Quantcast
Channel: Features – Jagat Review
Viewing all 1759 articles
Browse latest View live

Menjajal Battlefield Hardline Beta: Sensasi Battlefield yang Berbeda!

$
0
0
Battlefield Hardline (60)

Battlefield Hardline (60)

Battlefield-Hardline-Gameplay-_5

Sebuah konsep yang terhitung unik keluar dari nama besar Battlefield, sebagai salah satu franchise game FPS tersukses di industri selama beberapa tahun terakhir ini. Setelah berkutat dengan begitu banyak skenario perang modern dengan konflik di skala global, EA berusaha menawarkan sesuatu yang berbeda untuk tahun 2014 ini. Mengambil tanggung jawab dari DICE yang tengah sibuk mengerjakan Star Wars Battlefront, developer Dead Space – Visceral Games lah yang memikul pekerjaan berat untuk “menyegarkan” kembali Battlefield sebagai sebuah franchise. Hal yang mereka jawab dengan menjadikan tema pertempuran antara aparat penegak hukum dan para perampok sebagai tema yang paling utama. Konsep yang mereka jual dalam nama Battlefield: Hardline.

Berita mengejutkan sekaligus juga – menarik, dilemparkan oleh Visceral di sela-sela event E3 2014 mereka. Menjadikan Battlefield: Hardline sebagai primadona utama di tengah sebagian besar game besar lainnya yang masih eksis sekedar sebagai konsep dengan proses pengembangan yang baru memasuki tahap awal, mereka memastikan antisipasi dan hype yang kuat untuk seri unik yang satu ini. Tidak main-main, terlepas dari waktu rilis resmi yang terhitung masih jauh, EA dan Visceral langsung membuka masa closed beta untuk gamer Playstation 4 dan PC yang beruntung dan mendaftar cepat. Kami termasuk salah satu yang beruntung mendapatkan email undangan beta trsebut dengan cukup cepat.

Lantas, kesan pertama seperti apa yang ditawarkan Battlefield Hardline di masa beta ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai seri Battlefield yang berbeda?

Cepat, Dekat, Intense

Secara garis besar, Battlefield Hardline tetaplah sebuah game Battlefield yang selama ini kita kenal, dengan beragam elemen dasar ikonik yang tetap dipertahankan.

Secara garis besar, Battlefield Hardline tetaplah sebuah game Battlefield yang selama ini kita kenal, dengan beragam elemen dasar ikonik yang tetap dipertahankan.

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata Battlefield? Sebagian dari kita tentu saja setuju bahwa mode multiplayer merupakan tulang punggung franchise ini dan selalu hadir dengan pengalaman pertempuran yang terhitung epik, apalagi dengan serangkaian kendaraan perang dan kelas prajurit yang bisa Anda gunakan. Medan pertempuran yang super luas dengan serangkaian peran yang bisa diambil, intisari ini tetap menjadi kekuatan utama dari Battlefield Hardline ini sendiri. Sebagian besar yang Anda ketahui dan kenal dari seri Battlefield, terutama dari Battlefield 4, juga ditawarkan oleh Battlefield Hardline, termasuk kehadiran Levolution dan Dynamic Environment – yang memungkinkan Anda untuk mengaktifkan perangkat tertentu di dalam map.

Nama kelas yang ditawarkan mungkin berbeda, namun identitas mereka tidak banyak berbeda dengan kelas di Battlefield 3 dan 4.

Nama kelas yang ditawarkan mungkin berbeda, namun identitas mereka tidak banyak berbeda dengan kelas di Battlefield 3 dan 4.

Mendukung tema pertempuran antara Cops dan Criminal, Anda tentu tidak akan menemukan tank atau pesawat tempur di sini. Namun bukan berarti, sensasi pertempuran darat dan udara Anda dengan kendaraan akan tercederai.

Mendukung tema pertempuran antara Cops dan Criminal, Anda tentu tidak akan menemukan tank atau pesawat tempur di sini. Namun bukan berarti, sensasi pertempuran darat dan udara Anda dengan kendaraan akan tercederai.

Sementara dari mekanik gameplay dasar, juga tidak banyak berbeda. Anda akan diminta untuk memilih satu dari empat kelas yang berbeda seperti seri-seri Battlefield sebelumnya dengan fungsi dasar yang tidak banyak berbeda. Seperti misalnya, Enforcer sebagai ganti dari Assault atau Professional sebagai subsitusi dari Recon. Yang berbeda, mungkin pada implementasi serangkaian equipment khusus kelas yang kini baru untuk mengakomodasi atmosfer perang antara para polisi dan perampok yang lebih baik. Hal serupa juga terjadi para serangkaian kendaraan yang ditawarkan. Anda tentu saja tidak akan menemukan kendaraan sekelas tank atau pesawat tempur di tema seperti ini, namun bukan berarti sensasi pertempuran Anda akan tercederai parah. Anda masih bisa menggunakan serangkaian kendaraan berat baru  yang tidak kalah mematikan, serta helikopter bersenjata berat untuk mencapai supremasi udara.

Satu-satunya map yang ditawarkan oleh masa beta ini adalah High Tension - sebuah map pertempuran dalam kota yang cukup besar.

Satu-satunya map yang ditawarkan oleh masa beta ini adalah High Tension – sebuah map pertempuran dalam kota yang cukup besar.

Tidak terlalu sempit dan dan tidak terlalu luas, High Tension cukup untuk memfaslitasi pertempuran yang berjalan lebih cepat dan intense.

Tidak terlalu sempit dan dan tidak terlalu luas, High Tension cukup untuk memfaslitasi pertempuran yang berjalan lebih cepat dan intense.

Anda tahu jelas harus kemana untuk mencicipi pertempuran yang secara konsisten terus terjadi. Tidak ada sekedar jalan-jalan "santai" tanpa tujuan jelas yang biasanya terjadi di seri Battlefield sebelumnya, ketika Anda berperan sebagai pasukan infanteri.

Anda tahu jelas harus kemana untuk mencicipi pertempuran yang secara konsisten terus terjadi. Tidak ada sekedar jalan-jalan “santai” tanpa tujuan jelas yang biasanya terjadi di seri Battlefield sebelumnya, ketika Anda berperan sebagai pasukan infanteri.

Namun Battlefield Hardline bukanlah sebuah game Battlefield 4 yang sekedar menawarkan perubahan skin untuk mendukung tema yang ada. Visceral benar-benar mampu menawarkan sensasi game Battlefield yang terasa berbeda. Ia hadir cepat, dekat, dan intense dibandingkan dengan seri-seri Battlefield sebelumnya. Memang, masa beta ini tidak menawarkan banyak opsi map dan Anda hanya disuguhkan dengan satu map saja – pertempuran dalam kota bernama High Tension. Namun dilihat dari desain dasar yang ditawarkan, sensasi ini lahir dari bentuk map yang lebih terbuka dan mode yang selalu meminta Anda untuk bergerak cepat dari satu titik ke titik yang lain. Map yang padat dengan ragam celah serangan yang juga terbuka luas juga menghasilkan pengalaman yang berbeda. Anda akan secara konsisten bergerak, secara konsisten bertempur untuk sekedar memastikan tim Anda berada di atas angin. Inilah yang membuat Battlefield: Hardline terasa berbeda. Tidak ada lagi kebingungan kemana Anda harus bergerak dan berdiam diri, karena Anda tahu dimana pertempuran besar akan terjadi dan dimana Anda harus memfokuskan kekuatan.

Blood Money menjadi mode andalan Battlefield Hardline, menjanjikan sensasi pertempuran yang berbeda.

Blood Money menjadi mode andalan Battlefield Hardline, menjanjikan sensasi pertempuran yang berbeda.

Sementara di mode Heist, Anda memang akan mendapatkan sensasi kejar-kejaran pendek yang sayangnya, tidak signifikan ketika pihak Criminal sudah mendekati objektif utama mereka.

Sementara di mode Heist, Anda memang akan mendapatkan sensasi kejar-kejaran pendek yang sayangnya, tidak signifikan ketika pihak Criminal sudah mendekati objektif utama mereka.

Kerjasama menjadi sangat krusial di Battlefield: Hardline, dengan pertempuran yang berjalan dinamis. Tidak ada yang benar-benar memenangkan pertempuran yang ada hingga hasil akhir dicapai.

Kerjasama menjadi sangat krusial di Battlefield: Hardline, dengan pertempuran yang berjalan dinamis. Tidak ada yang benar-benar memenangkan pertempuran yang ada hingga hasil akhir dicapai.

Sensasi ini tentu saja didukung dengan mode unik yang memfasilitasi sensasi permainan yang berbeda. Masa closed beta ini menawarkan dua mode berbeda – Blood Money dan Heist. Blood Money menjadi primadona utama karena keberhasilannya membangun sensasi game FPS yang unik, terlepas dari nama Battlefield yang diusung oleh Hardline itu sendiri. Di mode ini, baik Polisi maupun Perampok harus mengumpulkan total USD 5 juta dollar ke vault utama mereka untuk memenangkan pertempuran. Sumber uang sendiri bisa didapatkan dari tiga sumber berbeda: uang cash berada di tengah map, vault musuh, atau membunuh musuh lain yang tengah sibuk mengambil uang yang direpresentasikan dengan sebuah tas besar yang digendong. Permainan menjadi lebih aktif mengingat Anda mengerti apa yang harus Anda lakukan untuk memastikan kemenagan. Kerjasama menjadi jauh lebih krusial di tengah pertempuran 30 orang dalam map yang cukup sempit ini. Tidak ada celah untuk bermain “aman”.

Bergerak dari sumber uang dan membawanya kembali ke vault tim sendiri lah yang membuat kebutuhan untuk mobile menjadi lebih krusial daripada seri-seri Battlefield sebelumnya. Anda dituntut untuk lebih cepat bergerak, mengambil apa yang Anda butuhkan, dan bergerak kembali ke vault Anda sendiri. Kerjasama dengan anggota tim lain juga menjadi sangat penting, mengingat beragam strategi yang bisa dipicu untuk memenangkan medan pertempuran yang “padat” in. Sebagai contoh, salah satu pertempuran yang kami jalani. Bermain sebagai Cops, kami berhadapan dengan tim Criminal yang boleh dibilang tidak terlalu kuat pada awalnya. Dengan mudah, kami berhasil mengumpulkan USD 3.5 jutaan dan sedikit lagi mencapai kemenangan, sementara mereka tertahan di sekitar USD 0.2 jutaan. Rasionalnya? Kami pasti menang. Namun apa yang terjadi? Mereka berhasil mengkoordinasikan diri dengan sangat baik di akhir dan menguasai vault utama kami, yang berarti: nihilnya kemungkinan uang baru masuk sehingga jumlah tertahan dan mereka punya kebebasan untuk mencuri uang yang sudah disimpan di vault tersebut. Perlahan namun pasti, mereka memperpanjang pertempuran dan akhirnya berhasil membalikkan kendaraan. Hal inilah yang membuat Blood Money terasa sangat menarik.

Sayangnya, sementara di sisi lain, mode Heist tidak semenarik Blood Money. Misi Anda sebagai Criminal hanyalah membobol dua buah Vault yang terletak di tengah jalan dan membawa isinya kembali ke tujuan tertentu, yang biasanya terdapat di gedung tinggi. Ia mungkin akan menghasilkan momen kejar-kejaran singkat yang diperkuat oleh objektif masing-masing pihak, namun tidak akan terasa signifikan begitu keduanya mencapai daerah sekitar tujuan. Pertempuran memang berjalan lebih cepat di sini, namun tidak lebih dinamis dibandingkan Blood Money.

Levolution!

Levolution!

Runtuhnya tiang besar ini memang akan memblokir akses jalan tertentu, namun tidak terasa terlalu signifikan jika Anda bergerak dengan kaki. Ia akan mempengaruhi alur gerak kendaraan.

Runtuhnya tiang besar ini memang akan memblokir akses jalan tertentu, namun tidak terasa terlalu signifikan jika Anda bergerak dengan kaki. Ia akan mempengaruhi alur gerak kendaraan.

Dynamic Environment lah yang memainkan peranan lebih besar di sini.

Dynamic Environment lah yang memainkan peranan lebih besar di sini.

Fitur lain seperti Levolution sejauh ini memang masih lebih diposisikan sebagai elemen kosmetik yang membuat pertempuran terasa lebih epik, tanpa efek signifikan dalam jalannya pertempuran. Di High Tension, Levolution berbentuk sebuah menara konstruksi super tinggi yang jatuh dan menghancurkan sebagian sisi bangunan besar di sampingnya. Reruntuhan ini memang membuat akses salah satu jalan menjadi tertutup untuk masuknya kendaraan besar, namun tidak terasa terlalu signifikan. Ia juga membuat daerah lebih berdebu dengan jarak pandang yang lebih terbatas. Yang lebih berpengaruh justru ada pada fitur Dynamic Environments yang kini lebih terasa krusial. Menaikkan bar pembatas untuk mencegah masuknya kendaraan besar atau sekedar mengaktifkan elevator dan naik ke tempat yang lebih tinggi akan berpengaruh pada strategi pertempuran Anda, baik ofensif maupun defensif.

<


Review Mario Kart 8: Alasan Kuat Melirik Wii U!

$
0
0
Mario Kart 8 - jagatplay (227)

Mario Kart 8 - jagatplay (227)

Mario Kart 8 - jagatplay (1)

Sebuah game fun racing, sebuah genre yang perlahan namun pasti, juga harus diakui mulai tergerus perkembangan zaman dan mulai dilihat sebagai sesuatu yang tidak lagi relevan. Sebagian besar game racing saat ini dibangun dengan prioritas untuk merepresentasikan kondisi balap dunia nyata, dengan serangkaian aksi film Hollywood penuh kehancuran, yang bahkan dibumbui cerita yang mengambil jalur klise yang sama. Beberapa menawarkan kesempatan untuk mencicipi  sensasi balapan yang lebih realistis lewat genre simulator, tentu saja dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Sekarang, dari semua judul yang tersedia di pasaran saat ini, kapan terakhir Anda memainkan sebuah game racing yang fun? Dimana Anda disediakan begitu banyak item untuk menyerang kendaraan lain, sembari bersenang-senang? Ketika semua publisher bergerak menjauh, Nintendo memperlihatkan konsistensi mereka.

Di masa lalu, kita masih bertemu dengan game-game bertema seperti ini, sebut saja Crash Team Racing, Road Rash, atau Chocobo Racing yang mempertemukan sebagian karakter ikonik Final Fantasy di satu universe yang sama. Ada yang begitu unik dari sensasi balapan yang kompetitif tetapi juga menyenangkan di saat yang sama. Sensasi inilah yang berusaha dibangun ulang oleh Mario Kart 8 – yang dibangun Nintendo untuk Wii U. Anda yang sudah membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah punya sedikit gambaran akan apa yang ia tawarkan, terutama dari sisi visual dan gameplay yang diusung. Menjadi seri Mario Kart pertama untuk konsol generasi terbaru mereka ini, Nintendo memastikan game ini berjalan dengan sangat optimal.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Mario Kart 8 ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai alasan paling kuat untuk mulai melirik Nintendo Wii U? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Visual yang Memesona

Memanfaatkan performa Wii U yang lebih kuat, Mario Kart 8 hadir dengan kualitas visual yang jauh lebih baik.

