hinata ke Festival Island justru berujung pada satu misteri besar yang sulit terpecahkan. Mereka tiba-tiba bertemu dengan sebuah mecha dengan wujud yang begitu lekat dengan sosok Naruto, yang ternyata, juga tidak memiliki ingatan sama sekali mengenai eksistensi dirinya sendiri. Kebingungan dan jatuh hati pada sosok Hinata, robot yang dipanggil sebagai “Mecha-Naruto” ini memutuskan untuk bergabung dengan sang versi originalnya. Namun sayangnya, penerimaan yang tidak terlalu bersahabat dari Leaf Village membuat Mecha Naruto mengambil sebuah langkah penuh keputusasaan. Iri dengan sosok Naruto yang begitu dihormati dan dicintai oleh semua orang, ia memutuskan untuk menggunakan jutsu terakhirnya dan bertukar tubuh untuk merasa diterima. Lantas, bagaimana drama ini akan berakhir? Anda harus mencicipi Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm Revolution ini untuk mengetahui jawabannya. Selain kedua mode tersebut, Storm Revolution juga menghadirkan satu mode cerita ekstra bernama Ninja Escapades. Selain dua mode tersebut, Storm Revolution juga mengusung satu mode baru – Ninja Escapades yang berisikan tiga konten utama yang akan membuat sebagian besar penggemar Naruto jatuh hati. Apa saja isinya? Kita akan bahas lebih dalam di sesi berikutnya.

Review FIFA 15: Selangkah Menuju Kesempurnaan!

$
0
0
FIFA 15 Kick Off (In Menus)

FIFA 15 Kick Off (In Menus)

FIFA 15 Intros Sepak bola. Olahraga yang satu ini memang punya penggemar segudang di seluruh dunia. Tak peduli usia, tak peduli gender, dan tak peduli dari kalangan apapun, sepak bola seolah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Tidak hanya pertandingan di liga-liga papan atas Eropa di dunia nyata, penggemar sepak bola biasanya juga menyukai game simulasi dari olahraga tersebut. Bahkan, meski mengaku bukan seorang gamer, biasanya seorang pencinta bola tetap tak akan menolak saat diajak bermain FIFA atau PES. Dengan dimulainya musim yang baru, tidak hanya klub sepak bola yang sibuk jual beli pemain dan menyiapkan strategi untuk menyambut pertandingan selanjutnya. Setiap tahunnya baik EA Sports maupun Konami juga berusaha mengembangkan game andalannya untuk memberikan yang terbaik agar gamer bisa merasakan pengalaman game simulasi sepak bola se-realistis mungkin. Satu yang telah terlihat hasilnya adalah EA Sports melalui FIFA 15. Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentunya sudah memiliki sedikit gambaran tentang apa saja hal baru yang ditawarkan FIFA 15. Atau mungkin, sudah ada sebagian dari Anda yang telah membeli dan memainkan game ini? Ya, harus diakui, EA Sports memang berhasil menghadirkan berbagai peningkatan yang, beberapa diantaranya, bisa langsung terlihat oleh mata ketika pertama kali mencobanya.

Visual dan Atmosfer Pertandingan yang Lebih Baik

Terlihat lebih sinematik FIFA 15 Kick Off 0-0 GER V ITA, 1st Half FIFA 15 Kick Off 0-0 GER V ITA, 1st Half Ini yang kami sebut peningkatan yang mudah dideteksi oleh mata. Secara visual, EA Sports memang mampu membuat FIFA 15 tampil menjadi game simulasi sepak bola yang memanjakan mata. Seperti yang kami sebutkan di artikel preview, EA memperhatikan hingga hal-hal terkecil demi mewujudkan sebuah atmosfer yang mendekati kenyataan. Sebut saja rumput di lapangan yang nampak detail, bergoyang, dan bahkan bisa rusak seiring kerasnya pertandingan. Singkatnya, bukan lagi sekadar karpet berwarna hijau yang digelar dari satu gawang ke gawang lainnya. Rumputnya.... Penonton yang merupakan salah satu faktor penting untuk mewujudkan suasana layaknya pertandingan sesungguhnya pun turut menjadi ocus pengembangan EA. Baik penampilan maupun reaksi mereka dalam menanggapi jalannya pertandingan cukup beragam, dan eksplosif. Saat Anda bermain sebagai tuan rumah dimana para fans tumpah ruah memenuhi stadion, saat-saat mencetak gol menjadi yang paling membuat adrenaline bergejolak. Apalagi, ketika gol terjadi kamera bergetar seakan-akan akibat teriakan menggelegar dari para penonton. FIFA 15 Kick Off 0-0 GER V ITA, 1st Half Semangat penonton membuat pertandingan semakin membara Yang lebih menarik, semua tim yang berlaga di Barclays Premier League menawarkan suasana stadion yang otentik dengan yel-yel khas masing-masing tim. Elemen-elemen lainnya pun coba dihadirkan senyata mungkin. Pencahayaan yang lebih baik mampu menggambarkan setting waktu dengan akurat. Siang, sore, atau malam, Anda akan dengan mudah melihat perbedaannya. Beralih ke cuaca, di kala hujan Anda juga bisa melihat percikan air ketika pemain berlari atau menendang bola. Meski begitu, ada kalanya pula efek-efek tersebut muncul di saat yang tidak pas. Anda bisa melihatnya lebih jelas lewat replay. Nampak rumput-rumput yang terangkat akibat tendangan Rooney. Ini merupakan salah satu bukti EA memperhatikan hingga hal-hal kecil Percikan air yang muncul ketika pemain berlari di tengah hujan

Preview Shadow of Mordor: Inovasi di Genre Action!

$
0
0
Shadow of Mordor JagatPlay (66)

Shadow of Mordor JagatPlay (66)

Shadow of Mordor JagatPlay (32) Lewat tulisannya, J.R.R Tolkien tidak hanya membangun sebuah saga cerita, tetapi sebuah semesta fantasi yang luar biasa. Sebagian besar dari kita mungkin mengenal kisah yang ia rangkai lewat Lords of the Rings atau The Hobbits yang memang sudah diadaptasikan menjadi film layar lebar, namun dunia yang ditawarkan Tolkien jauh lebih luas. Potensi inilah yang akhirnya mendorong banyak developer untuk menawarkan kisah-kisah yang berbeda lewat beragam media hiburan lainnya, termasuk video game. Beberapa game yang membawa tema Lords of the Rings meluncur dan beberapa tampil begitu memesona. Namun jika kita membicarakan seri yang paling diantisipasi, maka pilihan tersebut mengarah pada satu nama yang dikembangkan oleh Monolith Productions – Shadow of Mordor. Setelah penantian yang cukup lama, kesempatan untuk mencicipi game ini akhirnya tiba!

Kesan Pertama

Secara visual, Shadow of Mordor memang tidak memperlihatkan kualitas visual yang fantastis, walaupun secara garis besar, memang masih pantas menyandang predikat sebagai game generasi terbaru. Sayangnya, kami pribadi belum sempat mengunduh HD Texture Pack yang disertakan sebagai konten DLC gratis karena keterbatasan waktu. Dari setting Ultra mentok kanan yang kami suntikkan di screenshot, game ini tetap tampil memanjakan mata. Satu hal yang pantas untuk diacungi jempol, Mordor terlihat sangat dramatis lewat efek tata cahaya dan beragam cuaca dinamis yang disertakan di dalamnya. Bertempur melawan para Uruk-hai di tengah guyuran hujan deras seolah kian menambahkan level epicness yang ada. Jadi sistem gameplay seperti apa yang ditawarkan oleh Shadow of Mordor ini? Walaupun sempat dituduh meniru Assassin’s Creed, namun secara garis besar, mekanik pertempuran yang diusung game ini lebih condong mengacu para seri Batman Arkham yang diracik oleh Rocksteady Studios. Melakukan kombinasi serangan dengan satu tombol sembari bersiaga melakukan counter, semua gerakan tampil begitu halus. Anda juga berkesempatan untuk membunuh para Uruk-hai dan Orc ini secara instan begitu Anda mencapai titik streak serangan tertentu, lewat animasi yang juga tidak kalah brutal dan epik. Ditawarkan sebagai game open-world, Anda diberi kebebasan untuk menjelajahi Mordor dan melakukan apapun yang Anda inginkan sejak awal. Lantas apa yang membuat kami menyebutnya sebagai sebuah game action yang inovatif? Tentu saja, lewat implementasi sistem baru – Nemesis System yang menjadi kekuatan utama Shadow of Mordor. Setiap musuh yang Anda temui akan berbagi satu hubungan yang unik dengan Anda. Mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi figur yang lebih signifikan di dalam heirarki pasukan Sauron lewat beragam aksi mereka sendiri, dari pengkhianatan terhadap anggota pasukan Uruk-hai yang lain, hingga dianggap pahlawan karena berhasil “membunuh” Anda. Setiap pasukan yang berhasil naik pangkat akan menghasilkan konskuensi ekstra yang tentu saja akan membuat tindak tanduk Anda di Mordor menjadi lebih sulit. Walaupun tidak mengusun mode multiplayer online, Anda juga bisa berburu Uruk-hai yang disinyalir berhasil membunuh user lain lewat sebuah misi unik – Vengeance. Tidak hanya kebebasan untuk melakukan eksplorasi, segudang side mission yang ditawarkan oleh Shadow of Mordor ini bahkan cukup untuk membuat Anda sibuk, bahkan cenderung mengabaikan misi utama, seperti yang terjadi pada kami. Semakin banyak side mission yang Anda berhasil selesaikan, semakin besar juga kesempatan untuk memperkuat Talion – karakter utama yang kita gunakan. Selain sistem experience points dan skill tree untuk menghadirkan lebih banyak variasi gerakan dan serangan yang lebih efektif, Talion juga bisa memperkuat diri lewat upgrade senjata dan implementasi Rune untuk menghasilkan efek buff tersendiri. Tidak hanya itu saja, lewat mata uang yang bisa didapatkan dari misi-misi ini, Talion juga bisa memperkuat berbagai atribut dirinya sendiri. Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, apalagi dengan segudang side mission yang ia tawarkan, izinkan kami melemparkan serangkaian screenshot “Ultra” di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran. One does simply walk into Mordor dan kill everything..

