Quantcast
Channel: Features – Jagat Review
Viewing all 1759 articles
Browse latest View live

Review Roccat Kone Pure: Integrasi Mumpuni Fungsi dan Kenyamanan!

$
0
0
Roccat Kone Pure

Roccat Kone Pure

Mouse gaming Roccat Kone Pure

Mouse gaming Roccat Kone Pure

Hampir sebagian besar gamer PC yang pernah mencicipi peripheral gaming sebelumnya tentu saja sudah punya sedikit gambaran bagaimana perangkat yang biasanya ditawarkan dengan harga lebih tinggi ini, memang menawarkan sesuatu yang tidak bisa dicapai dengan peripheral komputer konvensional biasanya. Tidak hanya sekedar membicarakan desain yang memang memperkuat identitas sang pengguna sebagai seorang gamer, bentuk dan bahan yang digunakan biasanya memang dikembangkan sedemikian rupa untuk memastikan pengalaman yang lebih nyaman. Tidak hanya itu saja, beragam fungsi untuk mengakomodasi akses perintah yang lebih kompleks dari beragam genre yang dijajal juga menjadi salah satu nilai jual yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Kedua fungsi yang berhasil diakomodasi dengan sangat baik oleh salah satu produsen peripheral gaming terbaik di pasaran – Roccat lewat Kone Pure.

Desain dan Fungsi

Pilihan warna dengan kontras yang menarik - Roccat Kone Pure menjadikan warna hitam dan orange sebagai identitas utama.

Pilihan warna dengan kontras yang menarik – Roccat Kone Pure menjadikan warna hitam dan orange sebagai identitas utama.

Unik, ini mungkin kata pertama yang terlontar ketika melihat pilihan warna yang disuntikkan Roccat di Kone Pure. Walaupun masih menjadikan warna hitam sebagai warna dominan yang menyelimuti peripheral yang satu ini, Roccat memutuskan untuk menyematkan warna orange yang kontras di kedua sisi mouse – memberikan efek line yang terlebih jauh lebih tegas, tetapi juga elegan di saat yang sama. Bentuk desainnya sendiri lebih mengacu pada mouse konvensional, yang memang sudah terbukti lebih ergonomis. Untuk memperkuat sisi kosmetik yang ada, Roccat juga menyuntikkan logo super garangnya yang menyala terang di bagian palm rest.

Mengacu pada bentuk yang lebih konvensional, desain mouse ini memang lebih mengutamakan kenyamanan.

Mengacu pada bentuk yang lebih konvensional, desain mouse ini memang lebih mengutamakan kenyamanan.

Selain tiga fungsi utama, dua ekstra tombol juga disematkan di bagian sisi kiri mouse.

Selain tiga fungsi utama, dua ekstra tombol juga disematkan di bagian sisi kiri mouse.

Logo garang Roccat menyala terang di bagian palm rest.

Logo garang Roccat menyala terang di bagian palm rest.

Fungsi kompleks yang mampu diakomodasi Roccat Kone Pure memang tidak lantas membuat mouse yang satu ini harus memuat ekstra tombol secara berlebihan, bahkan mengganggu keseluruhan desain ergonomis yang ia usung.  Seperti sebagian besar mouse saat ia, ia hadir dengan jumlah tombol yang proporsional – untuk mengakses beragam fungsi secara instan. Selain tiga tombol utama – klik kiri, kanan, dan scroll wheel, Roccat Kone Pure ini juga menyediakan dua ekstra tombol kecil di bagian tengah untuk mengatur sensitivitas, dengan dua ekstra tombol di bagian kiri yang bisa Anda gunakan untuk mengeksekusi perintah yang dibutuhkan. Dengan tesktur berlapis karet tipis yang ia usung, mouse yang satu ini juga menjamin grip yang jauh lebih bisa diandalkan.

Lantas, spesifikasi lengkap seperti apa yang diusung oleh Roccat Kone Pure ini?