Memanfaatkan performa Wii U yang lebih kuat, Mario Kart 8 hadir dengan kualitas visual yang memesona

Jika ada satu aspek yang pantas untuk dipuji dari Mario Kart 8, adalah kemampuan Nintendo untuk memanfaatkan performa Wii U yang lebih kuat untuk menghasilkan sebuah game Mario Kart dengan kualitas visualisasi terbaik sejauh ini. Track kini dibangun dengan detail yang jauh lebih baik, dengan beragam efek visual yang cukup untuk membuat mata Anda dimanjakan selama menjalani balap kecepatan tinggi ini. Tidak hanya sekedar kualitas visual, tetapi juga dari desain yang ditawarkan Nintendo. Setiap track terasa kaya dan padat, mengusung tema yang ia tonjolkan dengan sangat kuat. Anda akan bertemu dengan Koppa raksasa di tengah map, atau sekedar lusinan bis kota di tengah jalan tol yang padat, atau sekedar menghindari para sapi yang tengah bergerak pelan di tengah jalan padang, dan begitu banyak momen menakjubkan lainnya. Sejak awal Anda menghidupkannya di Wii U, Anda akan bisa menangkap atmosfer kreatif para jenius di Nintendo ketika mengembangkan game yang satu ini.

Ada begitu banyak efek visual yang dieksekusi dengan sangat baik, memperkuat atmosfer unik masing-masing track.

Ada begitu banyak efek visual yang dieksekusi dengan sangat baik, memperkuat atmosfer unik masing-masing track.

Perhatian yang besar pada detail lah yang membuat Mario Kart 8 terlihat menakjubkan.

Perhatian yang besar pada detail lah yang membuat Mario Kart 8 terlihat menakjubkan.

Salah satu visual yang juga pantas untuk dicatat adalah detail karakter yang kini juga tampil lebih baik. Berjalan di definisi tinggi memang memberikan efek kosmetik yang luar biasa untuk Mario Kart 8, apalagi dengan kombinasi warna yang juga tidak kalah menyegarkan mata. Ada begitu banyak detail yang diperhatikan, dari variasi gerakan yang muncul ketika Anda melakukan boost di udara hingga sekedar gerak halus kumis Mario dan Luigi yang senantiasa diterpa angin. Perhatian yang begitu besar pada detail kecil seperti inilah yang kian membuat Mario Kart 8 tampil menarik secara kasat mata, jauh bahkan sebelum Anda memacu kendaraan Anda ke batas paling maksimal.

15 Game Paling Memukau di E3 2014!

$
0
0
e3-2014-15-game-paling-memu

e3-2014-15-game-paling-memu

e3-2014-15-game-paling-memu

Menjadi salah satu kiblat terbaik untuk melihat tren industri game dalam beberapa bulan hingga tahun ke depan, Electronic Entertainment Expo atau yang lebih dikenal sebagai E3 memang menjadi event yang tidak bisa dikesampingkan dari hidup gamer begitu saja. Dengan perhatian yang berfokus padanya, banyak publisher dan developer yang tampil habis-habisan di event yang satu ini, mengeluarkan lebih banyak informasi dan detail terkait proyek teranyar mereka, baik yang sudah diumumkan sebelumnya, atau yang untuk pertama kalinya, muncul di permukaan. Tidak hanya tiga produsen utama: Sony, Nintendo, dan Microsoft yang memanfaatkan event ini dengan maksimal, beberapa publisher lain seperti Ubisoft dan Electronic Arts juga mempertontonkan antusiasme yang sama.

Namun seperti event-event besar lainnya, persaingan terbuka yang diperlihatkan selalu menjadi hal yang menarik untuk diperhatikan di E3 2014 ini. Presentasi panggung utama yang berjalan lebih dari satu jam memuat begitu banyak hal yang cukup untuk membuat gamer jatuh hati dan semakin setia terhadap platform atau publisher tertentu, atau bahkan cukup untuk membuat mereka beralih hati dari produk platform kompetitor sebelumnya. Beberapa tampil eksklusif, lainnya memperlihatkan kualitas sebuah game third party next-gen yang memesona. Sayangnya, tidak sedikit pula yang sekedar diperlihatkan dalam bentuk trailer sinematik pre-rendered atau sekedar trailer behind the scene yang tidak memuat cukup informasi unutk menentukan apakah sebuah game layak untuk diantisipasi atau tidak.

Dari semua game keren yang diperlihatkan selama event E3 2014 ini, game-game mana saja yang berhasil tampil paling memukau dan pantas untuk mendapatkan perhatian lebih? Berikut adalah 15 game paling memukau di E3 2014 versi JagatPlay:

15. Ori and The Blind Forest

ori and the blind forest

Dari semua game yang diperlihatkan Microsoft di stage utama mereka, Ori and The Blind Forest memang sulit untuk diabaikan begitu saja. Memperlihatkan genre gameplay platformer klasik di trailer pertamanya, game ini memuat kesan pertama yang kuat, terutama lewat eksekusi trailer yang emosional dan visualisasi yang terlihat penuh keajaiban dan memanjakan di saat yang sama. Menjadi salah satu proyek genre klasik yang pantas untuk diantisipasi.

  • Platform: Xbox One
  • Release date: Musim Dingin 2014

14. Sunset Overdrive

sunset overdrive6

Pertempuran melawan zombie didefinisikan ulang lewat proyek teranyar Insomniac Games lewat Sunset Overdrive. Berfokus untuk menawarkan pengalaman bermain yang menyenangkan, dunia Sunset Overdrive dibangun lewat permainanan warna yang menyenangkan. Membasmi zombie dengan serangkaian senjata unik dan efek kerennya masing-masing, ia juga mengintegrasikan sedikit elemen gameplay ala Tony Hawk di sana, bergerak dari satu rail ke rail lainnya untuk mempercepat gerak dan menghasilkan damage lebih besar.

  • Platform: Xbox One
  • Release Date: 28 Oktober 2014

13. Splatoon

splatoon

Kreatif dan inovatif di saat yang sama, genre third person shooter yang selama ini selalu diasosiasikan dengan darah, brutalitas, dan kematian langsung berganti identitas di bawah tangan dingin Nintendo. Mereka memperkenalkan Splatoon, sebuah konsep game shooter kompetitif menyenangkan yang hadir tanpa sebuah identitas mainstream tersebut. Berperang memperebutkan wilayah menggunakan tinta dua warna, serta kemampuan untuk berubah menjadi cumi-cumi dan mengakses lebih banyak skill unik, Splatoon mejanjikan pengalaman multiplayer yang unik dan menyenangkan. Luar biasa!

  • Platform: Nintendo Wii U
  • Release date: 2015

12. Inside

inside

Lahir dari developer sama yang melahirkan salah satu game platformer dengan atmosfer luar biasa – Limbo, PlayDead mengumumkan proyek teranyar mereka di event E3 2014 yang lalu via game bernama Inside. Memperlihatkan identitas yang serupa, Anda kembali akan disuguhkan sebuah game platform dua dimensi yang lebih berfokus pada penyelesaian beragam puzzle. Tidak hanya itu saja, visualisasi latar belakang tiga dimensi yang disuntikkan di dalamnya juga menjadi salah satu yang terbaik di event E3 2014 milik Microsoft.

  • Platform: Xbox One (Debut)
  • Release Date: 2015

GameFight: Watch Dogs vs GTA V

$
0
0
jagatplay-gamefight-wd-vs-g

jagatplay-gamefight-wd-vs-g

jagatplay-gamefight-wd-vs-g

Dua nama besar yang memang sudah ditadirkan untuk bertarung satu sama lain, sebuah kompetisi yang memang tidak lagi terelakkan, dan satu orang pemenang yang memang harus dipilih di antara keduanya, pertempuran besar antara Watch Dogs dan GTA V memang menjadi sesuatu yang sudah lama kita antisipasi. Ada begitu banyak alasan untuk mempertemukan keduanya di dalam GameFight, dari sekedar hype yang terbangun sejak proses pengenalannya untuk pertama kali hingga beberapa “inovasi” yang berusaha ia suntikkan untuk menyegarkan game bergenre open-world itu sendiri. Watch Dogs hadir dengan konsep hacking yang belum pernah diimplementasikan game open-world yang lain, sementara GTA V memperbaharui identitasnya dengan segudang fitur dan mekanik baru yang terhitung cukup inovatif. Masing-masing dari mereka, menawarkan daya tarik yang sulit untuk ditolak.

Apalagi mengingat keduanya hampir bertempur secara terbuka di akhir tahun 2013 yang lalu. Menjadi dua game yang paling diantisipasi tahun lalu, rilis Watch Dogs dan GTA V memang hanya berselang beberapa bulan, mengindikasikan kepercayaan diri masing-masing developer, bahwa masing-masing produk mereka akan mampu “menenggelamkan” yang lain. Namun pertempuran “berdarah” ini sendiri bisa dihindari setelah Ubisoft akhirnya memutuskan untuk menunda rilis Watch Dogs ke pertengahan tahun 2014, dengan dalih untuk menyempurnakan beragam fitur yang ditawarkan. Beragam spekulasi sempat menyebar, meyakini bahwa langkah ini diambil semata-mata sebagia reaksi untuk lepas dari bayang-bayang GTA V yang sudah dipastikan meledak di pasaran. Namun dengan rilis yang sudah berada di tangan, kesempatan untuk mempertemukan keduanya akhirnya tiba.

Berangkat dari persamaan sifat, genre, dan identitas yang serupa inilah, menjadi hal yang rasional untuk emmbawa kedua game ini untuk masuk ke dalam arena pertempuran ikonik JagatPlay – GameFight. Siapakah yang akan tampil sebagai yang terbaik? Kami akan meniliknya elemen per elemen, apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan setiap darinya.

Plot

Didorong motif balas dendam, Aiden Pearce berusaha mencari siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas perintah pembunuhan tersebut. GTA V (260)

Sebuah game open-world tentu saja tidak bisa dibangun atas dasar sekedar kualitas visual yang memesona atau mekanik gameplay yang menarik, tetapi juga pondasi cerita yang cukup kuat untuk memperlihatkan signifikansi peran sang karakter utama terhadap kota yang ia huni. Baik GTA V dan Watch Dogs sebenarnya memuat jalinan cerita yang terhitung klise, sesuatu yang sudah seringkali Anda temui di film action garapan Hollywood. Namun jika harus berangkat dari motif dan rasionalisasi tindakan, GTA V menempatkan plot sebagai bagian terintegrasi yang lebih baik. Ia memberikan pondasi yang cukup kuat untuk menjadi alasan mengapa setiap karakter bertingkah laku dan mengambil aksi tertentu. Sementara di Watch Dogs? Aiden Pearce sebenarnya berjalan di atas pondasi cerita yang sangat rapuh. Balas dendam untuk sang keponakan yang ibunya sendiri sudah mengambil sikap rela dan ikhlas terasa begitu aneh, dengan proses yang juga terasa sangat egoistis. Untuk urusan yang satu ini, GTA V berhak menyabet satu poin ekstra.

GTA V (1) vs Watch Dogs (0)

Visualisasi

Watch Dogs - jagatplay (149) GTA V (35)

Visualisasi mungkin menjadi isu sensitif bagi Ubisoft ketika membicarakan Watch Dogs. Bagaimana tidak? Setelah trailer perdana yang tampil begitu memesona, versi retail Watch Dogs, bahkan versi PC sekalipun, dianggap tidak merepresentasikan sensasi visual generasi terbaru. Cukup untuk memaksa modder mengambil tindakan sendiri dan membenahi aspek ini. Walaupun demikian, terlepas dari semua kontroversi yang tercipta, Watch Dogs masih menawarkan kualitas grafis yang sepadan untuk disebut sebagai “next-gen”, terutama ketika membicarakan tekstur definisi tinggi yang ia suntikkan. Sementara di sisi lain, walaupun Rockstar sudah mengumumkan eksistensi GTA V versi PC, Playstation 4, dan Xbox One, mustahil untuk menilai kualitas visual dari sekedar trailer perdana yang dirilis. Watch Dogs memenangkan pertempuran elemen ini dengan cukup mudah.

GTA V (1) vs Watch Dogs (1)

Gameplay/Action

Watch Dogs Part 2 (58) GTA V (86)

Apa yang seringkali Anda asosiasikan dengan sebuah game open-world? Sebagian besar dari kita tentu saja menginginkan sebuah game menyenangkan yang memungkinkan untuk melakukan begitu banyak aktivitas, dengan cukup bebas, atau bahkan hampir tanpa batas. Watch Dogs memang menawarkan daya tarik yang cukup unik di elemen yang satu ini, lewat elemen hacking dan NPC yang diposisikan seolah memiliki kehidupan pribadi mereka masing-masing. Terpesona di awal dan mulai terasa seperti gimmick yang tidak bisa diterapkan ke mekanik yang lebih dalam kompleks, Watch Dogs gagal menawarkan integrasi mekanik yang lebih kuat dan dalam. Sementara di sisi lain, GTA V hadir dengan begitu banyak inovasi untuk sebuah game open-world. Sensasi GTA  yang selama ini kita kenal tetap dipertahankan, namun kini dengan ekstra begitu banyak mekanik baru yang inovatif – kehadiran sistem tiga karakter, begitu banyak kegiatan ekstra yang bisa dinikmati, hingga pertempuran dengan senjata yang jauh lebih bisa dnikmati. Semua poin yang secara langsung berkontribusi pada kemenangan GTA V di elemen  yang satu ini.

GTA V (2) vs Watch Dogs (1)

Character Design

Watch Dogs Part 2 (59) GTA V (267)

Jika ada satu kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Ubisoft adalah memperkuat klisenya jalan cerita yang mereka tawarkan dengan desain karakter yang juga tidak kalah dangkal di Watch Dogs. Seorang hacker penuh aksi tembak-tembakan, dengan nilai moral yang pantas dipertanyakan, didukung dengan companion lain dan dialog yang juga tidak kalah klise membuat aspek ini tampil begitu lemah. Sementara di sisi lain, sistem tiga karakter GTA V juga didukung dengan presentasi kepribadian yang kuat dengan latar belakang cerita yang juga sangat menarik. Kita membicarakan karakter “psikopat” seperti Trevor, sang “bijaksana” – Franklin, dan seorang ayah dengan rumah tangga kacau balau – Michael. Ketiga karakter ini berangkat dari konflik unik mereka masing-masing, terlibat satu sama lain dan menghasilkan konflik lebih besar, dengan voice acts yang juga terasa hidup dan natural. Kegigihan Rockstar yang bahkan menyewa sekelompok gangster dunia nyata untuk menjadi pengisi suara terbayarkan di pertempuran kali ini. Desain karakter mereka tampil lebih hidup, natural, dan penuh dengan emosi. Kemenangan ekstra lagi untuk GTA V.