PS: Klik Gambar untuk Memperbesar

Shadow of Mordor JagatPlay (3) Shadow of Mordor JagatPlay (19) Shadow of Mordor JagatPlay (45) Shadow of Mordor JagatPlay (62) Shadow of Mordor JagatPlay (66) Shadow of Mordor JagatPlay (74) Shadow of Mordor JagatPlay (106) Shadow of Mordor JagatPlay (111) Shadow of Mordor JagatPlay (119) Shadow of Mordor JagatPlay (127) Shadow of Mordor JagatPlay (130) Shadow of Mordor JagatPlay (131) Shadow of Mordor JagatPlay (134) Shadow of Mordor JagatPlay (169) Shadow of Mordor JagatPlay (193)

Upcoming Game Release: Oktober 2014

$
0
0
upcoming-release-game-okt2014-600x337

upcoming-release-game-okt2014-600x337

upcoming-release-game-okt2014 Salah satu bulan yang paling diantisipasi di tahun 2014 ini, akhirnya tiba juga! Oktober memang sempat menjadi bulan penuh dilema beberapa waktu lalu. Bagaimana tidak? Sebagian besar publisher sempat merencanakan untuk merilis game-game andalan mereka di bulan kesepuluh ini, dengan waktu yang saling berdekatan. Untungnya, seiring dengan berjalannya tahun 2014, game-game yang sempat hendak meluncur bulan ini perlahan namun pasti mulai tersebar ke bulan-bulan berikutnya, bahkan ada yang ditunda hingga awal tahun 2015 mendatang. Walaupun demikian, bukan berarti bulan Oktober 2014 ini akan kehilangan game-game keren yang pantas diantisipasi. Malahan, ia akan menyuguhkan cukup banyak konten keren untuk membuat Anda sibuk sepanjang bulan ini. A great time for gamers, for sure..  

3 Oktober 2014

 

Assassin’s Creed: Birth of the New World – American Saga

ac birth of a new world
  • Genre: Action
  • Platform: Playstation 3, Xbox 360, PC

Super Smash Bros. 3DS

super smash bros 3ds
  • Genre: Fighting
  • Platform: Nintendo 3DS
 

5 Oktober 2014

 

Skylanders: Trap Team

skylanders trap team
  • Genre: Adventure
  • Platform: Playstation 3, Playstation 4, Nintendo Wii, Nintendo Wii U, Xbox 360, Xbox One, Nintendo 3DS

Alien: Isolation

aliens isolation
  • Genre: Survival Horror
  • Platform: Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, PC

Driveclub

Driveclub announcement trailer (5)
  • Genre: Racing
  • Platform: Playstation 4

NBA 2K15

NBA 2k15 pc
  • Genre: Sports
  • Platform: Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, PC

Project Spark

project spark
  • Genre: Simulation
  • Platform: Xbox One, Xbox 360, PC

Styx: Master of Shadows

styx
  • Genre: Action
  • Platform: Playstation 4, Xbox One, PC
 

9 Oktober 2014

 

Final Fantasy XIII

ff xiii pc2
  • Genre: RPG
  • Platform: PC
 

10 Oktober 2014

 

Ryse: Son of Rome

ryse pc
  • Genre: Action
  • Platform: PC
 

14 Oktober 2014

 

Borderlands: The Pre-Sequel!

borderlands pre sequel
  • Genre: Action
  • Platform: Playstation 3, Xbox 360, PC

Defense Grid 2

defense grid 2
  • Genre: Tower Defense
  • Platform: PC

Senran Kagura: Shinovi Versus

senran kagura shinovi versus
  • Genre: Adventure
  • Platform: PS Vita

Sleeping Dogs: Definitive Edition

Sleeping Dogs Definitive Edition jagatplay first gameplay (4)
  • Genre: Action
  • Platform: Playstation 4,  Xbox One, PC

The Evil Within

The Evil Within new trailer pax east (25)  
  • Genre: Survival Horror
  • Platform: Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One, PC

Preview Hyrule Warriors: Zelda yang Berbeda!

$
0
0
Hyrule Warriors jagatplay (38)

Hyrule Warriors jagatplay (38)

Hyrule Warriors jagatplay (1) Perlahan namun pasti, Nintendo Wii U mulai menemukan kekuatannya kembali sebagai konsol generasi terbaru Nintendo. Sempat berkutat dengan minimnya jumlah game ekslusif yang mampu memperkuat nilai jual konsol, yang nyatanya, memang tidak mampu bersaing dengan performa Playstation 4 dan Xbox One, Wii U akhirnya kian mematangkan diri di tahun 2014 ini. Segudang jumlah game yang selama ini begitu dinantikan, dari Mario Kart 8 hingga Bayonetta 2 dipersiapkan. Namun ada satu game yang cukup menarik perhatian, karena pendekatan berbeda yang berusaha ditempuh Nintendo terlepas dari identitas franchise yang sudah tumbuh menjadi “legenda” tersendiri. Bekerja sama dengan Koei Tecmo, Nintendo akhirnya merilis Hyrule Warriors ke pasaran.

Kesan Pertama

Berbeda dengan sebagian besar game Legend of Zelda yang selama ini kita kenal, Hyrule Warriors boleh terbilang “unik”. Tidak lagi mengusung genre action adventure seperti pada seri-seri sebelumnya, Hyrule Warriors adalah sebuah proyek Musou milik Koei Tecmo yang “meminjam” semesta game klasik yang satu ini. Anda akan bertarung dengan ribuan musuh, menundukkan mereka tanpa rintangan, dengan serangan spesial sinematik untuk efek yang lebih destruktif, dan misi berbasis kawasan. Jika bisa disimpulkan, ini adalah game Dynasty Warriors yang berbasiskan dunia Zelda, dan tidak lebih. Secara visual, ini adalah kesempatan pertama untuk melihat sosok Link dan Zelda di layar resolusi 1080p, dan Koei Tecmo berhasil mengeksekusi hal tersebut dengan sangat baik. Walaupun ada beberapa keluhan di dunia maya soal kualitas visual yang turun begitu permainan dua orang dijalankan, kami sendiri sayangnya, belum sempat menjajal hal tersebut. Apakah ini berarti Hyrule Warriors hanya sekedar Dynasty Warriors yang berganti skin saja? Tentu saja tidak. Terlepas dari mekanik utama permainan yang terhitung serupa, ada beberapa penyeseuaian di Hyrule Warriors yang mampu melahirkan cita rasa unik tersendiri. Salah satunya adalah Boss dan Mini Boss yang Anda hadapi. Alih-alih sekedar membabi buta menyerang, mereka kini butuh strategi tersendiri untuk ditundukkan. Beragam item yang harus digunakan di saat tertentu juga jadi catatan tersendiri. Untuk sebuah kesan pertama, Hyrule Warriors tampil super menyenangkan, sebuah game yang tampaknya siap untuk menyita waktu permainan Anda untuk waktu yang lama, tanpa disadari. Itupun jika Anda termasuk gamer yang cukup terbuka dengan konsep gameplay repetitif, dengan kekuatan permainan yang tidak terlalu berfokus di cerita. Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, izinkan kami menyajikan segudang screenshot terbaru di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran. Unique experience.. Hyrule Warriors jagatplay (7) Hyrule Warriors jagatplay (9) Hyrule Warriors jagatplay (27) Hyrule Warriors jagatplay (56) Hyrule Warriors jagatplay (76) Hyrule Warriors jagatplay (98) Hyrule Warriors jagatplay (119) Hyrule Warriors jagatplay (168) Hyrule Warriors jagatplay (171) Hyrule Warriors jagatplay (202) Hyrule Warriors jagatplay (212) Hyrule Warriors jagatplay (251) Hyrule Warriors jagatplay (252)

Review Shadow of Mordor: Salah Satu Game Open-World Terbaik!