  • Pro-Aim Laser Sensor R3 with up to 8200dpi
  • 1000Hz polling rate
  • 1ms response time
  • 12000fps, 10.8megapixel
  • 30G acceleration
  • 3.8m/s (150ips)
  • 16-bit data channel
  • 1-5mm Lift off distance
  • Tracking & Distance Control Unit
  • 72MHz Turbo Core V2 32-bit Arm based MCU
  • 576kB onboard memory
  • Zero angle snapping/prediction
  • 1.8m braided USB cable

Mouse Gaming Roccat Kone Pure, Seberapa Nyaman?

Mouse Gaming Roccat Kone Pure, Seberapa nyaman?

Mouse Gaming Roccat Kone Pure, Seberapa nyaman?

Roccat sendiri memang tidak menyebut material utama seperti yang ia usung untuk membangun tubuh Kone Pure ini dan menyebutnya sekedar sebagai “Soft-Touch Surface” di situs resmi mereka. Namun menggenggam mouse ini secara langsung di tangan memang mengindikasikan bahwa besar kemungkinan mouse ini berbahan dasar plastik namun dibungkus dengan lapisan tipis karet di area utama untuk memastikan kenyamana ekstra, di luar desain bentuknya yang memang sudah ergonomis. Kombinasi material yang memang pantas diacungi jempol. Tekstur ini tidak hanya memastikan grip gaming yang kuat, tetapi juga permukaan yang lebih nyaman dan bebas keringat. Menariknya lagi, pilihan material ini juga membuat Kone Pure sebagai mouse gaming yang cukup bersahabat soal kebersihan.

Pemilihan teknologi Omron Switch sebagai pondasi Roccat Kone Pure untuk memastikan jati diri sebagai peripheral gaming memang terbayarkan dengan manis. Setiap klik yang Anda arahkan untuk mengakses perintah dengan cepat, apalagi game-game yang sangat mengandalkan fungsi ini, difasilitasi dengan baik. Feeback hadir dengan tingkat presisi yang luar biasa, memastikan tidak ada satupun perintah yang terlewatkan. Anda sendiri bisa merasakan reliabilitas tersebut, mendengar bagaimana setiap gerakan jari Anda ditranslasi ke dalam bunyi klik yang terpercaya dan menenangkan di saat yang sama. Sensasi yang sama juga ditawarkan oleh beragam tombol ekstra lain di sekitar Roccat Kone Pure ini, mudah diakses, tanpa menimbulkan posisi jari dan tangan yang canggung. Akurasi dan kenyamanan scroll wheel yang ia tawarkan juga pantas untuk diacungi jempol.

Material yang terasa seperti plastik yang dibungkus tipis lapisan karet, tidak hanya membuatnya menjamin grip yang lebih baik, tetapi juga lebih bersahabat dengan kebersihan.

Material yang sama juga menyelimuti kedua sisi Roccat Kone Pure ini.

Keputusan untuk menyuntikkan teknologi Omron di switch utama membuat mouse ini bisa diandalkan mengeksekusi rangkaian perintah cepat yang Anda lemparkan, dengan feeback yang pantas diacungi jempol.

Keputusan untuk menyuntikkan teknologi Omron di switch utama membuat mouse ini bisa diandalkan mengeksekusi rangkaian perintah cepat yang Anda lemparkan, dengan feeback yang pantas diacungi jempol.

Teknologi TUDP yang ia usung membuat Kone Pure cukup pintar untuk beradaptasi dengan tekstur permukaan dimana ia ditempatkan.

Teknologi TDCU yang ia usung membuat Kone Pure cukup pintar untuk beradaptasi dengan tekstur permukaan dimana ia ditempatkan.

Untuk Anda yang sangat mengandalkan kenyamanan bermain pada sensitivitas gerak mouse, Roccat Kone Pure menyediakan range gerak yang cukup luas untuk memfasilitasi kebutuhan Anda. Dengan ekstra tombol di bagian tengah yang memungkinkan untuk melompat dari satu preset ke preset lainnya, Anda tidak perlu takut bahwa setting terakhir Anda tidak akan mampu mengakomodasi beragam genre gaming apapun yang tengah Anda cicipi. Teknologi TDCU (Tracking & Distance Control Unit) yang ia sematkan di bagian bawah juga membuat Roccat Kone Pure cukup pintar untuk beradaptasi dengan permukaan media dimana ia diletakkan. Untuk urusan sensitivitas dan akurasi gerak instan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari mouse yang satu ini.