GTA V (3) vs Watch Dogs (1)

Review Enemy Front: Di Bawah Standar!

$
0
0
Enemy Front jagatplay (6)

Enemy Front jagatplay (6)

Enemy Front jagatplay (1)

Perang modern dan bahkan mulai memasuki tema futuristik, tren yang satu ini memang sulit untuk dihapuskan dari genre FPS setidaknya hingga beberapa waktu ke depan. Berusaha mengekor pencapaian fenomenal yang berhasil ditorehkan oleh Call of Duty 4: Modern Warfare beberapa tahun lalu, banyak developer yang mulai menawarkan atmosfer perang yang sama – dimana setting perang modern dikombinasikan dengan segudang dramatisasi untuk menghasilkan efek Hollywood yang lebih kentara. Menarik di awal-awal rilis memang, namun mulai terasa terlalu terkeksploitasi di tahun-tahun terakhir ini. Berita buruknya lagi? Mereka yang merindukan perang dengan setting yang lebih klasik terpaksa harus gigit jari karena timeline yang tidak ada lagi dianggap populer. Namun, harapan selalu ada.

Ketakutan ini memang cukup beralasan jika melihat langkah franchise seperti Medal of Honor dan Call of Juarez yang sempat tergoda untuk menjual hal yang sama, terlepas dari identitas FPS unik yang sudah begitu kuat di masa lalu. Activision sendiri memang sempat berusaha menawarkan sedikit variasi lewat Call of Duty 5: World at War setelah Modern Warfare, yang sayangnya, juga tidak dilanjutkan dengan seri baru yang lebih menarik. Lantas, apakah ini berarti kita tidak akan lagi melihat game FPS bertema perang dunia di masa depan? Untungnya, bulan Juni 2014 ini menawarkan tiga buah game sekaligus untuk mengobati kerinduan tersebut – Sniper Elite 3, Valiant Hearts, dan satu-satunya game FPS – Enemy Front. Harapan lebih besar tentu saja ditujukan kepada nama yang terakhir ini, apalagi setelah antisipasi yang cukup tinggi di kalangan gamer.

Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Enemy Front ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang berada di bawah standar? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Kembali ke cita rasa FPS klasik, Enemy Front membawa Anda kembali ke tema perang dunia kedua.

Kembali ke cita rasa FPS klasik, Enemy Front membawa Anda kembali ke tema perang dunia kedua.

Selamat datang kembali di era perang dunia kedua, ketika pasukan Nazi dari Jerman bergerak tak ubahnya gelombang besar raksasa yang tidak tertahankan, menyapu satu per satu daratan Eropa yang bebas, termasuk Polandia di dalamnya. Tidak lagi kuat melihat penderitaan yang disebabkan oleh perang ini, seorang wartawan memutuskan untuk ikut mengangkat senjata dan bertempur mempertaruhkan nyawanya, membuka takbir kekejaman dan kejahatan perang yang sudah dilakukan Nazi di Eropa. Seperti yang bisa diprediksi, Andalah si wartawan “gila” ini.

Anda berperan sebagai Hawkins - seorang wartawan asal Amerika Serikat yang memutuskan ikut berperang melawan Nazi bersama pasukan pemberontak.

Anda berperan sebagai Hawkins – seorang wartawan asal Amerika Serikat yang memutuskan ikut berperang melawan Nazi bersama pasukan pemberontak.

Perang melawan Nazi ini akan mengambil setting yang jarang dieksploitasi di industri game sebelumnya - Polandia dan Norwegia, misalnya.

Perang melawan Nazi ini akan mengambil setting yang jarang dieksploitasi di industri game sebelumnya – Polandia dan Norwegia, misalnya.

Anda akan berperan sebagai seorang kuli tinta asal Amerika Serikat bernama Robert Hawkins, yang terjebak di Polandia. Melihat invasi besar-besaran yang terus menimbulkan korban jiwa, Hawkins akhirnya memutuskan untuk mengganti penanya dengan senjata api, berusaha menghasilkan perubahan nyata secara langsung. Pengalamannya di militer Perancis di masa lalu membuat ia tidak canggung untuk berpartisipasi secara aktif. Tidak perlu menunggu lama, ia menjadi salah satu kekuatan utama gerakan pemberontakan, menghambat kekuasaan Nazi di Warsawa. Tidak hanya di Polandia saja, Anda juga akan menemukan perjalanan Hawkins yang lain dalam beragam aksi lain, dalam plot yang bergerak maju dan mundur.

Perang seperti apa yang harus dihadapi oleh Hawkins? Anda bisa menjawab pertanyaan ini dengan memainkan Enemy Front.

Perang seperti apa yang harus dihadapi oleh Hawkins? Anda bisa menjawab pertanyaan ini dengan memainkan Enemy Front.

Lantas, perang seperti apa yang harus dicapai oleh Hawkins? Mampukah ia membantu kelompok pemberontak menangkal invasi Nazi? Jawaban dari pertanyaan bisa Anda jawab dengan memainkan Enemy Front ini.

Review Thermaltake Level 10M Gaming Headset: Desain Super Keren!

$
0
0
Thermaltake Level 10 M Gaming Headset

Thermaltake Level 10 M Gaming Headset

Thermaltake TteSports Level 10 M Gaming Headset

Thermaltake TteSports Level 10 M Gaming Headset

Audio memang seringkali dilihat sebagai elemen yang tidak terlalu krusial ketika tengah menikmati sebuah game tertentu. Gamer lebih seringkali lebih terpaku menilai sebuah game dari sekedar kualitas visual, mekanik gameplay, atau sekedar kekuatan cerita yang ditawarkan. Padahal jika ditelisik lebih jauh, audio menjadi salah satu pintu gerbang untuk menangkap atmosfer yang sebenarnya ingin ditawarkan oleh developer itu sendiri, dari sekedar musik, voice acts, atau sekedar – kesunyian. Ada sensasi yang berbeda jika perangkat audio Anda berhasil mengusung elemen ini di batas yang paling optimal, menawarkan pengalaman gaming yang jauh lebih baik. Inilah yang berusaha ditawarkan oleh Thermaltake lewat salah satu produk headset mereka – Thermaltake TteSports Level 10M Gaming Headset.

Desain dan Fitur

Bentuk keseluruhan.

Bentuk keseluruhan.

Kombinasi warna hitam, merah, dan perak yang elegan meninggalkan kesan futuristik yang kentara.

Kombinasi warna hitam, merah, dan perak yang elegan meninggalkan kesan futuristik yang kentara.

Alumunium menjadi bahan utama headset yang satu ini.

Alumunium menjadi bahan utama headset yang satu ini.

Untuk urusan desain, tidak ada keraguan bahwa TteSports Level 10M Gaming Headset menawarkan salah satu bentuk fisik headset paling futuristik di jajaran headset saat ini. Tidak menawarkan sisi kosmetik yang berlebihan, ada kesan elegan yang mengalir kentara dari sana. Kerjasama Thermaltake  dengan tim BMW DesignworkUSA membalut Level 10M Gaming Headset ini dengan perpaduan warna hitam dan perak yang proporsional, mengusung tema yang cukup futuristik. Bahan alumunium dengan ekstra penempatan kabel yang cukup keren di kedua sisi  semakin memperkuat kesan tersebut. Ukuran yang terhitung nyaman untuk digunakan meninggalkan impresi pertama yang cukup kuat untuk Level 10M Gaming Headset.

Kenyamanan tentu saja menjadi bahan pertimbangan yang tentu saja diperhatikan oleh Thermaltake. Di luar desain keren, futuristik, dan elegannya, Level 10M Gaming Headset hadir dengan fungsi dan kenyamanan yang cukup baik.  Ukurannya sendiri cukup proporsional untuk mengakomodasi ukuran kepala gamer yang beragam dan kokoh. Menariknya lagi? Mereka menawarkan desain penopang berbahan alumunium berbahan kotak yang tidak hanya menawarkan kesan maskulin, tetapi juga membantu menciptakan desain yang lebih kokoh dan tahan banting. Sementara di sisi penggunaan, bahan karet sintetis untuk kedua pad memang seringkali diidentikkan dengan panas berlebih, yang untungnya tidak terjadi di Level 10M Gaming Headset ini. Bahan alumunium yang juga digunakan juga tidak lantas membuatnya tidak mampu tampil fleksibel dan membuat kepala Anda terasa seperti digenggam keras. Untuk sektor kenyamanan, headset ini melakukan tugasnya dengan cukup baik.

Penopang berbentuk persegi ini tidak hanya menghasilkan identitas yang lebih maskulin, tetapi juga membuatnya tampil kokoh.

Penopang berbentuk persegi ini tidak hanya menghasilkan identitas yang lebih maskulin, tetapi juga membuatnya tampil kokoh.

Tidak sulit untuk mendefinisikan headset ini sebagai peripheral gaming, terutama dari bentuk yang ia tawarkan.

Tidak sulit untuk mendefinisikan headset ini sebagai peripheral gaming, terutama dari bentuk yang ia tawarkan.

Earpad nya lumayan terasa nyaman di telinga dan menutup suara dengan cukup baik.

Earpad nya lumayan terasa nyaman di telinga dan menutup suara dengan cukup baik.

Anda bisa memilih untuk menyematkan kabel audio jack di kedua sisi, sesuai dengan preferensi pribadi Anda sendiri.

Anda bisa memilih untuk menyematkan kabel audio jack di kedua sisi, sesuai dengan preferensi pribadi Anda sendiri.

Jika ada salah satu keunggulan yang ditawarkan oleh Level 10M Gaming Headset ini adalah fleksibilitas untuk menentukan lokasi penempatan kabel Anda sendiri, mengatasi masalah klasik yang mungkin membuat pengalaman menggunakan headset tertentu terasa tidak nyaman. Dengan penempatan dua buah slot micro USB yang terletak di masing-masing sisi, Anda bisa memillih untuk menyematkan kabel jack utama Anda di salah satunya, sesuai dengan posisi yang menurut Anda paling nyaman. Dalam paket penjualan, Thermaltake juga menawarkan dua jenis kabel untuk dua fungsi yang berbeda. Untuk penggunaan mobile, Anda bisa menggunakan kabel pendek yang memang didesain untuk fungsi tersebut. Sementara untuk Anda yang menggunakannya di desktop, sebuah kabel ekstra dengan sebuah mini controller disuntikkan, untuk mengatur volume headset dan microphone secara real-time. Desainnya sendiri terhitung elegan, dengan logo naga merah khas Thermaltake disematkan di sana. Dualitas fungsi yang tentu saja akan mengakomodasi sebagian besar kebutuhan Anda saat ini sebagai penikmat konten multimedia, baik mobile maupun tidak.

Thermaltake menyediakan dua jenis kabel di paket penjualan: 1 meter untuk mobile dan 3 meter dengan ekstra controller mini untuk penggunaan di desktop.

Thermaltake menyediakan dua jenis kabel di paket penjualan: 1 meter untuk mobile dan 3 meter dengan ekstra controller mini untuk penggunaan di desktop.

Bentuk ukuran yang proporsional membuatnya nyaman untuk variasi bentuk kepala yang ada.

Bentuk ukuran yang proporsional membuatnya nyaman untuk variasi bentuk kepala yang ada.

Salah satu keunggulan lain yang cukup pantas untuk dibicarakan adalah kemampuan headset ini untuk memerangkap suara dengan desain yang ia tawarkan dengan kontrol volume yang juga proporsional – tidak terlalu kencang dan tidak terlalu kecil di level paling maksimal. Sebagai hasilnya? Di suara terkencang, Anda tidak akan mengganggu kenyamanan orang lain, apalagi ketika berada di ruang publik. Suaranya tidak “bocor” seperti perangkat headset lain yang mungkin menawarkan nilai jual serupa. Lantas seperti apa spesifikasi teknis yang ditawarkan?

Spesifikasi teknis dan fitur headset gaming Level 10M Gaming Headset ini meliputi:

  • Color: Diamond Black
  • Cable Length: 3 meter
  • Connector: 3.5 mm plug, mini USB 8pin
  • Platform: PC / Mobile
  • Driver Unit: 40MM Neodymium Magnet
  • Channel: Stereo
  • Frequency Response: 10Hz – 22 KHz
  • Sensitivity: 100DB at 1K Hz
  • 3.5 MM Gold Plug: Yes
  • Plug & Play Microphone: Yes
  • Externeal In-Line Controlller: Yes
  • Mic Directivity: Omni-Directional
  • Mic Noise Cancelling: yes
  • Mic Sensitivity: -35 +/- 3 DB
  • Mic Frequency: 300Hz – 10 KHz
  • Mic Impedance: 2.2K Ohm
  • Impedance: 32 Ω
  • Accessories: Carry Bag, 1 Meter Mobile Device Cable

Preview Plants vs Zombies – Garden Warfare: Format Baru!

$
0
0
Plants Vs Zombies Garden Warfare (11)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (11)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (4)

Keputusan yang terhitung aneh dan mengundang begitu banyak tanda tanya, gamer mana yang sempat membayangkan bahwa salah satu game mobile paling populer – Plants vs Zombies akan menjadi salah satu ujung tombak Microsoft dan Xbox One di masa lalu. Tidak lagi tampil seperti seri awalnya yang sekedar meminta Anda terlibat dalam gameplay ala tower defense, seri teranyar – Garden Warfare hadir sebagai sebuah game third person shooter, yang bahkan difokuskan pada pengalaman multiplayer. Menggabungkan dengan identitas Plants vs Zombies yang selama ini terkenal fun, ada segudang alasan untuk menantikan kehadiran game ini. Rasa penasaran ini akhirnya terbayarkan, setelah EA dan PopCap memutuskan untuk membawa seri ini keluar dari Xbox One menuju platform lain – PC dan Playstation 4. Kesempatan untuk mencicipinya, akhirnya tiba.

Kesan Pertama

Dibangun dengan menggunakan engine  andalan EA – Frostbite Engine 3.0, Plants vs Zombies memang hadir dengan kualitas visual yang cukup baik, walaupun tidak terlihat luar biasa. Menarik memang melihat beragam karakter tanaman dan zombie yang selama ini Anda kenal kini mendapatkan adaptasi model tiga dimensi, dengan detail yang cukup baik. Dunia dibangun dengan desain yang ciamik, dengan kombinasi warna yang dengan jelas memperlihatkan kesan kuat bahwa Plants vs Zombies adalah sebuah game multiplayer yang dibangun untuk fun, dan tidak lebih. Sebuah kesan yang berhasil ia eksekusi dengan baik di impresi pertama kami ini.