$
0
0
Shadow of Mordor - JagatPlay part 2 (3)

Shadow of Mordor - JagatPlay part 2 (3)

Shadow of Mordor JagatPlay (32) Lords of the Rings boleh terbilang sebagai salah satu karya yang seringkali diadaptasikan oleh industri hiburan modern. Semesta kompleks yang diciptakan Tolkien ini tidak hanya dilahirkan kembali dalam wujud sebuah film Hollywood berbudget besar yang epik, tetapi juga video game. Menariknya lagi, pendekatan berbeda terus dilakukan, melahirkan varian game Lords of the Rings dari beragam genre, dari sekedar action hack and slash, RPG, MMO, hingga MOBA sekalipun. Pendekatan baru ditawarkan oleh developer dari seri game FPS ternama F.E.A.R – Monolith. Lewat proyek Middle-earth: Shadow of Mordor, mereka menjajal sebuah konsep Lords of the Rings yang berbeda dan unik di saat yang sama. Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah punya sedikit gambaran tentang konsep seperti apa yang ditawarkan oleh Shadow of Mordor ini. Dilepas begitu saja di medan pertempuran Mordor yang berbahaya, gamer memang sudah diberi kebebasan untuk melakukan eksplorasi dengan optimal sejak awal permainan. Mekanik pertempuran yang intuitif dan mungkin terasa familiar untuk gamer yang sempat menjadi seri Batman Arkham di masa lalu menjadi nilai jual tersendiri. Didukung dengan kualitas visual yang cukup memanjakan mata, Shadow of Mordor berhasil menawarkan kesan pertama yang begitu kuat. Apalagi implementasi Nemesis System-nya yang terhitung luar biasa. Lantas, bagiamana dengan performa game ini secara keseluruhan? Mengapa kami menyebutnya sebagai salah satu game open-world terbaik? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Anda akan berperan sebagai Talion, seorang Ranger dari Gondor yang ditugaskan menjadi Black Gate. Selamat datang di Mordor, dimana keputusasaan, kegelapan, dan kematian menjadi satu-satunya jalan untuk “menikmati” hari. Tidak ada yang lebih mengerti konsep ini tampaknya, selain Talion – seorang Ranger dari Gondor yang ditugaskan untuk menjaga dan mengawasi Black Gate. Middle-earth memang tengah berada dalam kondisi berbahaya setelah Sauron, perlahan namun pasti, mulai menghimpun kekuatan pasukan baru yang sebagian besar berisikan para Orc dan Uruk Hai. Malang nasib bagi Talion, ini juga menjadi akhir dari hidup bahagianya. Menjadi target serangan dari tiga orang petinggi pasukan Sauron – The Black Captains yang beranggotakan Hammer of Sauron, Tower of Sauran, dan Black Hand of Sauron, Talion harus berjuang untuk memastikan dua orang yang paling ia cintai, sang istri – Loreth dan anak – Dirhael selamat dari invasi mengejutkan yang satu ini. Talion dikurbankan dalam sebuah ritual untuk memanggil raja para Elf – Celebrimbor yang akan memiliki peran signifikan untuk membantu perang yang dikobarkan Sauron. Namun alih-alih bergabung dengan The Black Captain, Celebrimbor justru merasuk ke dalam tubuh Talion, membuatnya selamat dari kematian. Namun sebagai konsekuensinya, Celebrimbor pun kehilangan ingatan masa lalunya. Tidak ada yang bisa menjelaskan mengapa Sauron begitu menginginkan dirinya. Diserang oleh tiga komandan tinggi Sauron, Talion harus melihat sang anak dan istri tercinta tewas di depan mata. Ia juga nyaris menjadi korban ritual untuk memanggil sang raja Elf - Celebrimor. Namun alih-alih memasuki raga The Black Hand of Sauran, Celebrimbor justru terjebak di tubuh Talion dan menyelamatkannya dari kematian. Berbagi satu tubuh yang sama, baik Talion dan Celebrimbor pun berangkat menunaikan tugas suci mereka. Misi utama Talion sudah begitu jelas, mencari para The Black Captains dan menghabisi ketiga-tiganya. Sementara Celebrimbor berusaha menemukan kembali identitas dirinya dan tentu saja alasan, mengapa ia terlihat dan terdengar begitu signifikan bagi rencana Sauron untuk menguasai Middle-Earth. Kedua jiwa berbeda dalam satu tubuh ini pun berusaha menaklukkan Mordor dengan agenda mereka masing-masing. Talion berfokus pada misi balas dendam. Sementara Celebrimbor hendak mencari siapa ia sebenarnya dan mengapa Sauron sangat tertarik dengannya. Namun perjuangan mereka tentu saja tidak akan mudah. Ribuan pasukan Orc dan Uruk Hai sudah menunggu, menjadi penghalang antara Talion dan The Black Hand of Sauron. Lantas, mampukah Talion menyelesaikan misi balas dendamnya? Siapa pula Celebrimbor ini dan mengapa ia begitu penting di mata Sauron? Ancaman seperti apa yang harus mereka hadapi di sepanjang perjalanan? Semua jawaban dari pertanyaan tersebut tentu saja bisa Anda jawab dengan memainkan Shadow of Mordor ini.

Menjajal Demo Bayonetta 2: Antisipasi Kian Menguat!

$
0
0
Bayonetta 2 Demo JagatPlay (130)

Bayonetta 2 Demo JagatPlay (130)

Bayonetta 2 Demo JagatPlay (1) Berita buruk, ini mungkin kesan pertama yang meluncur ketika mendegar pengumuman eksistensi Bayonetta 2 untuk pertama kalinya beberapa tahun yang lalu. Reaksi yang tentu saja sangat dimengerti mengingat keputusan Platinum Games untuk merilis seri sekuel yang cukup diantisipas ini hanya untuk Nintendo Wii U saja. Keputusan yang cukup absurd mengingat seri pertama Bayonetta justru tampil solid di konsol kompetitor – Playstation 3 dan Xbox 360. Untungnya, perlahan namun pasti, Platinum sedikit latar belakang di balik keputusan ini, yang sangat bisa dimengerti. Diabaikan dan diacuhkan oleh SEGA, ditolak oleh publisher raksasa yang lain, hanya Nintendo saja lah yang membuka tangan untuk menerima ambisi Platinum untuk mengembangkan Bayonetta 2. Namun sebagai gantinya, penyihir sensual yang satu ini harus menetap di Nintendo Wii U. Tampil sebagai salah satu game action hack and slash yang paling diantisipasi tahun ini, Bayonetta 2 memang memperlihatkan beberapa kali demo gameplay yang solid. Bayonetta yang sudah tumbuh menjadi karakter yang begitu ikonik ini tidak hanya memperlihatkan desain baru, tetapi juga melemparkan beragam kombinasi serangan yang lebih mematikan. Pertarungan melawan monster kolosal dengan ukuran yang begitu masif menjadi salah satu bagian yang sering diperlihatkan, dengan Bayonetta yang kini juga mampu mengakses kekuatan yang sama. Setelah penantian yang cukup lama, kesempatan untuk mencicipi Bayonetta 2 secara langsung akhirnya tiba juga. Nintendo secara resmi merilis demo berdurasi cukup pendek untuknya. Lantas impresi pertama seperti apa yang ditawarkan? “Review” demo singkat ini akan membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran.

Visual yang Tidak “Wah”

Secara visual, Bayonetta 2 boleh dibilang tidak istimewa, bahkan cenderung "usang". Nintendo Wii U memang hadir dengan spesifikasi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan dua kompetitor utama – Playstation 4 dan Xbox One, terlepas dari statusnya sebagai konsol generasi terbaru dari Nintendo. Dengan performa yang justru lebih mendekati Playstation 3 dan Xbox 360, menjadi sesuatu yang sangat rasional untuk tidak menilai Bayonetta 2 hanya dari kualitas visualisasi yang ia tawarkan. Walaupun Anda cukup merasa segar dengan desain baru Bayonetta dan semua hal epik yang terjadi di sekitar Anda, Bayontta 2 harus diakui hadir dengan kualitas visualisasi yang tidak istimewa, bahkan cenderung “usang”. Tidak banyak detail yang bisa ditangkap, tekstur resolusi rendah dimana-mana, dan anti-aliasing yang sepertinya tidak hadir sama sekali, Bayonetta 2 akan jadi mimpi buruk tersendiri bagi Anda yang memang lebih mencintai sisi grafis untuk bisa menikmati sebuah game. Apalagi jika Anda terbiasa dengan game-game AAA dari konsol generasi baru atau PC selama beberapa bulan terakhir ini. Sebagai sebuah demo sebuah game yang akan dirilis ke pasaran dalam hitungan minggu, hampir mustahil tampaknya bagi Platinum atau Nintendo sendiri untuk menawarkan sesuatu yang berbeda di versi retail nanti. Anda akan menemukan pemandangan low-texture di mana-mana. Hal yang sama terjadi di cut-scene maupun gameplay. Kompensasinya? Gameplay berjalan di 60fps, tentu saja sesuatu yang esensial untuk game hack and slash seperti Bayonetta. Pertukaran yang cukup adil, di mata kami. Berita baiknya, kualitas visual yang tidak terlalu memesona ini mendapatkan kompensasi yang akan membuat gamer pencinta genre hack and slash bergembira. Benar sekali, Bayonetta 2 berjalan penuh di 60fps, memastikan Anda mampu mengeksekusi beragam serangan kombo mematikannya dengan penuh kepercayaan diri. Walaupun demo ini tidak memperlihatkan skenario pertempuran yang hectic dengan jumlah musuh yang terlalu banyak, namun dengan begitu banyak hal yang terjadi di latar belakang, demo ini mampu berjalan cukup stabil di framerate tersebut. Pertukaran yang cukup bisa ditoleransi, apalagi mengingat performa Wii U di atas kertas yang memang tidak terlalu istimewa. Tentu saja, seperti game-game Wii U kebanyakan, Anda bisa mencicipi game ini via monitor atau layar gamepad yang ada, tergantung selera Anda.

Review Roccat Kone XTD: Kustomisasi Tanpa Batas!

$
0
0
Roccat Kone XTD

Roccat Kone XTD

Roccat Kone XTD Peripheral gaming perlahan namun pasti, mulai tumbuh menjadi sesuatu yang esensial, apalagi di tengah merebaknya game-game yang menjadikan unsur kompetitif sebagai nilai jual utama. Walaupun sempat dicurigai sekedar sebagai “gimmick” tanpa pengaruh yang signifikan ketika bermain game, sebagian besar peripheral yang menyandang status gaming saat ini mulai berhasil membuktikan diri. Tidak hanya sekedar menawarkan kualitas desain yang membuatnya terlihat mencolok dibandingkan produk konvensional pada umumnya, sebagian peripheral ini juga didukung dengan komponen, fitur, dan fungsi yang mampu membuat pengalaman bermain menjadi jauh lebih maksimal. Salah satu nama yang selalu diasosiasikan dengan kekuatan tersebut? Tidak lain dan tidak bukan, Roccat.  Sang produsen dengan logo keren tersebut menawarkan satu jajaran produk mouse gaming yang sulit ditolak pesonanya – Roccat Kone XTD yang akhirnya mampir di meja redaksi JagatPlay. Seperti apa performa yang ditawarkan?

Desain dan Fitur

Secara garis besar, desain yang ditawarkan Roccat Kone XTD serupa dengan seri Kone original. Sebagian besar Anda yang sudah mengenal jajaran produk Roccat tentu tidak akan asing lagi dengan desain yang ditawarkan oleh Roccat Kone XTD ini. Secara garis besar, hampir tidak ada perbedaan signifikan dari sisi desain yang ditawarkan Kone XTD ini dengan produk Roccat Kone yang sempat dirilis beberapa tahun yang lalu. Berhasil merebut banyak penghargaan sebagai salah satu mouse gaming terbaik dan ternyaman, Roccat tampaknya cukup percaya diri untuk mempertahankan kualitas desain yang sama di produk terbaru mereka ini. “If it ain’t broke, don’t fix it..”, tampaknya menjadi mental Roccat ketika mengembangkan varian terbaru – Kone XTD ini. Jika mengusung kualitas desain yang sama, lantas apa yang membuat keduanya berbeda? Upgrade mungkin menjadi kalimat yang pantas menjelaskan hubungan antara Roccat Kone dan Roccat Kone XTD. Roccat Kone XTD mengusung beberapa spesifikasi dan fitur baru yang sebelumnya tidak ada di versi Kone original, yang secara otomatis, membuatnya tampil sebagai peripheral gaming yang tidak hanya bisa diandalkan namun lebih adaptif. XTD menyempurnakan nilai jual yang sempat membuat Kone tampil begitu luar biasa. Roccat Kone XTD hadir dengan tingkat DPI lebih tinggi, diperkuat dengan processor berbasis Arm, onboard memory lebih banyak, dan teknologi baru – TitanWheel. Desain sama, performa yang lebih baik, inilah yang berusaha ditawarkan oleh nama “XTD” ini. Hadir sebagai penyempurnaan dari versi originalnya, Kone XTD hadir dengan beberapa peningkatan fungsi dan fitur. Desain bentuk yang ergonomis dengan balutan warna hitam yang elegan, ia memperlihatkan identitas peripheral gaming yang cukup kuat. Anda yang belum pernah menjajal Roccat Kone sebelummya akan mudah jatuh hati dengan mouse yang satu ini. Desain yang konvensional dan menjadikan kenyamanan sebagai nilai jual paling utama, Roccat Kone XTD tampil super elegan. Warna hitam dan logo besar yang menyelimuti bagian belakangnya juga meninggalkan kesan garang, cukup untuk membuat identitasnya sebagai peripheral gaming tercermin kuat untuk siapapun yang melihatnya untuk pertama kali. Sementara dari sisi fungsi, ia hadir dengan jumlah tombol standar yang biasanya diusung oleh mouse gaming saat ini. Lima tombol di bagian tengah untuk tiga fungsi utama, termasuk tombol untuk mengatur tingkat sensitivitas secara instan, dan dua timbol ekstra di bagian sisi untuk mengakses fungsi lain secara instan yang bisa Anda kustomisasi nantinya. Semuanya berada di dalam posisi yang nyaman untuk diakses, tanpa perlu meninggalkan rasa canggung. Logo garang Roccat yang disematkan di bagian belakang. Sisi kosmetik lewat garis LED yang disematkan di kedua sisi mouse. Roccat Kone XTD juga hadir dengan ekstra sisi kosmetik yang unik. Berbeda dengan mouse kompetitor yang sebagian mungkin menyematkan lampu LED di bagian tertentu, seperti logo misalnya, Roccat menyematkan ekstra LED tersebut di kedua sisi bagian mouse dengan kemampuan kustomisasi yang bisa juga disebut sebagai nilai jual ekstra. Lantas spesifikasi seperti apa yang akan diusung oleh Roccat Kone XTD ini?
  • Pro-Aim Laser Sensor R3 with up to 8200dpi
  • 1000Hz polling rate
  • 1ms response time
  • 12000fps, 10.8megapixel
  • 30G acceleration
  • 8m/s (150ips)
  • 16-bit data channel
  • 1-5mm Lift off distance
  • Tracking & Distance Control Unit
  • 72MHz Turbo Core V2 32-bit Arm based MCU
  • 576kB onboard memory
  • Zero angle snapping/prediction
  • 8m braided USB cable

Roccat Kone XTD, Seberapa Nyaman?

Roccat Kone XTD, Seberapa Nyaman? Tidak ada mouse yang lebih nyaman di tangan gamer selain mereka yang menawarkan desain bentuk mouse konvensional, Roccat tampaknya mengerti akan hal tersebut. Roccat Kone XTD bisa disebut menawarkan dseain yang ergonomis, memastikan tangan Anda tetap nyaman menggenggam peripheral ini walaupun harus terlibat dalam sesi gaming yang lama. Didominasi plastik dengan absennya bahan karet di kedua sisi memang meninggalkan kesan yang licin, apalagi jika tangan Anda terhitung mudah berkeringat. Namun untungnya, bentuk yang ia tawarkan akan memastikan Anda tetap mampu melakukan grip mouse dengan nyaman, tanpa menghasilkan banyak masalah. Jumlah tombol seperti layaknya mouse gaming saat ini, posisi yang proporsional membuatnya bisa diakses tanpa rasa canggung. Diklaim hadir dengan teknologi bernama Titan Wheel, bagian scroll ini terasa presisi dan nyaman digunakan. Tombol yang ditawarkan juga diposisikan dalam jarak yang sangat proporsional, bisa diakses tanpa perlu merasa canggung. Menariknya lagi? Roccat juga mengklaim bahwa Kone XTD ini hadir dengan teknologi baru untuk bagian scroll wheel – yang disebut sebagai Titan Wheel. Bagian yang memang seringkali bermasalah di mouse gaming lain ini diklaim dibangun dengan komponen yang lebih kuat dan tahan lama. Ia juga diklaim mampu menghadirkan presisi gerakan yang jauh bisa lebih diandalkan. Sayangnya, bagi kami pribadi, tidak ada kata yang bisa lebih mendefinisikan Titan Wheel ini selain nyaman untuk diguanakan. Terasa pas ketika diputar, mentranslasikan apa yang Anda inginkan dengan sangat baik, salah satu sensasi scroll wheel yang pernah kami rasakan. That’s it.. Berita baik untuk Anda yang cukup sensitif dengan masalah berat mouse untuk mendapatkan sensasi grip yang lebih baik, Roccat Kone XTD juga memfasilitasi hal ini. Dengan menggunakan pemberat yang tersedia dan proses pergantian yang tidak sulit, Anda bisa mendapatkan ekstra modifikasi untuk mendapatkan berat yang menurut Anda, paling nyaman. Dengan semua teknologi yang ia suntikkan dan tingkatkan dari versi Kone original, XTD tentu saja memastikan performa yang cukup untuk memfasilitasi semua kebutuhan gaming Anda. Tingkat sensivitas yang lebih tinggi membuatnya adaptif terhadap genre gaming yang memang menjadikannya sebagai sebuah elemen yang esensial. Translasi perintah yang Anda lemparkan untuk setiap klik yang ada juga sangat dapat diandalkan. Secara performa, Roccat Kone XTD akan memenuhi semua hal yang Anda butuhkan dari sebuah mouse gaming, tidak kurang dan tidak lebih. Anda yang cukup sensitif dengan masalah berat juga akan terbantu dengan ekstra pemberat yang ditawarkan. Sempurna secara performa dan nyaman, Kone XTD membuat proses review Shadow of Mordor kami berjalan tanpa masalah. Namun pada akhirnya, sebagai sebuah mouse yang mengklaim dirinya sebagai sebuah peripheral gaming, Roccat Kone XTD tentu saja harus tampil memesona di fungsi utamanya – gaming. Ergonomis dengan performa yang luar biasa, di atas kertas, Roccat Kone XTD seharusnya bisa mengatasi semua game yang kami lemparkan kepadanya, dan terbukti benar. Di tengah terjangan game baru yang muncul selama beberapa minggu terakhir ini, Roccat Kone XTD menjadi andalan kami ketika menjajal Shadow of Mordor dengan tentu saja game MOBA favorit – DOTA 2. Untuk DOTA 2 yang membutuhkan kombinasi perintah secara konsisten dan cepat, Anda bisa tenang dan yakin bahwa tidak akan ada perintah Anda yang terlewatkan ketika menggunakan Roccat Kone XTD ini.  Tingkat sensivitas dengan range yang tinggi juga akan memfasilitasi Anda yang mungkin lebih senang mengatur pergerakan kamera dengan gerakan mouse yang minim. Sementara untuk genre game action third person seperti Shadow of Mordor? Roccat Kone XTD menawarkan pengalaman sempurna, apalagi ketika Anda harus melancarkan kombinasi serangan runtut sembari melihat situasi pertempuran sekitar.