Seperti layaknya sebuah game multiplayer shooter yang selama ini Anda kenal, Anda akan berperan sebagai salah satu kubu yang tengah bertikai – Plants atau Zombies, tentu dengan variasi karakter yang hadir dengan kemampuan dan senjata yang berbeda satu sama lain. Menariknya lagi? Perbedaan ini bukan sekedar skin belaka. Kemampuan yang dimiliki oleh Zombies dan Plants berbeda satu sama lain, menghasilkan pendekatan gaya bermain yang cukup unik jika Anda harus berkutat di salah satu kubu. Sisanya? Bermain fun secara total. Memuntahakan senjata dengan sound effect yang familiar, mengeluarkan skill di saat  yang tepat, dan bekerja sama untuk menyelesaikan setiap misi yang ditawarkan oleh mode yang berbeda.

Selain kompetitif, Plants vs Zombies: Garden Warfare juga hadir dengan mode kooperatif yang menuntut Anda, bersama dengan 3 player lainnya, untuk mempertahankan markas dari serbuan zombie yang datang bergelombang, perlahan namun pasti. Personifikasi tiap karakter muncul dari serangkaian item kosmetik yang bisa Anda sematkan di setiap kelas, lewat sistem kartu yang bisa dibeli dengan uang yang Anda dapatkan di setiap permainan. Kartu-kartu ini juga membuka kemungkinan Anda untuk menjajal kelas yang lain, atau menyuntikkan sejenis serangan elemen dengan damage yang lebih masif. Sebuah sense of purpose yang akan mendorong Anda bergerak dari satu pertempuran ke pertempuran lainnya.

Sembari mencari waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review secara mendalam, izinkan kami untuk melemparkan segudang screenshot terbaru ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran kualitas visual dan pertempuran seperti apa yang ditawarkan. Satu yang pasti, ini bukanlah Plants vs Zombies yang selama ini Anda kenal!

Plants Vs Zombies Garden Warfare (11)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (12)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (18)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (26)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (55)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (67)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (74)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (89)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (120)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (137)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (145)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (173)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (180)

10 Calon Presiden Indonesia Terburuk dari Video Game!

$
0
0
featured-image-presiden-ter

featured-image-presiden-ter

featured-image-presiden-ter

Menyambut gegap gempita pemilihan presiden Republik Indonesia yang tinggal menghitung minggu, rakyat Indonesia tampaknya tengah bersemangat untuk membangun Indonesia baru yang lebih baik. Dengan dua kandidat yang tersisa, beragam peredebatan dan perbedaan pendapat mengemuka jelas dan menemukan jalannya di dunia maya. Situs media sosial, berita, hingga beragam blog menjadi ajang untuk mengemukakan pendapat dan mempertahankan calon pilihan masing-masing. Bagi beberapa orang, ini mulai menjadi rutinitas yang menyebalkan. Namun di skala kenegaraan, fakta bahwa rakyat mampu mengekspresikan hak mereka ini secara terbuka menjadi pencapaian tersendiri.

Lantas, apa yang sebenanrya yang membuat satu karakter dianggap pantas untuk memimpin sebuah negara? Tanggung jawab luar biasa untuk menggantungkan nyawa ratusan jiwa dan arah gerak negara tentu menjadi beban yang hanya bisa ditangani mereka yang memiliki kemampuan mental yang kuat. Tidak hanya itu saja, kualitas kepemimpinan juga sangat ditentukan oleh kepribadian sang calon sendiri, terutama cara mereka menangani beragam konflik yang mungkin mengemuka. Semua variasi kualitas karakteristik yang juga seringkali Anda temukan di video game itu sendiri. Namun sebelum membicarakan siapa karakter game yang mampu memperlihatkan daya tarik tersebut, ada baiknya kita melihat dari sudut negatif terlebih dahulu. Terlepas siapapun yang Anda inginkan untuk memimpin Indonesia, ini adalah karakter-karakter video game yang tidak akan pernah Anda setujui menguasai negara tercinta ini.

Dari semua karakter video game yang ada, inilah 10 karakter yang menurut JagatPlay, akan menjadi calon presiden terburuk Indonesia!

10. Illusive Man [Mass Effect 2]

the illusive man

Sebuah niat baik yang dieksekusi dengan cara buruk, Illusive Man menjadi bukti yang paling valid, bahwa politik, bahkan di industri game sekalipun, selalu menjadi area abu-abu yang penuh dengan agenda dan rahasia. Berusaha memastikan keberlangsungan eksistensi manusia sebagai sebuah ras, pemimpin organisasi Cerberus yang misterius ini bersedia melakukan segudang cara untuk mencapainya, dari menugaskan mata-mata, berperang secara terbuka, hingga melanggar kode etik tertentu yang semuanya dilakukan tanpa pertimbangan moral sama sekali. Illusive Man mungkin akan mampu membuat Indonesia mencapai apa yang selama ini kita impikan sebagai sebuah negara, namun dengan cara-cara tidak terhormat yang tidak pantas untuk dibanggakan.

9. Alex Mercer [Prototype]

alex mercer1

Apa yang akan Anda lakukan jika pemimpin Anda hadir dengan segudang janji yang terdengar manis? Nilai positifnya, ia juga punya kapabilitas untuk mewujudkan serangkaian mimpi ini dengan sangat efektif. Hal inilah yang dijanjikan Alex Mercer yang mulai menerima jati dirinya sebagai carrier Blacklight dengan kekuatan luar biasa, mendambakan sebuah dunia baru yang dihuni sebuah ras baru yang jauh lebih kuat dibandingkan manusia biasa. Apa jadinya jika Alex Mercer memimpin Indonesia? Sisi positifnya, kita akan disegani sebagai sebuah negara yang tidak bisa dimanipulasi dengan cara apapun. Kekurangannya? Kita akan berdiri di atas pondasi kekerasan dan ancaman sebagai solusi untuk semua masalah, yang justru lebih mencerminkan sikap manusia barbaric daripada modern.

8. Duke Nukem  [Duke Nukem]

duke nukem

Ada begitu banyak alasan untuk memosisikan Duke Nukem sebagai salah satu calon presiden terburuk yang bisa didapatkan Indonesia dari video game. Karakternya yang cool dan kemampuannya untuk menyelamatkan dunia dari ancaman invasi alien dalam skala besar memang memperlihatkan satu dari begitu banyak kualitas kepemimpinan yang menarik. Namun, fakta bahwa ia merupakan salah satu karakter yang tidak pernah peduli dengan pantas atau tidak pantasnya sebuah tingkah laku menjadi kelemahan tersebar, membuatnya sama sekali tidak pantas untuk dilirik. Akan sangat aneh, jika di pertemuan tingkat tinggi antar presiden, ia terlihat tengah sibuk menggoda perdana menteri wanita dari negara lain atau yang lebih ekstrim – melempar kotoran untuk sekedar bersenang-senang.

7. Trevor Philips [GTA V]

trevor

Salah satu syarat utama untuk menjadi presiden di Indonesia adalah sehat secara rohani dan jasmani. Untuk jasmani, tidak ada yang salah dengan salah satu karakter paling ikonik di sepanjang sejarah franchise GTA – Trevor Philips. Ia tidak pernah terlihat letih ketika harus mengangkat senjata dan bertempur terbuka dengan geng lain yang berusaha menutup usahanya. Masalah terbesar dari Trevor adalah fakta bahwa ia tidak memiliki kondisi psikologis yang memadami. Lebih pantas disebut sebagai seorang psikopat, Trevor bahkan tidak punya lagi kemampuan untuk menilai mana yang baik dan buruk. Semua hal bisa ditoleransi selama membawanya dekat dengan tujuan utama. Untuk Indonesia, Trevor bisa menyuntikkan sikap tegas tanpa kompromi serta konsistensi untuk bergerak. Namun bergerak lebih baik atau buruk? Itu yang jadi masalah.


Review Armaggeddon KAI-9 Sentinel: Keyboard Gaming yang Terjangkau!

$
0
0
10

10

1

Gaming saat ini sudah menjadi sesuatu yang besar. Lihat saja bagaimana game seperti DOTA 2 yang begitu populer dengan scene e-Sports yang kian melimpah. Seiring berkembangnya industri gaming tersebut, semakin bertumbuh pula gamer dengan kebutuhan yang bervariasi pula. Seorang gamer membutuhkan “senjata” yang lebih bisa diandalkan, sesuatu yang disebut sebagai peripheral gaming, yang tujuannya tentu saja untuk memfasilitasi ragam kebutuhan tersebut.

Powerlogic yang mempunyai divisi gaming yang diberi nama Armaggeddon, turut ikut berkecimpung di pasar ini. Berbagai produk gaming mulai dari headset, mouse, keyboard, serta speaker diluncurkan demi memenuhi kebutuhan para gamer. Nah kali ini tim JagatPlay kedatangan sebuah keyboard gaming dari Armaggeddon yang diberi nama KAI-9 Sentinel. Penasaran dengan keyboard tersebut? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Desain dan Fitur

Dari sisi desain, tidak sulit untuk mengindentifikasi bahwa keyboard dari Armaggeddon ini adalah sebuah keyboard gaming. Dibalut dengan warna hitam pekat yang dibumbui dengan LED serta logo garang yang menyala di bagian atas, sisi kosmetik ini semakin memperkuat kesan gaming yang ada. Anda juga dapat mengatur intensitas cahaya dan menambahkan breathing effect pada keyboard tersebut. Terdapat 3 warna LED yang disematkan di keyboard ini, yaitu merah, hijau, dan biru.

2

Logo khas Armaggeddon yang membuat keyboard terlihat lebih menarik.

Keyboard dengan LED merah.

Keyboard dengan LED merah.

Keyboard dengan LED hijau.

Keyboard dengan LED hijau.

5

Keyboard dengan LED biru.

Tombol Makro juga disematkan dalam keyboard ini. Terdapat 6 tombol makro yang siap memfasilitasi  kebutuhan para gamer yang beragam. Key ini sendiri diselipkan di bagian paling kiri keyboard, untuk memudahkan akses yang minim resiko. Tidak lupa juga, Nighthawk Kai-9 ini juga dilengkapi dengan berbagai tombol untuk mengakses beragam fungsi yang lain, seperti tombol 3 buah tombol profile, tombol volume, tombol untuk membuka media player, dan beberapa key lainnya untuk digunakan dalam fungsi komputasi sehari-hari.

6

Enam buah tombol makro yang terdapat pada keyboard.

7

Tombol volume dan pause untuk media player.

8

Tombol multifungsi untuk membuka my computer, media player, dan juga email.

Beberapa hal yang menurut kami agak mengecewakan, keyboard tersebut dibuat dengan material plastik yang mudah meninggalkan jejak sidik jari . Tidak hanya itu saja, ada kesan kuat bahwa bahan ini membuat anda gampang berkeringat. Saat tangan anda berkeringat atau basah, keyboard tersebut akan meninggalkan pola seakan basah yang mungkin menganggu bagi gamer tertentu. Begitu pula tombol windows yang secara default tidak dapat digunakan. Untungnya, Anda bisa mengubah fungsi tersebut via driver yang disertakan oleh Armageddon sendiri.

9

Berbahan karet yang mudah meninggalkan jejak tangan.

Driver

driver animated armageddon

Perangkat lunak untuk keyboard tersebut juga cukup lengkap dan mudah untuk dikuasai. Anda dapat mengatur profile yang ingin anda gunakan, Anda bisa mengatur tombol makro yang akan anda gunakan, atau sekedar tombol windows yang bisa dimatikan dan dinyalakan sesuai dengan preferensi pribadi. Anda juga dapat mengatur polling rate dan intensitas cahaya pada LED yang disematkan di dalamnya.

Review Transformers – Rise of the Dark Spark: Hambar!

$
0
0
Transformer-Rise-of-the-Dark-Spark-jagatplay-11

Transformer-Rise-of-the-Dark-Spark-jagatplay-11

Transformer Rise of the Dark Spark - jagatplay (13)

Jika kita membicarakan dua proyek game adaptasi komik atau film terbaik yang pernah di industri game, sebagian besar gamer mungkin akan langsung menjatuhkan pilihan kepada seri Batman Arkham yang dikembangkan oleh Rocksteady Studios. Padahal jika ingin diteliti lebih lanjut, ada satu franchise lainnya yang tidak kalah memesona, menawarkan pengalaman gaming dan narasi yang kian menyempurnakan franchisenya di media yang lain. Benar sekali, kita tengah membicarakan dua seri Transformers yang dikembangkan oleh High Moon Studios. Lewat War for Cybertron dan Fall of Cybertron, seri Transformers ini berhasil menarik hati begitu banyak gamer, baik yang sudah mengenal kisah robot kreasi Hasbro ini ataupun yang masih awam. Berangkat dari ekspektasi kualitas dua seri inilah, animo terhadap sang seri terbaru – Transformers: Rise of The Dark Spark hadir.

Pengumuman yang dilakukan Activision beberapa waktu lalu ini tentu saja membuat banyak gamer yang sudah mencicipi dua seri sebelumnya kembali bersemangat. Sayangnya, terlepas dari antisipasi yang ada, rasa skeptis justru muncul setelah mengetahui bahwa developer dua seri sebelumnya – High Moon Studios ternyata sama sekali tidak ikut campur untuk seri teranyar ini. Activision melemparkan tanggung jawab pengembangannya kepada Edge of Reality. Detail pertama yang dirilis oleh publisher ini juga tidak terlalu menjanjikan, membicarakan keterkaitan antara seri ini dengan versi film terbaru yang tengah tayang di layar lebar – Transformers: Age of Extinction.

Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Transformers: Rise of the Dark Spark ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai proyek yang justru menghasilkan sensasi yang begitu hambar?

Plot

Transformers: Rise of the Dark Spark akan menceritakan dua timeline yang berbeda - ketika Cybertron utuh dan ketika Autobots berada di bumi seperti versi filmnya.

Transformers: Rise of the Dark Spark akan menceritakan dua timeline yang berbeda – ketika Cybertron utuh dan ketika Autobots berada di bumi seperti versi filmnya.

Transformers: Rise of the Dark Spark menjadi seri Transfomer pertama yang menggabungkan antara semesta seri War for Cybertron dan Fall of Cybertron dengan versi filmnya. Karena konsep awal seperti inilah, Anda seperti tengah menikmati dua game dengan gaya berbeda – satu seri yang mungkin terasa familiar yang berdampingan dengan seri lain dengan tema yang terlihat cukup bertolak belakang, apalagi dengan bumi sebagai setting utama. Bergerak dalam plot maju mundur, Anda akan menjelajahi dua timeline berbeda ini.

Bertahan dengan gaya dua seri sebelumnya, Anda akan berperan sebagai Decepticons dan Autobots secara bergantian dalam satu plot yang berjalan lurus, memberikan sedikit gambaran tentang jalannya cerita dari dua sudut pandang yang berbeda. Berjalan di dua timeline yang berbeda, Anda akan masuk ke dalam perang klasik antara Decepticons dan Autobots di Cybertron dan perang baru dengan Lockdown yang mengikuti cerita versi filmnya. Namun keduanya berbagi satu benang merah yang sama, sebuah sumber kekuatan kegelapan yang disebut sebagai Dark Spark.

Mengikuti versi filmnya, timeline di masa depan menceritakan aksi Autobots di bumi yang tengah berhadapan dengan Lockdown.