Preview Ryse – Son of Rome: Game PC dengan Visual Terbaik!

$
0
0
Ryse Son of Rome JagatPlay (124)

Ryse Son of Rome JagatPlay (124)

Ryse Son of Rome JagatPlay (3) Kejutan demi kejutan, khusus untuk gamer PC. Setelah sempat diumumkan akan tampil sebagai game eksklusif Xbox One, beberapa game raksasa yang begitu diimpikan tersebut ternyata mampir ke PC. Tidak hanya Dead Rising 3 dari Capcom saja yang menempuh proses tersebut, game teranyar dari developer yang selama ini memang terkenal lewat kemampuan visualnya – Crytek juga menempuh proses yang sama. Game andalan mereka – Ryse: Son of Rome yang sempat diposisikan Microsoft sebagai demo performa visual Xbox One akhirnya ikut hijrah. Setelah penantian yang cukup lama, kesempatan untuk menjajal game ini pun terbuka. Sebuah port, seperti yang diklaim oleh Crytek, tidak main-main.

Kesan Pertama

Crytek adalah visual, asosiasi yang satu ini memang tidak berlebihan. Terlepas dari beberapa judul game yang memang tidak seberapa menarik di sisi gameplay, Crytek jarang gagal menawarkan game yang mampu memastikan mata Anda termanjakan secara maksimal. Dan atas alasan yang sama pulalah, kehadiran Ryse: Son of Rome ke PC menjadi sesuatu yang sangat diantisipasi. Ini menjadi kesempatan pertama bagi gamer PC untuk menjajal varian CryEngine terbaru (yang sudah tidak lagi mengusung nomor) setelah Crysis 3 yang memesona. Kesempatan untuk mencicipi masa historis kejayaan Kekaisaran Roma menjadi nilai jual tersendiri? Hasilnya, Luar biasa! Kami sendiri bahkan cukup yakin untuk melemparkan predikat sebagai game PC dengan visual terbaik sejauh ini untuk Ryse: Son of Rome. Dari sekedar eksplorasi, battle, hingga cut-scene, Ryse: Son of Rome menawarkan kualitas grafis dalam skala yang belum pernah Anda nikmati sebelumnya. CryEngine, untuk kesekian kalinya, memperlihatkan tajinya sebagai engine generasi baru yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sayangnya, pesona kualitas visual tersebut tidak sebanding dengan mekanik gameplay yang ditawarkan. Sebagai game third person action, sebagian besar aksi karakter utama Anda akan lebih banyak diwarnai dengan sekedar mengayunkan pedang, memukul dengan shield, melakukan counter, dan akhirnya mengeksekusi serangan dengan pendekatan sinematik yang luar biasa. Berulang-ulang, dari awal hingga akhir permainan. Di beberapa titik, Anda memang berkesempatan untuk mencicipi aksi yang lebih “epik”, dimana Anda berperan sebagai pemimpin pasukan. Namun terasa sebagai sesuatu yang inovatif atau berbeda secara signifikan? Sayangnya tidak. Mencicipi gameplay Ryse: Son of Rome setelah Shadow of Mordor yang luar biasa, seperti menapak beberapa langkah ke belakang dan terperangkap pada mekanik mainstream yang tidak terlalu menarik. Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, terutama mode multiplayer yang belum kami jajal sama sekali, izinkan kami melemparkan segudang screenshot di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran mengapa kami, JagatPlay, dengan berani menyebutnya sebagai game PC dengan visual terbaik sejauh ini. Semua gambar ini kami ambil dengan setting mentok kanan di resolusi 1080p. Ryse: Son of Rome PC memang memungkinkan Anda mencicipi resolusi dan tekstur lebih tinggi, namun kami memutuskan untuk mensimulasikan kondisi yang mungkin masih bisa dicapai oleh sebagian besar gamer saat ini. This game is really gorgeous!

PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!

Ryse Son of Rome JagatPlay (4) Ryse Son of Rome JagatPlay (16) Ryse Son of Rome JagatPlay (35) Ryse Son of Rome JagatPlay (41) Ryse Son of Rome JagatPlay (52) Ryse Son of Rome JagatPlay (70) Ryse Son of Rome JagatPlay (77) Ryse Son of Rome JagatPlay (92) Ryse Son of Rome JagatPlay (94) Ryse Son of Rome JagatPlay (105) Ryse Son of Rome JagatPlay (124) Ryse Son of Rome JagatPlay (136) Ryse Son of Rome JagatPlay (138) Ryse Son of Rome JagatPlay (169) Ryse Son of Rome JagatPlay (268)

Preview NBA 2K15: Uji Coba Engine New-Gen untuk PC!

$
0
0
NBA-2K15-102-600x337

NBA-2K15-102-600x337

NBA 2K15 - 06 Kekecewaan mendalam tentunya dirasakan oleh penggemar NBA 2K Series yang hanya memiliki PC ketika mendengar di tahun 2013 lalu 2K Sports mengumumkan bahwa versi PC dari game tersebut tidak akan mendapatkan sentuhan “next-gen”. 2K Sports memang hanya menggunakan engine baru untuk game tersebut di versi PlayStation 4 dan Xbox One yang dirilis belakangan. Hal itu memang wajar dilakukan karena tampaknya pihak 2K Sports ingin kejutan yang mereka hadirkan untuk versi “next-gen” dari NBA 2K14 saat itu tidak bocor terlebih dahulu di PC. Ya, ketika NBA 2K14 untuk PlayStation 4 dan Xbox One dirilis, versi PC dari game tersebut, yang sudah terlihat jauh lebih baik dari versi tahun sebelumnya, benar-benar terlihat kalah telak. Penggunaan engine lama di versi PC membuat NBA 2K14 saat itu tidak bisa dibandingkan dengan NBA 2K14 “next-gen” yang hadir tidak lama setelahnya. Untungnya, untuk tahun 2014 ini, pihak 2K Sports tidak lagi menganak-tirikan gamer PC dan membuat NBA 2K15 versi PC dengan engine baru! Sejak beberapa hari lalu, kami telah berkesempatan untuk mencoba game tersebut. Game ini memang langsung memberikan kesan yang berbeda bila dibandingkan dengan NBA 2K14 untuk PC, dan bahkan juga terlihat lebih baik dari NBA 2K14 untuk PlayStation 4 dan Xbox One! Sembari menunggu kami menyelesaikan review dari game ini, kami akan menyuguhkan terlebih dahulu preview dari game tersebut! NBA 2K15 - 03 NBA 2K15 - 05 NBA 2K15 - 07 NBA 2K15 - 18 NBA 2K15 - 20 NBA 2K15 - 100 NBA 2K15 - 30 NBA 2K15 - 115 NBA 2K15 - 218 NBA 2K15 - 255

Review Hyrule Warriors: Lebih Condong ke Dynasty Warriors!

$
0
0
Hyrule Warriors jagatplay (7)

Hyrule Warriors jagatplay (7)

Hyrule Warriors jagatplay (1) Pendekatan yang cukup unik, jika tidak ingin disimpulkan “gila”, ini mungkin kalimat yang tepat untuk menggambarkan keputusan Nintendo ketika mengumumkan Hyrule Warriors ke pasaran. Gamer yang sudah mengikuti sepak terjang produsen legendaris ini tentu saja tidak asing lagi dengan kata “Hyrule” – yang notabene merupakan dunia Legend of Zelda itu sendiri. Berbeda dengan seri Legend of Zelda di seri-seri sebelumnya, Nintendo menggandeng dua developer ternama dari Jepang – Team Ninja dan Omega Force, yang masing-masing tentu saja sudah terasosiasi dengan identitas franchise tertentu. Hyrule Warriors diperkenalkan sebagai sebuah game Musou! Bagi Anda yang belum familiar dengan kata yang satu ini, Musou merupakan genre unik yang diperkenalkan Dynasty Warriors dari Omega Force yang berdiri di bawah bendera Koei Tecmo. Alih-alih tampil seperti game hack and slash pada umumnya yang meminta Anda bergerak dari satu titik ke titik lain, sembari berjuang menundukkan musuh yang hadir mengancam, Musou menawarkan sensasi kepahlawan lewat desain karakter yang overpowered. Karakter utama diposisikan mampu mengatasi ribuan musuh dengan mudah, dengan desain AI yang tidak pernah menghadirkan tantangan yang cukup. Menjadi sesuatu yang menarik untuk melihat konsep seperti ini diterapkan di semesta Legend of Zelda yang sudah memiliki bentuk pastinya selama ini. Walaupun ditawarkan sebagai seri spin-off, rasa penasaran terus muncul. Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah punya sedikit gambaran pesona seperti apa yang ditawarkan oleh Hyrule Warriors ini. Walaupun tidak menawarkan kualitas visualisasi yang memesona, namun secara garis besar, game ini mampu tampil menyenangkan, bahkan terhitung adiktif di awal-awal permainan. Mencicipi karakter-karakter ikonik franchise andalan Nintendo ini dalam format gameplay yang berbeda terasa menyegarkan, apalagi dengan implementasi mekanik dasar yang mudah untuk dikuasai. Namun apakah sensasi awal ini akan mampu bertahan hingga akhir permainan? Inilah yang menjadi pertanyaan utama. Apakah kegilaan Nintendo terbayar manis di sini?

Plot

Rasa penasaran dan obsesi, siapa yang mengira bahwa dua sifat ini bisa mendorong Hyrule yang damai menuju kekacauan. Penasaran, kata ini menjadi pondasi cerita Hyrule Warriors itu sendiri. Mengambil setting di Hyrule dengan timeline di luar semua seri Legend of Zelda selama ini, rasa penasaran lah yang akhirnya membawa dunia yang damai ini ke dalam bentuk kekacauannya yang baru. Ganondorf – sang nemesis yang selalu menjadi penghalang utama telah hancur, dipecah ke dalam empat bagian terpisah dan dikunci di empat dimensi yang berbeda. Namun sayangnya, Hyrule tidak lantas menjadi utopia yang selama ini diimpikan. Sebuah bentuk ancaman baru hadir lewat sosok penyihir bernama – Cia. Cia sebenarnya hanyalah seorang penyihir penuh rasa ingin tahu, rasa penasaran akna sosok Hero of Legend yang selalu berhasil menghancurkan kekuatan kegelapan, jauh dari Hyrule. Rasa penasaran yang berubah menjadi obsesi ini ternyata mulai membuat Cia dikuasai kekuatan kegelapan, terlepas dari statusnya sebagai penjaga keseimbangan Triforce yang netral. Membuka pintu gerbang utama yang menghubungkan semesta Hyrule yang berbeda-beda, Cia berhasil  mengumpulkan pasukan kegelapan dalam jumlah yang besar untuk mengobarkan perang terhadap Zelda dan Kerajaan Hyrulian miliknya. Di tengah mimpi buruk ini, seberkas cahaya muncul sebagai harapan. Sesosok pasukan dalam proses pelatihan bernama Link. Sebuah prajurit biasa yang berhasil membuktikan takdirnya sebagai yang terpilih, Link adalah ujung tombak Hyrule untuk menghancurkan kekuatan kegelapan yang menyerang. Adalah Cia - seorang penyihir yang penasaran dengan sosok ksatria cahaya yang selama ini selalu berhasil menyelamatkan Hyrule. Perperangan yang akhirnya menyeret banyak pihak dari dimensi Hyrule yang berbeda-beda pula. Lewat aksinya yang gagah berani di medan pertempuran, Link akhirnya menemukan kenyataan bahwa dirinya bukanlah sekedar pasukan Hyrulian biasa. Ia merupakan ujung tombak untuk mengalahkan Cia, sang prajurit cahaya itu sendiri. Bertempur dari satu dimensi ke dimensi lainnya, perjuangan untuk mengusir kegelapan di empat dimensi Hyrule yang berbeda pun dimulai. Perperangan yang tidak hanya melibatkan dua pihak saja, namun juga faksi lain yang juga mengejar kepentingan yang berbeda. Mampukah Link menjalankan takdirnya? Lantas siapa sebenarnya Cia? Apa yang ingin ia capai dengan membuka pintu gerbang antar dimensi ini? Bagaimana pula nasib Hyrule dan Zelda itu sendiri? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Hyrule Warriors ini!

Preview The Evil Within: Tidak Seseram yang Dibayangkan!

$
0
0
The Evil Within_20141016110225

The Evil Within_20141016110225

The Evil Within_20141016145657 Gamer mana yang tidak bergembira, ketika sang dedengkot game horror – Shinji Mikami memutuskan untuk mengembangkan sebuah seri game horror teranyar. Di bawah bendera baru – Tango Gameworks dan Bethesda, Mikami memperkenalkan The Evil Within. Disebut-sebut sebagai reaksi atas franchise racikannya – Resident Evil yang justru kian bergeser menjadi game action daripada horror, Mikami berambisi untuk menjadikan The Evil Within sebagai sebuah standar baru sebuah game survival horror. Klaim yang tidak berlebihan tampaknya setelah rangkaian screenshot, trailer, dan demo yang dirilis selama satu tahun terakhir ini kian memperkuat alasan untuk mengantisipasi game yang satu ini. Setelah penantian yang cukup lama, kesempatan untuk menjajal game ini akhirnya tiba juga.

Kesan Pertama

Anda yang cukup mengikuti perkembangan JagatPlay tentu saja sangat mengerti, bahwa saya pribadi, bukanlah gamer yang bisa disebut sebagai “penggemar” genre horror. Mudah takut dan bahkan sempat mengalami serangan panik ketika menjajal P.T di masa lalu, ada rasa cemas tersendiri bahwa The Evil Within akan menjadi salah satu tantangan terberat untuk masuk ke dalam proses review. Dengan sedikit ekstra keberanian, berangkat dari rasa percaya diri berkat ilusi kontrol yang hadir lewat ketersediaan senjata dan kesempatan untuk melawan balik, kami pun menjajal game ini di Playstation 4. Kesan pertama yang ditawarkan dari sekitar 3-4 jam permainan? The Evil Within tidak seseram yang selama ini diklaim atau dibayangkan. Atmosfer yang dibangun memang cukup untuk membuat bulu kuduk Anda merinding. Kita tidak hanya membicarakan para monster dengan desain menyeramkan, tetapi bagaimama Mikami terlihat tidak menahan diri untuk mengeksploitasi brutalitas, darah, dan kematian ke dalam game yang satu ini. Namun semenyeramkan game-game horror seperti Outlast atau P.T? Sayangnya, tidak. Hanya dalam waktu singkat, ketika Anda mulai “menabung” resource senjata, dari shotgun hingga panah peledak, tidak ada lagi musuh yang cukup ditakuti dan membuat Anda gugup. Kematian memang menjadi sesuatu yang pasti terjadi, namun tumbuh menjadi bagian dari proses trial dan error. Berita buruknya? Sistem checkpoint yang disematkan terasa cukup menyebalkan. Berita yang lebih buruk juga hadir untuk Anda yang mungkin cukup peduli dengan kualitas visualisasi sebuah game untuk dapat dinikmati. Menggunakan engine yang sama dengan Wolfenstein: The New Order, implementasi id Tech 5 di The Evil Within juga tidak terlihat begitu maksimal. Tekstur yang di-load perlahan ketika Anda memasuki lokasi tertentu, tekstur resolusi rendah, dan framerate yang masih sering naik turun menjadi catatan tersendiri. Berita paling buruk? Game ini hadir dengan resolusi gambar “aneh”, yang akhirnya memaksa Anda untuk bermain dengan dua buah bar hitam di bagian atas dan bawah layar televisi Anda. Hal ini mungkin tidak masalah untuk Anda yang bermain dengan layar televisi cukup besar. Namun untuk Anda yang harus berkutat dengan televisi definisi tinggi yang kecil, ini jadi mimpi buruk tersendiri. Ada harapan Bethesda atau Tango Gameworks akan mengeluarkan patch yang memungkinkan gamer konsol untuk menon-aktifkannya. It’s annoying as *piiip*.. Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, izinkan kami melemparkan segudang screenshot “segar” di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran apa yang sebenarnya ditawarkan oleh The Evil Within ini. Apakah impresi kami akan berubah seiring dengan progress permainan? Ataukah The Evil Within akan bertahan sebagai game survival horror yang memang tidak terlalu menakutkan? Next week then..

PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!

The Evil Within_20141015174652   The Evil Within_20141016110100 The Evil Within_20141016110411 The Evil Within_20141016111550 The Evil Within_20141016112250 The Evil Within_20141016113054 The Evil Within_20141016113209 The Evil Within_20141016113856 The Evil Within_20141016120034   The Evil Within_20141016122949 The Evil Within_20141016151927 The Evil Within_20141016160025 The Evil Within_20141016160518 The Evil Within_20141016162146 The Evil Within_20141016163616

Review SteelSeries Siberia Elite Prism: Headset Gaming Impian!

$
0
0
Steelseries Siberia Elite Prism

Steelseries Siberia Elite Prism

SteelSeries Siberia Elite Prism Audio mungkin seringkali dilihat sebagai elemen yang tidak terlalu dominan diperlukan untuk menikmati sebuah video game. Tidak sedikit gamer yang mendasarkan pengalaman bermain mereka hanya pada sekedar kualitas visual atau mekanik gameplay yang memang menyenangkan untuk dinikmati. Padahal, suara dan sound effect yang Anda dapatkan sangat menentukan seoptimal apa pengalaman yang didapatkan. Tidak sedikit developer game yang bahkan menjadikannya sebagai fitur utama untuk menciptakan atmosfer permainan yang memang menjadi visi awal mereka, apalagi jika kita membicarakan game-game horror atau sekedar game action dan RPG dengan alunan musik, percakapan, dan sound effect yang kaya. Untuk itulah, perangkat audio yang dikhususkan untuk fungsi gaming hadir. Sebagian besar dari kita tentu sudah sangat mengenal brand peripheral gaming yang satu ini – SteelSeries. Popularitas produk racikan produsen yang satu ini memang sudah tidak perlu lagi diragukan, bahkan mendapatkan perhatian yang cukup besar di scene e-Sports dunia. Kini SteelSeries menghadirkan satu varian perangkat headset terbaru yang sulit untuk ditolak – Siberia Elite Prism. Headset yang akan membuat Anda tergila-gila sebagai seorang gamer.