Mengikuti versi filmnya, timeline di masa depan menceritakan aksi Autobots di bumi yang tengah berhadapan dengan Lockdown.

Sementara satu timeline lainnya berada di Cybertron sebelum detik-detik kehancurannya.

Sementara satu timeline lainnya berada di Cybertron sebelum detik-detik kehancurannya.

Kedua timeline ini dihubungkan dengan satu benang merah: sebuah artifak bernama Dark Spark.

Kedua timeline ini dihubungkan dengan satu benang merah: sebuah artifak bernama Dark Spark.

Dark Spark diposisikan sebagai sebuah artifak yang setara dan merupakan lawan sepadan dari Matrix of Leadership milik Optimus Prime. Seperti yang bisa diprediksi, sumber kekuatan inilah yang berusaha dikejar oleh Megatron di detik-detik kehancuran Cybertron. Tidak hanya untuk menguasai dunia penuh makhluk robot mengagumkan ini, tetapi juga mencegah Autobots untuk menyelesaikan Ark mereka untuk menyelesaikan diri. Keterkaitannya dengan Lockdown di masa depan? Anda yang sudah seringkali menikmati game action tentu tidak akan sulit untuk memprediksi cerita yang ada, klise seperti yang Anda bayangkan.

Bagaimana Dark Spark menghubungkan dua buah timeline berbeda ini? Anda yang sering menonton film action tidak akan kesulitan menebak alur klise ini.

Bagaimana Dark Spark menghubungkan dua buah timeline berbeda ini? Anda yang sering menonton film action tidak akan kesulitan menebak alur klise ini.

Lantas, mampukah Autobots mencegah keinginan Megatron merebut Dark Spark ini? Apa hubungannya dengan kedatangan Lockdown ke bumi? Semua pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Transformers: Rise of the Dark Spark ini.

Upcoming Game Release: Juli 2014

$
0
0
upcoming-game-release-juli-

upcoming-game-release-juli-

upcoming-game-release-juli-

Setelah melewati awal tahun yang menarik dan penuh dengan game-game yang luar biasa, tensi untuk menikmati game-game berkualitas di petengahan tahun ini tampaknya mulai mereda. Setelah ajang E3 2014, para developer dan publisher tampaknya mulai mengendorkan diri dan lebih memilih untuk merilis game-game teranyar mereka pada masa liburan akhir tahun ini. Akibatnya? Anda mungkin hanya akan menemukan beberapa game yang cukup pantas untuk menarik perhatian di bulan Juli 2014 ini. Lantas, game-game apa saja yang layak untuk diantisipasi di keringnya bulan Juli 2014 ini?

1 Juli 2014

Dynasty Warriors: Gundam Reborn

dynasty warriors gundam reborn

  • Genre: Action
  • Platform: Playstation 3

Sniper Elite 3

Sniper Elite 3 101 trailer (28)

  • Genre: Shooter
  • Platform: Playstation 3, Playstation 4, Xbox 360, Xbox One

Child of Light

Child of Light - JagatPlay (15)

  • Genre: RPG
  • Platform: PS Vita

Guacamelee! Super Turbo Championship Edition

guacamelee

  • Genre: Action
  • Platform: Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, Wii U

 

2 Juli 2014

Sid Meier’s Civilization Revolution 2

civ revolution 2

  • Genre: Strategy
  • Platform: iPhone

 

8 Juli 2014

One Piece: Unlimited World RED

unlimited world red

  • Genre: Action
  • Platform: Nintendo 3DS, Wii U, Playstation 3, PS Vita

Mousecraft

mousecraft

  • Genre: Platformer
  • Platform: Playstation 3, Playstation 4, PS Vita

Saints Row IV: National Treasure Edition

national treasure

  • Genre: Action
  • Platform: Playstation 3, Xbox 360, PC

Review Valiant Hearts – The Great War: Pengalaman Emosional!

$
0
0
Valiant Hearts - The Great War jagatplay (151)

Valiant Hearts - The Great War jagatplay (151)

Valiant Hearts - The Great War jagatplay (155)

Berhadapan dengan minimnya game yang mengeksplorasi kembali perang besar di masa lalu, industri game mulai mengerti dahaga gamer yang begitu mengharapkan tren ini kembali. Walaupun beberapa franchise raksasa tetap bertahan dengan konsep perang modern atau bahkan futuristik, beberapa IP baru menjual timeline perang ini di bulan Juni 2014 kemarin. Selain Enemy Front yang walaupun tampil di bawah standar sebagai sebuah game FPS, kita juga kedatangan Sniper Elite 3 – sebuah seri game action perang dunia kedua yang cukup diantisipasi. Namun di antara semua judul tersebut, ada satu seri yang pantas untuk diantisipasi karena identitas unik yang ia tawarkan. Benar sekali, kita tengah membicarakan Valiant Hearts – The Great War.

Sejak kedatangan engine terbaru mereka – UbiArt Framework, Ubisoft memang tidak lagi menahan diri untuk mengekspresikan kreativitas mereka sebaik mungkin. Dibuka dengan kelahirkan kembali Rayman Legends yang memesona, keberanian untuk melemparkan Child of Light – sebuah proyek JRPG yang dikombinasikan dengan mekanisme platformer meninggalkan kesan mendalam tersendiri. Dan kini, Ubisoft menjajal proyek baru menggunakan engine yang sama – Valiant Hearts: The Great War. Berbeda dengan sebagian besar game perang yang selama ini kita kenal, IP baru ini menjanjikan pengalaman bermain yang berbeda dan menyegarkan. Sesuatu yang cukup untuk menjadikannya sebagai salah satu proyek yang cukup diantisipasi.

Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Valiant Hearts – The Great War ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah pengalaman yang emosional? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Ketika sebagian besar game bertema sema menjadikan Perang Dunia II sebagai timeline utama, Valiant Hearts - The Great War membawa Anda ke perang yang jarang dieksploitasi - Perang Dunia I.

Ketika sebagian besar game bertema sema menjadikan Perang Dunia II sebagai timeline utama, Valiant Hearts – The Great War membawa Anda ke perang yang jarang dieksploitasi – Perang Dunia I.

Hampir sebagian besar game bertema perang seperti ini selalu menjadikan perang dunia kedua sebagai kiblat. Persenjataan yang lebih modern, konflik besar di beragam belahan dunia, tokoh-tokoh ikonik, hingga berbagai momen sejarah yang epik menjadikan timeline ini sebagai ruang yang lebih mudah untuk dieksploitasi. Namun tidak dengan Valiant Hearts – The Great War ini. Proyek kreatif terbaru Ubisoft ini membawa kita menuju perang yang jauh lebih klasik – sebuah perang besar nan brutal di daratan Eropa. Benar sekali, game ini akan membawa kita kembali ke Perang Dunia I.

Mengikuti jalan sejarah yang ada, Valiant Hearts – The Great War dibuka dengan kasus tewasnya Franz Ferdinand, yang akhirnya mendorong Kerajaan Jerman untuk menyerang beberapa negara di sekitarnya, termasuk Perancis. Anda akan berperan sebagai empat karakter dengan latar belakang berbeda, yang takdirnya akan saling bersinggungan satu sama lain.

Anda berperan sebagai empat karakter: Karl - seorang prajurit Jerman, Emile - seorang prajurit Perancis, Freddie - warga Amerika Serikat yang ikut terlibat, dan Anna - seorang pelajar dari Belgia yang juga berperan sebagai palang merah.

Anda berperan sebagai empat karakter: Karl – seorang prajurit Jerman, Emile – seorang prajurit Perancis, Freddie – warga Amerika Serikat yang ikut terlibat, dan Anna – seorang pelajar dari Belgia yang juga berperan sebagai palang merah.

Walaupun hadir dengan agenda yang berbeda satu sama lain, takdir keempat karakter ini akan saling bersinggungan.

Walaupun hadir dengan agenda yang berbeda satu sama lain, takdir keempat karakter ini akan saling bersinggungan.

Seorang petinggi Jerman bernama menjadi salah satu pengait benang merah antara karakter-karakter tersebut.

Seorang petinggi Jerman bernama – Baron Van Dorf menjadi salah satu pengait benang merah antara karakter-karakter tersebut.

Karl – seorang warga negara Jerman yang sudah berkeluarga dan tinggal di Perancis, dipaksa berpisah dengan istri Perancisnya dan dideportasi ke negara asal untuk ikut bergabung dengan angkatan bersenjata Jerman. Ada Emile – sang ayah mertua Karl yang ternyata diminta untuk bergabung di kubu sebaliknya – Perancis, dan mengangkat senjata. Kemudian Freddie – seorang warga negara Amerika Serikat yang mencari pembalasan dendam atas kematian sang istri. Dan yang terakhir – Anna, seorang siswa asal Belgia yang juga beraksi sebagai Palang Merah, dengan misi mencari sang ayah tercinta yang ditangkap oleh militer Jerman.

Lewat kacamata keempat karakter inilah, kekejaman Perang Dunia I divisualisasikan lewat serangkaian momen sejarah penting yang direka ulang. Bersinggungan satu sama lain dan memiliki agenda yang berbeda, ternyata keempat karakter ini juga harus bertemu dengan satu sumber masalah yang sama – salah satu petinggi Jerman yang selalu mengintai – Baron Von Dorf. Bergerak dari satu medan pertempuran ke medan pertempuran lainnya, keempat karakter ini juga akan ditemani oleh seekor anjing setia bernama Walt.

Perjalanan Anda juga akan ditemani seekor anjing lucu bernama Walt.

Perjalanan Anda juga akan ditemani seekor anjing lucu bernama Walt.

Lantas bagaimana takdir keempat karakter ini akan saling bersinggungan?

Lantas bagaimana takdir keempat karakter ini akan saling bersinggungan?

Lantas, bagaimana takdir keempat karakter ini akan saling berhubungan satu sama lain? Mampukah mereka mencapai agenda tujuan mereka masing-masing? Konflik seperti apa yang mengintai? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Valiant Hearts – The Great War ini.

Preview Divinity – Original Sin: Bersiap Ketagihan!

$
0
0
Divinity Original Sin (68)

Divinity Original Sin (68)

Divinity Original Sin (7)

Semakin sederhana sebuah video game, semakin mudah ia dinikmati. Konsep inilah yang tampaknya tangah menjadi basis pengembangan untuk sebagian besar game RPG isometrik yang meluncur ke pasaran. Alih-alih bertahan dengan cita rasa “RPG” yang seharusnya menjadi elemen utama, sebagian darinya justru lebih kentara mencitrakan sebuah game action dalam pola kamera isometrik. Menyerang tanpa pertimbangan, bergerak cepat menghindari serangan, serta memanfaatkan skill seefektif mungkin menjadi formula yang dianggap lebih “menyenangkan”. Namun untuk mereka yang merindukan cita rasa RPG isometrik klasik yang sesungguhnya, dahaga tersebut akhirnya terjawab lewat salah satu judul yang cukup diantisipasi, Divinity – Original Sin. Dikembangkan oleh Larian Studios dan hidup dari proyek Kickstarter, Divinity – Original Sin akhirnya meluncur ke pasaran. Kesan pertama yang ditawarkan juga tampil begitu mengesankan.

Kesan Pertama

Untuk standar sebuah game RPG isometrik, Divinity: Original Sin hadir dengan kualitas visual yang terhitung memesona. Detail karakter diperlihatkan dengan cukup baik, dengan beragam efek status yang juga diproyeksikan lewat perubahan visual secara mendetail. Dunia yang dibangun juga tidak kalah memanjakan mata, lewat permainan warna, penempatan beragam objek, desain kota, hingga tekstur yang disuntikkan di dalamnya. Di setting mentok kanan, Divinity: Original Sin pantas disebut sebagai game RPG isometrik dengan kualitas visual terbaik sejauh ini. Klaim yang tampaknya tidak berlebihan.

Namun jika harus membicarakan daya tarik seri yang satu ini, maka kompleksitas gameplay merupakan pesona yang sulit ditolak, terutama untuk Anda yang sudah merindukan sebuah game RPG isometrik yang akan membuat Anda lupa waktu. Alih-alih jatuh sebagai “game action”, sistem pertempuran di Divinity: Original Sin ditawarkan dalam genre strategi turn-based. Benar sekali, Anda akan menyerang dan bertahan secara giliran, melemparkan beragam aksi dan skill yang semuanya dibatasi oleh jumlah Action Points masing-masing karakter. Tidak hanya sekedar memolesnya sebagai kosmetik, Divinity: Original Sin memang menawarkan konsep game strategi yang cukup mendalam. Ada beragam buff, status effect, elemen, dan pergerakan yang harus Anda pahami dan antisipasi untuk memastikan diri bertahan hidup. Menyerang membabi buta? Divinity: Original Sin akan menghukum Anda tanpa ampun.

Pesona ini terus berlanjut di luar sistem pertarungan yang ada. Anda memiliki kesempatan untuk memodifikasi atribut, memilih skill dan talenta masing-masing karakter untuk setiap kenaikan level, yang kesemuanya akan berpengaruh pada cara Anda memandang dan bereaksi terhadap dunia yang ada.

Sebagai contoh? Karakter yang mengambil talent “Pet Pal” misalnya akan mampu berbicara dengan binatang, dan membuka lebih banyak informasi dari sudut pandang berbeda. Atau Anda yang tidak suka crafting misalnya, bisa mengambil skill yang berfokus pada bartering untuk mendapatkan deal item dengan NPC yang lebih menggoda. Kebebasan ini membuat gaya bermain yang sudah pasti berbeda antara gamer yang satu dengan yang lain, terlepas dari kelas tiap karakter yang mungkin serupa.

Kebebasan juga diimplementasikan ke beberapa detail lain yang tidak kalah luar biasa. Menemukan peti yang terkunci, dan Anda tidak memiliki skill lockpicking? Divinity: Original Sin memungkinkan Anda untuk mengangkat senjata dan menghancurkan peti tersebut dengan kekuatan fisik, tentu saja dengan mengorbankan durability senjata, misalnya. Atau Anda bertemu dengan kobaran api besar yang menghalangi jalan? Tidak perlu pusing mencari keran air ala game puzzle, dan tinggal memicu skill hujan salah satu karakter Anda untuk memadamkannya. Luar biasa!

Satu yang pasti, game ini tampaknya akan membutuhkan waktu  yang sangat panjang untuk diselesaikan. Bermain selama kurang lebih 4 jam, dan kami sendiri bahkan belum menyelesaikan 1 buah quest sekalipun karena kompleksitas dan beragam proses trial dan error yang terjadi. Dengan semua fitur yang ia tawarkan, kami bahkan belum mencicipi mode multiplayer yang juga disertakan di dalamnya. Oleh karena itu, sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, izinkan kami menyediakan screenshot teranyar di bawah ini membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran apa yang kami bicarakan di atas. Dengan ratusan waktu permainan yang dijanjikan, kami sudah tahu kemana dua hari weekend kami akan berakhir!

PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!

Divinity Original Sin (2)

 

Divinity Original Sin (8)

Divinity Original Sin (11)

Divinity Original Sin (29)

Divinity Original Sin (48)

Divinity Original Sin (60)

Divinity Original Sin (68)

Divinity Original Sin (79)

Divinity Original Sin (85)

Divinity Original Sin (105)

Divinity Original Sin (122)

Review Plants vs Zombies – Garden Warfare: Sekedar Bersenang-Senang!

$
0
0
Plants Vs Zombies Garden Warfare (38)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (38)

Plants Vs Zombies Garden Warfare (4)

Sebuah perubahan ekstrim yang cukup mengejutkan, kalimat yang satu ini tampaknya pantas untuk diarahkan pada franchise andalan PopCap Games – Plants vs Zombies. Tampil sebagai salah satu game bertema puzzle fenomenal yang berhasil mengukir ratusan juta jumlah unduhan di perangkat mobile, Plants vs Zombies berhasil membuat gamer casual dan core ketagihan lewat mekanik gameplaynya yang fun, sederhana, namun tetap menantang di saat yang sama. Di tengah penantian kehadiran seri keduanya beberapa bulan yang lalu, PopCap justru hadir dengan sebuah kejutan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya. Menjadi semacam parodi untuk sebagian besar game bertema perang yang bertebaran di pasaran, Plants vs Zombies mendapatkan seri yang lebih “serius” – Garden Warfare.

Dirilis terlebih dahulu untuk Xbox One, dan akhirnya dirilis untuk PC, Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah punya sedikit gambaran tentang apa yang ditawarkan oleh game yang satu ini. Dengan kekuatan engine  tumpuan EA – Frostbite Engine 3.0, Garden Warfare menghidupkan kembali perang klasik antara para kaum tanaman dan zombie ini ke dalam model tiga dimensi yang penuh detail dan tentu saja – mekanik gameplay yang jauh berbeda dengan yang selama ini kita kenal. Dengan menjadikan pengalaman multiplayer sebagai satu-satunya nilai jual yang ditawarkan, Garden Warfare menempuh jalur serupa dengan Titanfall, seri game EA yang lain.

Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Plants vs Zombies: Garden Warfare ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang diciptakan untuk sekedar bersenang-senang? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!

Pertempuran yang Indah

Jika ada satu hal yang pantas untuk diacungi jempol dari Garden Warfare adalah implementasi engine Frostbite yang luar biasa. Game ini mampu tampil dengan visual yang indah.

Jika ada satu hal yang pantas untuk diacungi jempol dari Garden Warfare adalah implementasi engine Frostbite yang luar biasa. Game ini mampu tampil dengan visual yang indah.

Jika ada satu hal yang pantas untuk diacungi jempol dari Plants vs Zombies: Garden Warfare adalah keberhasilkan PopCap untuk memaksimalkan Frostbite Engine 3.0, engine yang selama ini melekat kuat dengan nama Battlefield dengan sangat optimal. Engine yang selama ini selalu diasosiasikan dengan usaha untuk mencapai kualitas visual yang lebih realistis atau kehancuran skala besar ini terbukti mampu berperan sebagai engine untuk game dengan tema dan genre yang berbeda. Selain Need for Speed: Rivals, Garden Warfare menjadi ajang pembuktian potensi tersebut, sekaligus menjadi jaminan bahwa jaminan bahwa proyek masa depan EA seperti Mirror’s Edge 2 dan Dragon Age: Inquisition berada di tangan yang tepat.

Dari sebuah game yang dulunya menawarkan visualisasi dua dimensi sederhana dengan animasi yang cukup baik, Garden Warfare membawa pertempuran klasik dua kubu unik ini ke dalam model tiga dimensi secara penuh. Dan hasilnya? Luar biasa! Ia berhasil menawarkan sebuah dunia yang tidak hanya luas untuk memfasilitasi mobilitas masing-masing user dalam pertempuran yang berlangsung cepat dan masif, tetapi juga mempertahankan atmosfer Plants vs Zombies yang kentara. Dengan desain lingkungan yang lebih terkesan kartun namun tetap dengan detail dan permainan warna yang pantas untuk diacungi jempol, Anda juga akan menemukan model karakter yang tidak kalah mengagumkan. Untuk sebuah proses adaptasi dari sebuah game dua dimensi ke tiga dimensi, Garden Warfare mengeksekusi hal tersebut dengan sangat baik.

Desain medan pertempuran yang ciamik, dengan permainan warna yang menyenangkan.

Desain medan pertempuran yang ciamik, dengan permainan warna yang menyenangkan.

Adaptasi model karakter dari dua dimensi ke tiga dimensi juga tampil sangat baik.

Adaptasi model karakter dari dua dimensi ke tiga dimensi juga tampil sangat baik.

Beragam ekstra efek visual lain yang dipresentasikan dengan manis, membuat Garden Warfare mampu bersaing dengan visual game rilis terkini, memperkuat citranya sebagai game untuk platform generasi terbaru.

Beragam ekstra efek visual lain yang dipresentasikan dengan manis, membuat Garden Warfare mampu bersaing dengan visual game rilis terkini, memperkuat citranya sebagai game untuk platform generasi terbaru.

Kita tidak hanya membicarakan model karakter atau sekedar desain lingkungan, tetapi juga beragam efek visual yang juga akan Anda dapatkan. Beragam efek visual unik membuat pertempuran terasa lebih epik, dengan kepingan bertebaran di sana-sini ketika Anda melemparkan serangan besar, atau sekedar efek tata cahaya yang membuat lingkungan terlihat kian ciamik. Untuk urusan visual, PopCap berhasil mengadaptasikan visual yang tidak hanya indah, tetapi mendukung kuat tema utama Plants vs Zombies seperti yang kita kenal selama ini. Efek positifnya? Transisi yang berjalan minim halangan.

10 Calon Presiden Terbaik Indonesia dari Video Game!

$
0
0
mass-effect-calon-presiden-

mass-effect-calon-presiden-

mass-effect-calon-presiden-

Dua hari lagi, dan Indonesia akan melaksanakan pesta Demokrasi terbesar, merayakan kebebasan untuk memilih satu dari dua pemimpin yang akan membawa bangsa besar ini dalam perjalanan lima tahun ke depan. Perjalanan lima tahun penuh harapan, perjalanan lima tahun penuh mimpi, perjalanan lima tahun penuh gelombang optimisme. Berjuang bersama sebagai sebuah bangsa yang terbangun dari identitas budaya, agama, ras, dan golongan yang berbeda memang bukan sesuatu yang mudah, tetapi pemilu menjadi pintu gerbang untuk memulai perjalanan sebagai sebuah negara yang satu, yang berdiri di bawah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Layaknya sebuah kapal kokoh yang kini siap mengaruhi lautan yang luas, kita butuh seorang Nahkoda yang pantas.

Anda yang sempat membaca artikel toplist kami sebelumnya tentu saja sudah menyadari bahwa JagatPlay pernah membahas tentang 10 karakter game mana saja yang dianggap akan justru membawa Indonesia semakin dalam menuju keterpurukan. Kini menyambut pesta demokrasi yang penuh dengan aura positif dengan begitu banyak mimpi besar yang hendak dicapai, menjadi momen yang tepat untuk merilis sebuah artikel pembanding. Kita akan membahas 10 karakter video game yang kami anggap sebagai kandidat terbaik untuk memimpin Indonesia sebagai sebuah bangsa, tidak hanya karena karakterisasi yang disuntikkan padanya, tetapi juga lewat beragam tindak tanduk dan keputusan tiap karakter ini ketika dihadapkan pada sejumlah konflik yang tidak kalah kompleks dengan dunia nyata.

Lantas, dari semua karakter di video game, siapa saja yang kami anggap sebagai calon pemimpin terbaik untuk Indonesia?

10. Albert [Legend of Dragoon]

albert

Seorang pemimpin yang tidak hanya sekedar memerintah, tetapi menggunakan kemampuan fisiknya sendiri untuk turun dari tahtanya yang nyaman dan berjuang untuk menciptakan sebuah perubahan secara nyata. Kalimat yang satu ini tampaknya cocok untuk menjelaskan sosok Albert dari Legend of Dragoon. Lahir dan memerintah sebagai raja yang cukup dicintai rakyatnya, Albert memutuskan untuk turun dari posisi nyamannya dan melanjutkan takdir sang sahabat yang tewas – Lavitz sebagai Dragoon Hijau. Seorang raja yang rela untuk mengorbankan kekuasaan dan posisi nyaman untuk kerja yang lebih nyata untuk rakyat? Bukankah itu kualitas pemimpin yang kita impikan.

9. Phoenix Wright (The Ace Attorney)

phoenix wright

Secara fisik, Phoenix Wright mungkin tidak terlihat sebagai seorang calon pemimpin yang potensial, apalagi dari statusnya sebagai seorang pengacara yang di Indonesia, memang seringkali diidentikkan dengna pembela kekuasaan. Namun ketika berbicara tentang idealisme dan dedikasi untuk memperjuangkan kebenaran, Wright adalah sosok yang kita butuhkan. Ia juga terhitung sebagai teman yang setia dan tidak pernah lari ketika dibutuhkan, bahkan pada kasus dan situasi yang dimana ia harus mempertahankan kehormatan profesinya sebagai pejuang kebenaran garis depan. Seseorang yang rasional menganalisa semua pertimbangan sebelum memutuskan, Wright akan menjalankan tugas kebenaran dengan sangat baik.

8. Mario [Super Mario Bros.]

mario

Pintar, setia, atau dimanfaatkan? Memang terhitung sedikit semu untuk memasukkan karakter sekelas Mario ke dalam 10 calon pemimpin Indonesia terbaik dari video game. Namun jika melihat seberapa ia terus menyelamatkan Peach dan dunia dari ancaman Bowser tanpa sekalipun mengeluh dan meragukan dirinya sendiri, hal ini cukup untuk mendorong Indonesia sendiri. Yang dibutuhkan dari bangsa dengan kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia yang luar biasa ini hanyalah sedikit dorongan  kepercayaan diri dan konsistensi bergerak, sesuatu yang bisa diinsipirasi dari sepak terjang Mario selama ini. Berangkat dari hal inilah, Mario yang selama ini selalu menunjukkan perilaku baik tanpa sedikit pun buruk, menjadi kandidat yang begitu menggoda.

7. Jim Raynor [Starcraft]

jim raynor

Sederhana, jujur, terbuka, dan bersemangat, keempat kepribadian inilah yang disuntikkan Blizzard untuk mendeskripsikan sosok Jim Raynor – salah satu karakter penting di semesta Starcraft. Ia tidak serta merta menggunakan kekuatannya untuk mencari masalah dan lebih memanfaatatkannya sebagai media untuk mengambil keputusan, bahkan di saat tersulit sekalipun. Dari semua karakter pasukan Terran, Raynor menjadi yang paling “lurus” dan seringkali menjadi tumpuan untuk mencapai hasil terbaik di saat terburuk sekalipun. Kualitas yang kita butuhkan sebagai bangsa saat ini.


Review GRID Autosport: Kembali ke Cita Rasa Lama!

$
0
0
GRIDAutosport_avx-2014-07-05-00-09-25-33

GRIDAutosport_avx-2014-07-05-00-09-25-33

 

Menjelang akhir April 2014 lalu, fans genre racing mendapatkan kejutan dari Codemaster, salah satu developer game yang banyak mengembangkan game bertema balapan dalam beberapa waktu belakangan ini. Developer tersebut tiba-tiba mengumumkan game baru dari seri Race Driver, GRID Autosport, akan siap dirilis dalam waktu dekat. Hal itu tentunya membuat banyak fans kaget, mengingat adanya jeda 5 tahun antara GRID  dengan GRID 2, fans tentu tidak menduga game baru untuk seri tersebut akan hadir dalam waktu singkat!

GRIDAutosport_avx 2014-07-05 00-00-10-77

Pendeknya waktu pengerjaan dari GRID Autosport semula membuat kami sedikit pesimis akan kualitas keseluruhan game tersebut. Namun, kami tetap menanti game tersebut dan ketika game tersebut diluncurkan, dengan antusiasme tinggi, kami langsung mencobanya. Sensasi pertama yang kami rasakan dari game tersebut sedikit memupus rasa pesimis kami! Ya, game GRID Autosport ini langsung memberikan kesan bukanlah sebuah game yang dikerjakan dengan setengah hati dan terburu-buru. Mengapa? Kami akan menjabarkannya dalam artikel ini!

Petualangan untuk Menjadi Pembalap Terbaik

Apa misi utama Anda dalam sebuah game balap? Tentu saja memenangkan balapan dan menjadi pembalap terbaik. Hal itu jugalah yang menjadi menu utama di GRID Autosport ini. Anda harus menjalani musim-musim balap bersama dengan tim yang merekrut Anda dan berusaha menjadi yang terdepan di setiap balapan yang Anda ikuti. Membosankan? Bisa ya, bisa juga tidak, tergantung dari bagaimana Anda memilih untuk menjalani musim balap Anda. :)

Membalap semua pembalap di depan Anda, tentunya itu kan tujuan utama dari sebuah game balap.

Membalap semua pembalap di depan Anda, tentunya itu kan tujuan utama dari sebuah game balap.

Berbeda dengan GRID 2 yang lebih menitikberatkan pada balapan jalanan, GRID Autosport justru menghadirkan kombinasi yang lebih baik dengan menyertakan balapan jalanan dan balapan di dalam sirkuit. Terdapat 5 klasifikasi balapan yang bisa Anda ikuti, yaitu Touring, Endurance, Open Wheel, Tuner, dan Street. Untuk setiap musim balap, Anda bisa memilih salah satu tawaran yang datang untuk berkompetisi di salah satu kelas tersebut. Baru pada event-event tertentu, seperti GRID Grand Slam atau GRID Masters Thropy, Anda akan merasakan kombinasi dari setiap kelas dalam satu musim.

Terdapat 5 kelas yang harus Anda kuasai untuk masuk ke kejuaran yang lebih tinggi, seperti GRID Grand Slam.

Terdapat 5 kelas yang harus Anda kuasai untuk masuk ke kejuaran yang lebih tinggi, seperti GRID Grand Slam.

Untuk setiap musim balap di kelas yang Anda pilih, Anda harus menjalani beberapa event dengan 1-2 balapan untuk setiap event.

Untuk setiap musim balap di kelas yang Anda pilih, Anda harus menjalani beberapa event dengan 1-2 balapan untuk setiap event.

Terkait dengan GRID Autosport yang membosankan atau tidak, seperti yang kami bahas di awal tadi, Anda bisa memilih untuk meningkatkan level Anda di satu kelas balapan hingga level tertinggi, baru beralih ke kelas lain. Hal itu akan menghadirkan pengalaman yang cenderung lebih membosankan, tetapi mungkin Anda bisa menamatkan game ini lebih cepat. Namun, Anda bisa juga memilih untuk mengganti kelas balapan setiap musim berganti yang akan menghadirkan tantangan baru dengan pengalaman baru pula.