Desain dan Fitur

Desainnya akan memperkuat identitas Anda sebagai seorang gamer. Tidak hanya dari desainnya yang "gahar", tetapi juga implementasi sisi kosmetik yang memanjakan mata. Lampu LED melingkar dengan jutaan kombinasi warna tersemat di kedua sisi. Sebuah desain yang akan memperkuat identitas Anda sebagai seorang gamer, kalimat yang satu ini tampaknya tepat untuk menyimpulkan pesona Siberia Elite Prism ini. Dari sisi desain, sulit untuk tidak jatuh hati dengannya. Bentuk yang sedikit bongsor namun mengesankan aura maskulin yang kentara, SteelSeries juga memastikan Elite Prism ini tampil memesona di sisi kosmetik, selain performa dan tingkat kenyamanan yang tentu saja tidak perlu lagi diragukan. Ditawarkan dalam beragam warna, headset gaming yang satu ini hadir dengan sisi kosmetik yang pantas untuk diacungi jempol. Salah satunya adalah implementasi LED di kedua bagian sisi headset yang tampil begitu menarik. Mengejutkannya, Siberia Elite Prism terasa sangat fleksibel dan nyaman digunakan di kepala manapun. Ukuran pad besar yang mampu menutupi keseluruhan telinga mungkin jadi daya tarik tersendiri. Namun kekuatan utama kenyamanan Elite Prism terletak pada material kulit dan memory foam yang disematkan. Nyaman di telinga, tidak terasa menekan, tidak menimbulkan panas berlebih ketika digunakan untuk waktu yang cukup lama. Kenyamanan tentu saja menjadi salah satu faktor yang diperhatikan oleh Siberia Elite Prism ini. Walaupun secara kasat mata, ia terlihat seperti sebuah headset yang akan terasa terik di kepala Anda, Siberia Elite Prism justru menghasilkan sensasi yang jauh berbeda. Bahan plastik yang fleksibel dan ukuran pad yang besar memastikan bahwa ia akan mampu berfungsi senyaman mungkin, menyesuaikan diri dengan bentuk dan ukuran kepala, sekaligus memastikan isolasi suara yang lebih maksimal. Bagian terbaiknya? Material kulit yang mereka sematkan di bagian pad. Secara mengejutkan, bahan ini ternyata terasa sangat nyaman. Lembut di kulit telinga, tidak terasa menekan dan panas, membuatnya bisa digunakan untuk sesi gaming lama tanpa menghasilkan masalah sama sekali. Maximum comfort, for sure! Kontrol roda "terselubung" di kedua sisi, untuk mengatur audio speaker dan mic secara analog. Mic tersimpan rapi dan tinggal ditarik untuk langsung digunakan. LED kecil bahkan disematkan di bagian ujungnya. Yang  lebih menarik? Siberia Elite Prism punya segudang opsi kustomisasi untuk menghadirkan peripheral yang terasa lebih personal, terutama lewat dua lingkaran LED yang disematkan di kedua sisi yang ada. Dengan  menggunakan driver – Steelseries Engine 3, Anda bisa memilih warna apa yang ingin Anda suntikkan di kedua sisi ini, beserta dengan efek yang bisa dihasilkan. Tidak hanya sekedar lingkaran LED, kedua sisi ini juga memuat control “terselubung” yang bisa digunakan untuk mengatur volume suara dan mic yang ada. Sesederhana memutarnya searah jarum jam, menghasilkan desain yang cukup unik. Menariknya lagi? Mereka juga menyematkan sebuah LED kecil di bagian mic yang tersimpan rapi i dalam headset, menambah nilai estetika yang sulit untuk ditolak. Siberia Elite Prism ini juga adaptif terhadap kebutuhan audio Anda lintas platform. Anda bisa menggunakannya di perangkat dengan port USB atau jack 3.5mm. Tentu saja, konektor USB bisa dihubungkan dengan soundcard untuk hasil yang lebih optimal. Bagian terbaiknya? Semuanya ditawarkan di dalam satu paket penjualan yang sama. Menjadi sesuatu yang rasional bagi produsen peripheral saat ini untuk tidak lagi sekedar menargetkan PC sebagai pasar utama, tetapi juga konsol generasi terbaru yang saat ini sudah menyematkan port 3.5mm jack di kontroler mereka, seperti halnya Playstation 4 dan Nintendo Wii U. Steelseries tampaknya sangat mengerti hal tersebut, dan memastikan Siberia Elite Prism ini adaptif. Menyertakan beragam kabel di dalam paket penjualan yang sama, Anda bisa menggunakan Siberia Elite Prism ini untuk variasi kebutuhan gaming, PC maupun konsol. Perangkat ekstra soundcard untuk mengakses fungsi optimal Elite Prism memang didasarkan pada konektivitas USB dan lewatnya, fungsi headset ini terasa jauh lebih maksimal. Walaupun demikian, untuk Anda yang menginginkan kenyamanan dan performanya di perangkat mobile dan konsol, Anda juga bisa memanfaatkannya tanpa masalah. Tentu saja, dengan menggunakan jack 3.5mm ini, beberapa fungsi harus absen, seperti lampu LED yang jadi salah satu identitas utamanya. Didukung perangkat lunak mumpuni yang mudah dikuasai, Anda bisa mengatur banyak hal di sini - dari warna lampu LED, equalizer dan presetnya, kualitas suara mic, hingga mati-hidupnya fitur Dolby. Tidak hanya adaptif dari beragam varian kabel dan fungsi yang ia tawarkan di paket penjualan, Siberia Elite Prism juga hadir dengan dukungan perangkat lunak yang pantas diacungi jempol. User-interface super sederhana yang mudah dikuasai dalam waktu singkat, lewatnya Anda bisa mengatur beberapa elemen esensial, dari warna lampu LED, kualitas mic, hingga equalizer dengan beberapa preset yang sudah disuntikkan terlebih dahulu. Lewat perangkat lunak yang sama, Anda juga bisa mengaktifkan atau menon-aktifkan fitur Dolby untuk efek suara surround yang tentu saja akan lebih maksimal untuk menikmati konten multimedia yang ada. Semua modifikasi elemen ini bisa Anda lakukan dengan cukup mudah. Lantas, seperti apa spesifikasi teknis yang ditawarkan Siberia Elite Prism ini?

Speakers

  • Frequency Response: 16-28000Hz
  • Impedance: 32 Ohm
  • Sensitivity: 120 dB
  • Cable length: 1.2m
  • Extension cable: 2m
  • Connectors: 3.5mm 4-pole & 3 pole x2

Microphone

  • Mic Pattern: Unidirectional
  • Frequency: 100 – 10000Hz
  • Impedance: < 2.2K Ohm
  • Sensitivity: -44 dB

Review NBA 2K15: Paduan Visual dan Gameplay Keren!

$
0
0
NBA-2K15-367-600x337

NBA-2K15-367-600x337

NBA 2K15 - 06 Untuk para gamer yang menggunakan PC sebagai media utama bermain game dan menggemari game olahraga, NBA 2K15 tampaknya merupakan game yang sudah ditunggu sejak awal tahun 2014 ini. Hal tersebut tentunya tidak lain disebabkan oleh keputusan Visual Concept, developer dari NBA 2K Series, dan 2K Sports menghadirkan sebuah game NBA 2K14 “baru” untuk menyambut PlayStation 4 dan Xbox One, yang ternyata memiliki kualitas berbeda dari yang ada di PC, Xbox 360, dan PlayStation 3. Harapan akan hadirnya sebuah game dengan kualitas yang menyamai, atau bahkan melebihi versi PlayStation 4 dan Xbox One itulah yang pastinya menjadi dasar para PC gamer menantikan game yang satu ini. NBA 2K15 - 0099 NBA 2K15 sendiri akhirnya dirilis pada tanggal 7 Oktober 2014 lalu. Kami mendapatkan kesempatan mencoba game tersebut, tentu saja untuk versi PC, beberapa hari setelah game tersebut dirilis. Kesan pertama kami terhadap game tersebut akhirnya mampu menghapus rasa kecewa kami atas kualitas NBA 2K14 versi PC, yang sebenarnya sudah cukup baik menurut penilaian kami, yang sayangnya dihancurkan sendiri oleh versi console next-generation. Ya, game tersebut tampil lebih sempurna dari versi console next-generation dan mampu memberikan pengalaman yang rata-rata bisa dikatakan menyenangkan. Kami akan mencoba membahasnya dalam review berikut ini!

Pengalaman Baru yang Menyenangkan

Segudang pengalaman baru yang akan didapatkan dari game ini benar-benar terlihat sejak menu utama dari game ini tampil. Menu tersebut berbeda dari menu utama di NBA 2K14, baik versi console next-generation maupun versi lama. Anda akan mendapati menu yang lebih interaktif, di mana bila Anda diam beberapa saat di menu tersebut, sebuah video yang menjelaskan bagaimana Visual Concept menggarap NBA 2K15 akan diputar. NBA 2K15 - 05 NBA 2K15 - 277 Di menu utama tersebut, Anda akan mendapatkan gambaran seperti apa isi dari game NBA 2K15 ini. Visual Concept dan 2K Sports menghadirkan beberapa mode baru, seperti MyTeam, MyPark, dan MyGM ke dalam game baru ini. Mode-mode tersebut melengkapi mode permainan lain yang sudah ada sebelumnya tetapi dihadirkan kembali dengan nama baru, yaitu MyLeague dan MyCareer. Kami akan membahas lebih lanjut mode-mode tersebut di bagian lain dari review ini. Terkait mode permainan yang ada, Anda mungkin tidak mendapatkan akses ke semua mode tersebut tergantung dari koneksi game tersebut ke Internet. NBA 2K15 - 198 Beralih ke sistem kontrol, pihak pengembang tidak terlalu banyak melakukan perubahan terhadap kontrol di game ini. Mereka mempertahankan Pro Stick yang diperkenalkan di NBA 2K14 dan hanya membuat perubahan minor untuk menyempurnakan kontrol tersebut. Anda tidak akan membutuhkan waktu lama untuk mempelajari sistem kontrol Pro Stick yang sedikit diperbaiki tersebut. NBA 2K15 - 0096 NBA 2K15 - 377 Pihak pengembang juga kembali menghadirkan tim-tim dari Euroleague Basketball ke dalam NBA 2K15 ini. Namun, jumlah dari tim yang hadir tahun ini jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya. Mereka juga menyertakan beberapa tim klasik dan juga dua tim All Star berdasarkan dengan NBA All Star Weekend tahun 2014 ini.