Klasifikasi Balapan: Beda Kelas, Beda Gaya

Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, terdapat 5 kelas balapan di GRID Autosport. Kelimanya mengharuskan Anda untuk berhadapan dengan berbagai hal berbeda, termasuk cara mengontrol mobil, peraturan balapan, hingga lokasi balapan. Di awal permainan, Anda mungkin butuh 1-2 balapan untuk lebih mengenal karakter masing-masing kelas, terutama untuk Tuner, karena di dalam kelas tersebut masih terdapat sub-kelas yang masing-masing akan menghadirkan pengalaman berbeda.

Untuk kelas Tuner, akan ada event Drift, Time Attack, dan juga Race standar.

Untuk kelas Tuner, akan ada event Drift, Time Attack, dan juga Race standar.

GRIDAutosport_avx 2014-07-09 22-32-30-53

Untuk event Drift, Anda harus mencatatkan skor drift tinggi dalam 2 lap untuk mengalahkan lawan Anda.

Untuk setiap kelas, Anda akan mendapatkan mobil yang berbeda yang memang cocok digunakan untuk mengakomodasi ciri khas dari masing-masing kelas. Setiap kelas mengharuskan Anda untuk mengontrol mobile dengan cara yang berbeda, misalnya pada kelas Touring dan Endurance, yang pada dasarnya dilangsungkan di sirkuit yang sama, Anda tidak bisa membawa cara mengemudi Anda untuk kelas Touring ke kelas Endurance. Sesuai namanya, Endurance mengharuskan Anda untuk bertahan dalam waktu tertentu dan berusaha untuk menempati posisi terdepan, yang dihitung dari jarak tempuh terjauh sepanjang balapan. Di kelas tersebut, Anda harus memperhatikan pemakaian ban di mobil yang Anda gunakan. Bila Anda mengemudikan mobil terlalu kasar, seperti ketika mengemudikan mobil di kelas Touring, maka ban akan habis dengan cepat dan membuat Anda kesulitan di akhir balapan.

Balapan Endurance umumnya akan dijalankan di malam hari. Anda harus menjaga pemakaian ban, indikator di kanan bawah, agar tidak mengalami kesulitan di akhir balapan.

Balapan Endurance umumnya akan dijalankan di malam hari. Anda harus menjaga pemakaian ban, indikator di kanan bawah, agar tidak mengalami kesulitan di akhir balapan.

Anda juga akan menemukan peraturan yang berbeda untuk setiap kelas balapan, seperti cara menentukan urutan start, yang bisa dilakukan dengan kualifikasi ataupun melihat klasemen atau hasil balapan sebelumnya. Kelas Open Wheel, Touring, dan sebagian dari Tuner juga melarang Anda untuk berbuat curang dengan cara memotong garis batas sirkuit. Bila hal itu Anda lakukan, Anda akan mendapatkan penalti yang membuat mobil Anda tidak bisa menekan gas pada mobil Anda. Namun, hal itu tidak berlaku di kelas Street, di mana Anda bisa saja memotong pembatas tikungan untuk sedikit mendapatkan keuntungan, bila hal itu bisa dilakukan.

Bila bagian mobil terlalu banyak berada di luar garis putih, Anda akan mendapatkan penalti.

Bila bagian mobil terlalu banyak berada di luar garis putih, Anda akan mendapatkan penalti.

Balapan di jalan raya, dengan peraturan ala jalanan menjadi ciri khas dari Street.

Balapan di jalan raya, dengan peraturan ala jalanan menjadi ciri khas dari Street.

Walaupun masih jauh dari kata sempurna, hadirnya kelas-kelas balapan seperti ini menghadirkan warna yang berbeda untuk GRID Autosport. Anda bisa merasakan perbedaan sensasi mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi di berbagai kelas balapan yang ada yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Sayangnya, hal itu tidak diimbangi dengan AI yang baik yang mendukung pembagian kelas tersebut.

Review Divinity – Original Sin: Calon RPG Terbaik Tahun Ini!

$
0
0
Divinity Original Sin part 2 (31)

Divinity Original Sin part 2 (31)

Divinity Original Sin (7)

Perkara membangun sebuah game RPG yang benar-benar berkualitas tentu bukan pekerjaan mudah. Apa pasal? Selain harus membangun identitas unik dari sisi mekanik, developer juga dituntut untuk menyediakan segudang konten yang cukup untuk terus menyibukkan gamer, dari sekedar cerita, side-quest, hingga beragam fitur kompetitif yang mungkin bisa diakses secara online. Untungnya, dengan kehadiran platform gaming generasi terbaru, RPG menjadi salah satu primadona yang cukup diperhatikan. Kita membicarakan game-game seperti Dragon Age: Inquisition dan The Witcher 3 yang memang terlihat sangat menjanjikan. Namun di antara semua hiruk pikuk ini, ada satu nama yang tampaknya meluncur tanpa mendapatkan perhatian yang pantas. Benar sekali, kita tengah membicarakan Divinity: Original Sin.

Dikembangkan dari hasil donasi, sang developer – Larian Studios tidak main-main mengembangkan Divinity: Original Sin ini. Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah punya sedikit gambaran seperti apa yang game yang tengah kami bicarakan saat ini. Pesona yang luar biasa tidak hanya mengakar pada kualitas visual yang pantas untuk dikategorikan sebagai salah satu seri  RPG isometrik terbaik, tetapi juga inovasi di sisi gameplay yang membuat game ini tampil sangat berbeda. Gameplay pertempuran yang mengakar pada genre strategi, kebebasan yang hampir mutlak , hingga tingkat kesulitan yang tinggi hanyalah sedikit dari apa yang bisa Anda dapatkan. Sebuah kesan pertama yang terhitung cukup kuat.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Divinity: Original Sin ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai salah satu game RPG terbaik? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Anda akan berperan sebagai Source Hunter - yang bertugas menyelidiki penyalahgunaan Source - sumber energi magis di Rivellon.

Anda akan berperan sebagai Source Hunter – yang bertugas menyelidiki penyalahgunaan Source – sumber energi magis di Rivellon.

Seperti sebagian besar game RPG saat ini, Divinity: Original Sin tentu saja mengakar pada cerita fantasi epik yang memosisikan Anda sebagai sang “penyelamat dunia”. Di sebuah dunia fiksi bernama Rivellon, Anda berperan sebagai dua orang Source Hunter yang tengah bergerak menuju sebuah kota bernama Cyseal untuk menyelesaikan sebuah misteri besar. Sebuah misteri yang juga akan menjadi awal dari sebuah takdir yang lebih besar.

Source sendiri merupakan sebutan untuk kemampuan magis yang menyebar di keseluruhan Rivellon. Source Hunter dibentuk untuk menangani semua masalah dan kejahatan yang terjadi karena implementasi Source itu sendiri. Undangan sang penyihir berbentuk kucing bernama – Urhu lah yang membawa dua karakter kita untuk melakukan investigasi lebih mendalam terhadap kematian salah satu orang penting Cyseal – Jack. Ditengarai dilakukan oleh sang istri dan pasangan selingkuhnya, investigasi ini justru mengakar pada lebih banyak masalah besar yang mengintai. Cyseal harus berjuang melawan invasi bergelombang dari Orc dan Undead dari beragam sudut dunia.

Anda diundang ke C untuk memecahkan kasus pembunuhan orang penting bernama Jack.

Anda diundang ke Cyseal untuk memecahkan kasus pembunuhan orang penting bernama Jack.

Seperti yang bisa diprediksi, Cyseal harus berjuang melawan begitu banyak ancaman yang lain, termasuk gelombang Undead dan Orc.

Seperti yang bisa diprediksi, Cyseal harus berjuang melawan begitu banyak ancaman yang lain, termasuk gelombang Undead dan Orc.

Kedua Source Hunter kita pun bergerak untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, sementara berjuang menangkal beragam ancaman yang menghantui Cyseal sendiri.

Petualangan seperti apa yang menanti mereka?

Petualangan seperti apa yang menanti mereka?

Lantas, petualangan seperti apa yang menanti mereka? Takdir besar seperti apa yang akan menghantui kedua Source Hunter ini? Siapa yang sebenarnya membunuh sosok Jack? Semua dari jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Divinity: Original Sin ini.

10 Tips Ngabuburit Aman dengan DOTA 2!

$
0
0
wallpaper-toplist

wallpaper-toplist

wallpaper-toplist

Salah satu game MOBA terbesar di dunia saat ini, bukan perkara mudah bagi gamer yang sudah jatuh hati untuk tidak terus terlibat dengan DOTA 2. Bagaimana tidak? Aura kompetitif yang kentara, gameplay yang membutuhkan perencanaan strategis, dan pengalaman bermain memacu adrenalin yang berbeda dari satu match ke match lainnya, menjadikannya tampil begitu adiktif. Dicampur dengan penanganan dari Valve yang ciamik juga pantas untuk diacungi jempol. Model free to play tanpa sistem item mall yang mempengaruhi performa permainan menjadikan DOTA 2 sebagai salah satu acuan keberhasilan yang berusaha dicapai oleh developer lainnya. Bagian paling sensasional? Ia akan menyelenggarakan turnamen berhadiah USD 10 juta, terbesar di sepanjang sejarah eSports.

Dengan semua pesona ini, terutama karena adiksi yang ia timbulkan, DOTA 2 adalah “mesin waktu” terbaik untuk menghabiskan waktu dengan cepat. Konsep yang tentu saja sangat maksimal untuk diterapkan di bulan Ramadhan, ketika gamer yang tengah menahan rasa haus dan lapar memiliki alternatif efektif untuk “Ngabuburit”, atau menunggu waktu buka puasa. Sayangnya, DOTA 2 sendiri menawarkan jenis cobaan yang tidak mudah ditaklukkan. Sebuah konsekuensi yang justru bisa berakhir buruk menjadi masalah baru dan mempengaruhi khusyuk bulan suci ini. Anda yang sudah mengenal sensasi sebuah game MOBA seperti ini tentu saja mengerti apa yang kami bicarakan. Apakah ini berarti Anda harus menjauhi DOTA 2 selama bulan puasa? Tentu saja tidak, ada alternatif cara untuk menikmati game ini dengan lebih efektif.

Lantas, apa saja yang harus Anda lakukan untuk menikmati DOTA 2 selama bulan Ramadhan tanpa masalah? Inilah 10 Tips ngabuburit aman dengan DOTA 2 ala JagatPlay:

10. Singkirkan Makanan dalam Jangkauan

dota 2 cake

Masalah yang mungkin terdengar sangat sepele, namun harus diakui, berpotensi mengundang masalah. DOTA 2 adalah salah satu game yang siap untuk menyita perhatian Anda secara penuh, cukup untuk membuat Anda berhenti memikirkan apapun, selain memastikan diri mampu berperan optimal di dalam pertempuran. Mengeluarkan skill seakurat mungkin, memikirkan item seperti apa yang harus dibangun, sembari terus berhadapan dengan kondisi kritikal yang membuat adrenalin terpompa kencang, menjadi sesuatu yang sangat normal untuk melupakan banyak hal – terutama fakta bahwa Anda tengah berpuasa. Jangan sampai Anda secara otomatis meraih keripik kentang terdekat, mengunyahnya, dengan otak yang berteriak kencang, “Oops..”.

9. Menjajal Fun Mods

pudge war dota 2

Jika Anda melihat DOTA 2 sebagai game yang terlalu serius untuk dijadikan media rekreasi dan bersenang-senang, maka bulan Ramadhan tampaknya menjadi momen yang tepat untuk menjajal beragam mod menyenangkan yang disematkan untuk game MOBA yang satu ini. Dengan sistem permainan baru yang berbeda, kesan serius akan menghilang cepat, dan Anda bisa bermain tanpa beban, sekaligus tetap menghabiskan waktu. Win-win solution!

8. Main dengan Hero Favorit

dota 2 hero

Jika ada satu hal yang harus dihindari dari DOTA 2 selama bulan Ramadhan, adalah bereksperimen dengan hero yang belum pernah Anda jajal sebelumnya. Mengapa? Karena pilihan untuk menggunakan hero yang tidak Anda kuasai akan berujung pada lebih banyak masala yang justru berpotensi merusak Ramadhan Anda. Tidak hanya karena kekesalan yang timbul dari ketidakmampuan untuk berkontribsui lebih besar dari pertempuran, tetapi juga tuntutan performa dari rekan satu tim yang bisa menjadi beban tersendiri. Mainlah dengan hero yang seringkali Anda gunakan. Setidaknya waluapun kalah, Anda sudah tahu sudah melakukan yang terbaik, dan bisa menuai emosi positif dari sana.

7. Tidur Lebih Penting!

ogre magi

Harus bangun lebih pagi untuk makan sahur memang menjadi rutinitas baru yang sulit untuk diadaptasi di awal-awal Ramadhan. Rasa kantuk menjadi sesuatu yang harus dihadapi, apalagi jika aktivitas sehari-hari berjalan seperti biasa. Namun jika badan sudah lelah dan mata tidak dapat lagi mempertahankan kesadarannya, tidur menjadi opsi yang lebih cerdas daripada bermain DOTA 2, terlepas dari semangat berkompetisi yang berapi-api. Apa pasal? Sebagai sebuah game yang membutuhkan daya konsentrasi tinggi dan pertimbangan strategis tertentu, Anda tidak akan bisa tampil optimal di DOTA 2 tanpa kerjasama  yang baik antara otak, tangan, dan mata. Just give it up, and sleep..

Review Armaggeddon Alien IV G9X: Mouse Segudang Fitur dengan Harga Murah!

$
0
0
Armageddon Alien IV G9X

Armageddon Alien IV G9X

Armageddon Alien IV G9X

Mouse Gaming Armageddon Alien IV G9X

Peripheral gaming adalah sebuah gimmick yang tidak memiliki pengaruh besar bagi kenyamanan bermain, sudut pandang skeptis menjadi sesuatu yang seringkali ditemukan. Ia memang tidak akan membuat Anda bisa tiba-tiba menghasilkan performa gaming yang luar biasa, namun peripheral gaming selalu hadir dengan satu fokus fungsi utama – menawarkan kenyamanan bermain yang lebih optimal. Karena seperti yang kita tahu, sensasi menyenangkan yang ditawarkan gaming membuatnya menjadi sebuah aktivitas adiktif yang selalu dieksekusi untuk waktu yang cukup lama. Tidak hanya kenyamanan, beberapa juga didesain untuk menawarkan fungsi khusus untuk memfasilitasi mekanik gameplay yang lebih kompleks. Berangkat dari hal inilah, Armaggeddon memperkenalkan salah satu mouse gaming andalan mereka – Armaggeddon Alien IV G9X.

Desain dan Fitur

Didominasi warna hitam dengan sedikit sentuhan warna hijau di sisi, Armageddon Alien IV G9X terlihat garang dan elegan di saat yang sama.

Didominasi warna hitam dengan sedikit sentuhan warna hijau di sisi, Armageddon Alien IV G9X terlihat garang dan elegan di saat yang sama.

Selain kebutuhan untuk didukung dengan serangkaian fitur yang tidak ditemukan di mouse konversional biasanya, salah satu pertimbangan untuk menjatuhkan pilihan pada mouse gaming biasanya juga didasarkan pada desain yang ditawarkan oleh para produsen. Tidak hanya sekedar kosmetik, tetapi juga desain dan bahan yang digunakan untuk menunjang kenyamanan. Elemen yang dieksekusi dengan cukup baik oleh Armaggeddon Alien IV G9X ini. Dari luar, Anda sudah bisa melihat jelas bahwa G9X ini merupakan sebuah mouse gaming. Bentuk dengan garisan tegas yang garang mengalir di sudut-sudut mouse, dengan lambang garang Armaggeddon yang disematkan di bagian tengah. Beragam ekstra tombol juga tersebar di permukaan yang terhitung cukup besar.

Untuk sebuah mouse gaming, ukurannya sendiri terhitung cukup bongsor.

Untuk sebuah mouse gaming, ukurannya sendiri terhitung cukup bongsor.

Dua tombol ekstra disematkan di sisi kiri, dengan lampu indikator sensitivitas yang akan menandakan posisi setting mouse Anda saat ini.

Dua tombol ekstra disematkan di sisi kiri, dengan lampu indikator sensitivitas yang akan menandakan posisi setting mouse Anda saat ini.

Lampu hijaunya menyala terang di hampir semua sudut mouse.

Lampu hijaunya menyala terang di hampir semua sudut mouse.

Menggunakan bahan plastik sebagai bahan utama yang melapisi keseluruhan G9X ini, mouse ini memang terhitung cukup ringan, namun terasa cukup rentan untuk tangan yang mengalami masalah keringat berlebih. Dengan minimnya bahan karet di kedua sisi, grip Anda memang terasa lebih rentan.  Waluapun secara desain badan belakang mouse ini terhitung cukup besar, tangan Anda akan tetap bisa menggenggam tangan ini dengan baik. Anda juga akan menemukan beragam tombol ekstra dengan fungsi instan masing-masing di mouse ini, termasuk satu tombol sederhana untuk  mengatur sensitivitas secara langsung.  Anda yang cukup menuntut sisi kosmetik juga tidak perlu banyak khawatir, karena Armaggeddon Alien IV G9X juga dilengkapi dengan lampu LED yang menyala garang di tengah kegelapan, hampir di semua sudut yang ada.

Lantas, spesifikasi lengkap seperti apa yang diusung oleh Armaggeddon Alien IV G9X ini?

  • 6 Macro-able™ optical gaming mouse with 512KB on-board memory
  • CPI switching on-the-fly [default]: 400/800/1600/3200CPI
  • Software CPI setting: as low as 400CPI up to 6400CPI
  • Adjustable polling rate(/second): 125Hz/500Hz/1000Hz
  • Frame rate: 6600fps
  • Acceleration: 20G
  • Advanced Optical sensor: PixArt 3305
  • Adjustable mouse light effects and up to 4 colour options
  • Total 6-Buttons with 2-Way Click scroll [save up to 7macros in 5 available profile]
  • High performance tracking speed: up to 160 inches per second
  • Resolution range: 400 ~ 6400cpi
  • 6-button optical mouse
  • On-board memory: 512KB
  • Cord length: 1.8m
  • Mouse size: 125(L) X 82(W) X 40(H)mm

Armaggeddon Alien IV G9X, Seberapa Nyaman?

Armageddon Alien IV G9X, Seberapa Nyaman?

Armageddon Alien IV G9X, Seberapa Nyaman?

Identitas sebuah mouse gaming yang mengalir kentara dari desain yang ia usung tidak lantas membuat Armaggeddon Alien IV G9X tidak nyaman untuk digunakan. Bentuknya memang harus diakui sedikit lebih bongsor dibandingkan sebagian besar mouse gaming yang ada – terutama di bagian belakang, namun ia tetap nyaman digenggam, baik untuk Anda yang terbiasa menggunakan teknik palm grip atau claw grip. Dilema mungkin terjadi di bahan plastrik yang digunakan di keseluruhan tubuh mouse. Di satu sisi, ini membuatnya terasa cukup ringan, namun di isi lain, mengancam kekuatan grip Anda. Apalagi ia tidak menyematkan bahan karet di kedua sisi, langkah yang sempat ditempuh produk mouse kompetitor untuk mencegah masalah yang satu ini. Armaggeddon sendiri berusaha menanggulangi masalah ini dengan menghadirkan desain bergerigi yang cukup efektif.

Sementara di sisi penggunaan, Armaggeddon Alien IV G9X bisa diandalkan untuk merespon setiap perintah yang Anda lemparkan untuknya, terlepas dari absennya beragam teknologi switch muktahir yang selama ini mungkin digembar-gemborkan.  Anda akan mendapatkan feeback yang Anda inginkan tanpa masalah yang berarti. Beragam tombol yang disematkan juga berada dalam posisi yang cukup nyaman untuk diakses oleh tangan Anda, tanpa meninggalkan rasa canggung sama sekali.

Bagian sisi kiri didesain sedikit bergerigi untuk membantu grip, kompensasi absennya bahan karet di dalamnya.

Bagian sisi kiri didesain sedikit bergerigi untuk membantu grip, kompensasi absennya bahan karet di dalamnya.

Bentuk yang bongsor tidak lantas membuatnya tidak nyaman untuk digunakan. Anda yang terbiasa menggunakan palm grip atau claw grip tetapi bisa menikmati mouse yang satu ini.

Bentuk yang bongsor tidak lantas membuatnya tidak nyaman untuk digunakan. Anda yang terbiasa menggunakan palm grip atau claw grip tetapi bisa menikmati mouse yang satu ini.

Kenyamanan yang sama juga terasa di bagian scroll wheel yang siap untuk mentranslasikan pergerakan Anda dengan akurat, bahkan ketika Anda membutuhkan respon yang cepat. Performan tidak pernah menjadi masalah dari Armaggeddon Alien IV G9X ini sendiri. Anda yang membutuhkan sebuah mouse gaming yang adaptif juga bisa menggunakan empat tingkat sensitivitas yang bisa diakses secara instan dari satu tombol kecil di bagian tengah. Menyelesaikan masalah untuk Anda yang bergerak dari satu genre game ke genre lainnya.

Berita terbaik mungkin datang kepada Anda – gamer yang cukup sensitif terhadap masalah berat. Walaupun bahan plastik yang ia usung membuatnya terasa cukup ringan, Armaggeddon Alien IV G9X tidak lantas menihilkan kesempatan Anda yang mengasosiasikan berat dengan kekuatan grip untuk tetap menikmati mouse yang satu ini. Apa pasal? Karena seperti nilai jual yang ia dengungkan ke permukaan, mouse ini memungkinkan Anda untuk memodifikasi berat lewat pemberat yang disertakan . Menariknya lagi? Anda bisa melakukannya dengan sangat mudah. Sebuah tombol kecil disematkan di bagian cukup bawah mouse ini, yang jika ditekan, akan membuka akses terhadap ruang pemberat ini. Solusi untuk Anda yang tidak pernah mouse yang sesuai karena elemen yang satu ini.

Untuk Anda yang cukup sensitif dengan masalah berat, Alien IV G9X menyertakan pemberat ekstra.

Untuk Anda yang cukup sensitif dengan masalah berat, Alien IV G9X menyertakan pemberat ekstra.

Dengan hanya menekan tombol kecil ini dan BAM!, ruang pemberat Anda akan terbuka.

Dengan hanya menekan tombol kecil ini dan BAM!, ruang pemberat Anda akan terbuka.

Untuk Anda yang seringkali terlibat dalam genre game yang terhitung kompleks, Armaggeddon Alien IV G9X juga menyertakan dukungan perangkat lunak untuk memodifikasi fungsi yang ada – memfasilitasi kebutuhan Anda, tentunya. Sebuah driver disematkan dalam paket penjualan dan hadir dengan user-interface yang sangat sederhana. Di dalamnya, Anda bisa mengubah beragam setting standar yang ditawarkan, dari tingkat sensitivitas yang bisa diubah secara real-time, seberapa terang lampu LED yang meninggalkan kesan garang, hingga deretan fungsi makro yang Anda butuhkan. Tidak perlu waktu lama untuk menguasai perangkat lunak ini. Satu-satunya masalah mungkin ada pada fakta bahwa Anda tidak bisa menemukan driver ini di situs resmi Armageddon sendiri, dan satu-satunya cara untuk mengaksesnya hanya lewat CD yang disematkan di paket penjualan. Untuk para pemilik PC seperti kami yang sudah tidak lagi mengandalkan DVD-ROM dan lebih mengandalkan internet, ini menjadi masalah yang cukup menjengkelkan.

Driver dengan user-interface yang mudah untuk dikuasai.

Driver dengan user-interface yang mudah untuk dikuasai.

Untuk urusan gaming, mouse ini cukup bisa diandalkan.

Untuk urusan gaming, mouse ini cukup bisa diandalkan.

Namun pada akhirnya, seberapa baiknya Armaggeddon Alien IV G9X tentu saja akan sangat ditentukan oleh kemampuan untuk menjawab identitas yang disematkan padanya – gaming. Untuk urusan yang satu ini, kami menjajalnya di tiga game populer berbeda yang menjadi rutinitas kami selama beberapa minggu terakhir ini – DOTA 2, Divinity: Original Sin, dan tentu saja – Plants vs Zombies: Garden Warfare. Untuk PvZ: Garden Warfare yang merupakan sebuah game third person shooter, Anda tidak akan perlu takut bahwa kebutuhan untuk mengeksekusi gerakan secara cepat dan presisi berujung bencana, karena mouse ini akan membaca gerak mouse Anda dengan begitu baik. Klik beruntut untuk menembak juga tidak pernah menjadi masalah. Sementara untuk DOTA 2 dan Divinity: Original Sin yang kompleks, Armaggeddon Alien IV G9X memungkinkan Anda memodifikasi fungsi yang dibutuhkan untuk  membuat permainan berjalan lebih nyaman, tentu saja lewat fitur makro dan perangkat lunak yang diusung.

Review Sniper Elite 3: Dengan Ekstra Kebebasan!

$
0
0
Sniper Elite 3 (88)

Sniper Elite 3 (88)

Sniper Elite 3 (1)

Ia mungkin belum dikategorikan sebagai sebuah game AAA yang pantas untuk disandangkan dengan game-game action lain yang berhasil meraih basis fans jutaan di seluruh dunia, namun kualitas Sniper Elite dari Rebellion Games, boleh dikatakan, tidak pernah mengecewakan. Selama dua seri terakhir untuk jeda waktu yang cukup lama, game ini berhasil menawarkan sensasi gameplay yang boleh terbilang sesuai dengan nama yang ia usung, membawa Anda pada peran sebagai seorang penembak jitu yang bertempur di era perang dunia kedua. Kesuksesan dan cita rasa unik dua seri pertamanya akhirnya membawa Sniper Elite menuju sang seri ketiga. Sebuah seri yang akhirnya dirilis beberapa minggu yang lalu.

Antisipasi terhadap seri teranyar ini memang terhitung cukup besar karena beberapa fitur baru yang diklaim Rebellon akan diterapkan di Sniper Elite 3. Tidak hanya sekedar efek kill cam yang tetap dipertahankan, tetapi juga membawanya ke salah satu scene perang dunia kedua yang jarang sekali mendapatkan perhatian – Afrika Utara. Mekanik dasarnya sendiri tetap dipertahankan, namun dengan ekstra beberapa mekanik baru yang diharapkan menawarkan sensasi perang yang lebih kompleks dan besar. Sebuah klaim yang terlihat cukup menarik di beberapa screenshot dan trailer awal yang dirilis selama beberapa bulan terakhir ini. Kesempatan untuk mencicipi game ini secara langsung akhirnya tiba.

Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Sniper Elite 3 ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game acton shooter dengan ekstra kebebasan?

Plot

Sniper Elite 3 akan membawa Anda kembali ke perang dunia kedua, namun di terrain yang jarang dieksplorasi industri game sebelumnya - Afrika Utara.

Sniper Elite 3 akan membawa Anda kembali ke perang dunia kedua, namun di terrain yang jarang dieksplorasi industri game sebelumnya – Afrika Utara.

Mengikuti timeline di dua seri sebelumnya, Anda tetap akan kembali berperan sebagai penembak jitu andalan pasukan sekutu – Karl Fairburne yang kini tetap terlibat usaha untuk menghentikan sepak terjang Nazi yang kian menyeramkan. Namun kali ini perjalanan membawanya jauh dari daratan Eropa menuju Afrika Utara. Sebuah misi besar menjadi tanggung jawab, sekaligus menentukan performa pasukan Sekutu di wilayah tanpa belas kasihan tersebut.

Salah satu unit pasukan ternama Jerman –Afrika Korps berhasil membangun kekuatan yang luar biasa di Afrika Utara, apalagi dengan tank Tiger yang menjadi salah satu senjat autmaa mereka. Cukup untuk membuat pasukan Sekutu yang berjuang di sana mulai rontok satu-persatu karena kekurangan tidak hanya pasukan, tetapi juga persenjataan.

Nasib pasukan sekutu di Afrika Utara berada di tangan Karl Fairburne, karakter utama yang juga membintangi dua serI Sniper Elite sebelumnya.

Nasib pasukan sekutu di Afrika Utara berada di tangan Karl Fairburne, karakter utama yang juga membintangi dua serI Sniper Elite sebelumnya.

 

Tidak hanya menang jumlah personil dan senjata, Jerman juga kabarnya tengah mengembangkan senjata super baru di medan perang gersang ini.

Tidak hanya menang jumlah personil dan senjata, Jerman juga kabarnya tengah mengembangkan senjata super baru di medan perang gersang ini.

Berita yang jauh lebih buruk? Ada informasi intelijen yang menyebutkan bahwa Jerman menjadikan wilayah tersebut sebagai ruang pembangunan dan uji coba sebuah senjata super baru yang cukup untuk membawa bendera kemenangan pulang ke Jerman. Tanggung jawab dan beban yang dipikul oleh Fairburne kini jauh lebih besar dan berat.

Medan pertempuran seperti apa yang harus dijalani oleh Fairburne? Senjata seperti apa yang tengah dipersiapkan Jerman? Semua hal ini bisa Anda jawab dengan memainkan Sniper Elite 3 ini.

Medan pertempuran seperti apa yang harus dijalani oleh Fairburne? Senjata seperti apa yang tengah dipersiapkan Jerman? Semua hal ini bisa Anda jawab dengan memainkan Sniper Elite 3 ini.

Lantas, senjata super apa yang sebenarnya tengah dipersiapkan oleh Jerman di Afrika Utara ini? Medan dan pertahanan seperti apa yang harus ditaklukkan oleh Fairburne? Semua pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Sniper Elite 3 ini.

Viewing all 1759 articles
Browse latest View live