Tampilan Visual yang Makin Memukau

Hal pertama yang terlintas di kepala kami begitu mendengar bahwa Visual Concepts akan menggunakan engine baru untuk versi PC dari game ini adalah peningkatan kualitas visual dari game ini. Ya, NBA 2K15 untuk PC ini jauh terlihat lebih baik dibandingkan dengan NBA 2K14, yang sebenarnya juga telah terlihat memukau. Anda bahkan bisa merasakan perbedaan tersebut begitu Anda mulai memainkan pertandingan pertama Anda dalam game ini! NBA 2K15 - 0019 Bila Anda terbiasa dengan tampilan dari NBA 2K14 versi PlayStation 4 dan Xbox One, mungkin kualitas visual dari NBA 2K15 ini akan terlihat biasa saja, karena Anda telah merasakan kejutan kualitas tampilan tersebut saat memainkan game terdahulu di console “next-generation”. Namun, untuk gamer yang menggunakan PC, perubahan tampilan yang ada di game ini akan terasa luar biasa. Anda akan mendapati wajah-wajah pemain yang kian mendekati rupa asli dari sang pemain, efek ekspresi wajah pemain di lapangan yang menggambarkan kondisi mereka, serta keringat yang akan membasahi tubuh pemain saat mereka telah berada di lapangan selama beberapa saat. NBA 2K15 - 45 NBA 2K15 - 0101 NBA 2K15 - 276 NBA 2K15 - 201 NBA 2K15 - 0116 Sayangnya, untuk elemen-elemen selain pemain dan pelatih, Visual Concept tampaknya tidak terlalu memperhatikannya. Anda akan menemukan beberapa elemen pendukung di sekitar lapangan dengan kualitas detail tampilan yang berada cukup jauh di bawah pemain dan pelatih, seperti petugas kebersihan dan juga penonton di pinggir lapangan. Perbedaan kualitas detail tersebut memang tidak akan mengubah serunya game basket ini. Terlebih lagi, tampilan untuk elemen-elemen pendukung tersebut sudah jauh lebih baik bila dibandingkan dengan di NBA 2K14 versi non-console next generation yang benar-benar terkesan asal. NBA 2K15 - 307 NBA 2K15 - 0065 Elemen lain yang sayangnya kurang diperhatikan oleh pengembang game ini adalah hiburan di jeda pertandingan. Saat awal memainkan game ini, Anda memang akan menemukan beberapa sexy dancer dengan tampilan yang jauh lebih baik dari sebelumnya yang mungkin akan menghibur Anda. Sayangnya, setelah beberapa pertandingan, Anda akan mulai menyadari kekurangan mendasar yang mungkin membuat Anda bosan. Kekurangan apakah tersebut? Lebih baik Anda mencoba merasakannya sendiri. :)

Review Ryse – Son of Rome: Pertempuran Memanjakan Mata!

$
0
0
Ryse Son of Rome JagatPlay (208)

Ryse Son of Rome JagatPlay (208)

Ryse Son of Rome JagatPlay (3) Disebut-sebut sebagai game eksklusif yang memang didesain untuk mendemonstrasikan seberapa kuatnya konsol generasi terbaru Microsoft – Xbox One, Crytek memang punya tanggung jawab yang cukup berat di Ryse: Son of Rome. Mereka harus memastikan CryEngine generasi terbaru mereka memang mampu memfasilitasi hal tersebut dengan sangat baik. Namun siapa yang menyangka bahwa eksklusivitas tersebut ternyata hanya bersifat sementara. Menyusul Dead Rising 3 dari Capcom yang akhirnya menuju ke PC, Ryse: Son of Rome juga akhirnya tiba di platform yang sama. Kesan pertama yang ia tawarkan memang cukup kuat. Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah mendapatkan cukup banyak gambaran nilai jual seperti apa yang ditawarkan oleh Ryse: Son of Rome versi PC ini. Kami bahkan tidak tanggung-tanggung mengkategorikannya sebagai salah satu game PC dengan kualitas visualisasi terbaik saat ini. Di setting mentok kanan, CryEngine generasi terbaru ini tampil begitu memanjakan mata, menawarkan detail karakter dan lingkungan yang begitu memesona. Namun di saat yang sama, ada catatan ekstra tentang mekanisme gameplay terlampau sederhana yang diusung. Cerita yang ditawarkan memang cukup memancing rasa penasaran, namun apakah cukup kuat untuk terus membuat Anda mengikuti setiap titik momen yang ada? Bagiamana dengan mode multiplayer yang ditawarkan? Kedua elemen ini tentu akan menjadi fokus pembahasan di review kali ini. Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Ryse: Son of Rome ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai pertempuran yang memanjakan mata? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Anda akan berperan sebagai seorang prajurit Roma yang gagah berani - Marius Titus. Roma adalah salah satu kekaisaran terbesar yang pernah ada di sejarah perkembangan dunia, ini menjadi fakta yang tidak bisa terbantahkan. Tidak hanya berhasil membangun sistem politik dan pemerintahan yang kuat, Roma juga dikenal dengan kekuatan militer taktis tanpa rasa takut, yang efektif untuk menangkal beragam bentuk ancaman. Jumlah masif, strategi perperangan yang cerdas, teknologi senjata yang dikembangkan, Roma dengan mudah menguasai belahan dunia yang besar, tanpa rasa ampun. Di masa keemasan Roma inilah, Ryse: Son of Rome mengambil setting utama, dimana kota dan kebudayaan yang mereka usung terlihat begitu maju pada masanya. Anda akan berperan sebagai Marius Titus, seorang Jenderal Pasukan Roma yang kesetiaannya hanya pada Kekaisaran dimana ia bernaung dan tidak lebih. Berangkat dari keluarga militer yang sama, Marius perlahan namun pasti, membuktikan diri mengapa ia pantas menyandang gelar sebagai salah satu pasukan Roma terbaik. Perperangan demi perperangan ia menangkan, dengan membuktikan keberaniannya di garis depan. Berhasil menundukkan pasukan Barbarian yang mengancam, bukan hidup bahagia yang didapatkan Marius, melainkan tragedi. Pasukan Barbarian berhasil memasuki Roma dan berakhir menghabisi kedua orang tuanya dan sang adik perempuan yang ia cintai. Bernaung di bawah Commander bernama Vitallion dan pasukan XIV Legion, Marius bersumpah untuk menuntut balas. Diserang oleh para Barbarian, Martius harus kehilangan keluarga yang ia cintai. Balas dendam kini menjadi satu-satunya yang ingin dicapai Marius dalam pertempurannya melawan para Barbarian. Misi balas dendam itu akhirnya membawa Marius dan pasukan Roma menuju Britain, sumber dari para Barbarian yang berhasil menawan Commodus, anak laki-laki dari Emperor Nero, Kaisar Roma. Namun Commodus ternyata tidak berada di sana. Para barbarian telah menukarkan tawanan penting ini dengan suku “misterius” lain di bagian utara yang selama ini lebih dikenal sekedar sebagai mitos, sebuah suku kanibal yang dari satu kisah ke kisah lainnya, disebut sebagai manusia-manusia dengan kepala binatang. Marius kembali mengemban tugas suci sebagai ujung tombak supremasi Roma dan bergerak tanpa rasa takut, berusaha merebut kembali Commodus. Menariknya lagi? Marius ternyata tidak sendiri. Tidak hanya dilindungi oleh pasukan yang bernaung di bawah komandonya, Marius juga senantiasa dikunjungi oleh sesosok wanita cantik misterius yang mengesankan vibe yang kentara, bahwa dirinya bukanlah manusia biasa seperti halnya sebagian besar musuh yang kita hadapi. Tidak sendiri, perjalanannya juga diawasi oleh sesosok perempuan misterius. Pengkhianatan, tragedi, kesetiaan, pejuangan, semuanya bercampur di dalam Ryse: Son of Rome ini. Commodus berhasil diselmatkan, namun Marius harus berhadapan dengan fakta lain yang jauh lebih menyakitkan. Seperti cerita Damocles – sang jenderal legendaris dalam hikayat yang dikhianati, mati, dan dibangkitkan kembali oleh dewi balas dendam – Nemesis, Marius menemukan bahwa keluarga yang ia cintai ternyata tidak serta merta begitu saja tewas karena invasi para Barbarian. Marius mulai mencium bau-bau pengkhianatan, dari Kekaisaran yang selama ini ia cintai. Semuanya berfokus pada legenda yang sama - Damocles. Lantas apa yang sebenarnya terjadi? Siapa sebenarnya musuh utama Marius? Siapa sosok wanita yang “menemani” perjuangannya selama ini? Semua misteri ini akan bisa Anda jawab dengan memainkan game yang satu ini.
Viewing all 1742 articles
Browse latest View live