Dari sisi desain, ia memang tidak dibuat untuk memfasilitasi kebutuhan gamer tangan kiri.

Dari sisi desain, ia memang tidak dibuat untuk memfasilitasi kebutuhan gamer tangan kiri.

Sayangnya, dengan desain yang tidak ambidextrous, Roccat Kone Pure memang tidak didesain untuk gamer kidal yang menjadikan tangan kiri sebagai. Anda yang cukup sensitif dengan masalah berat mouse juga tidak akan diberikan kesempatan untuk menambah beban ekstra di mouse yang satu ini. Walaupun harus diakui, menurut standar tangan kami sendiri, ia hadir dengan berat yang sudah terhitung pas untuk kenyamanan paling optimal.

Namun pengujian paling utama tentu saja diarahkan pada identitas utama mouse ini sendiri – gaming. Untuk memastikan seberapa baik Roccat Kone Pure ini mampu memfasilitasi beragam genre yang ada, mouse hitam orange ini kami hadapkan pada tiga game dengan tiga genre berbeda: DOTA 2 untuk MOBA, Titanfall untuk FPS, dan Child of Light untuk JRPG. Dengan tingkat sensitivitas yang bisa disesuaikan dengan range yang cukup luas, Roccat Kone Pure cukup untuk memfasilitasi gerakan mouse cepat yang Anda butuhkan ketika bergerak dari satu gedung lainnya sembari aktif mengobservasi setiap gerakan dalam peta di Titanfall. Sementara di Child of Light, dengan gerakan cepat yang terkadang dibutuhkan untuk menggerakkan Igniculus di dalam mode eksplorasi juga difasilitasi dengan baik.

Tiga game dari tiga genre berbeda - DOTA 2 untuk MOBA, Titanfall untuk FPS, dan Child of Light untuk RPG dilemparkan untuk menguji Roccat Kone Pure ini.

Tiga game dari tiga genre berbeda – DOTA 2 untuk MOBA, Titanfall untuk FPS, dan Child of Light untuk RPG dilemparkan untuk menguji Roccat Kone Pure ini.

Di DOTA 2, mouse ini terasa luar biasa. Feedback cepat yang Anda butuhkan setiap kali mengeksekusi perintah gerak untuk memastikan hero yang terus bergerak difasilitasi dengan sangat baik.

Di DOTA 2, mouse ini terasa luar biasa. Feedback cepat yang Anda butuhkan setiap kali mengeksekusi perintah gerak untuk memastikan hero yang terus bergerak difasilitasi dengan sangat baik.

Namun keunggulan Roccat Kone Pure justru sangat teruji dan terasa optimal ketika dihadapkan pada game MOBA populer – DOTA 2. Apa pasal? Karena di genre seperti inilah, implementasi switch Omron yang ia usung terasa esensial. Setiap klik yang Anda lemparkan untuk memastikan hero Anda secara konsisten bergerak, ditranslasikan dengan sangat baik – tanpa miss sama sekali. Anda tidak perlu takut bahwa kegagalan Anda memenangkan pertarungan disebabkan oleh performa peripheral. Roccat Kone Pure berhasil menundukkan ketiga genre ini dengan sangat baik. Dengan proses kustomisasi via fungsi makro yang ada, ia membuktikan pantas untuk menjadi senjata utama untuk beragam genre yang lebih kompleks, seperti MMO, misalnya.


10 Sosok Ibu Paling Memorable di Video Game!

$
0
0
ibu-memorable-feat-image

ibu-memorable-feat-image

ibu-memorable-feat-image

22 Desember, masyarakat Indonesia memang sudah mendedikasikan satu hari khusus ini sebagai penghargaan terhadap sosok ibu di penjuru bagian Tanah Air. Sebagian besar dari kita tentu mengakui bahwa pekerjaan menjadi seorang ibu bukanlah sesuatu yang mudah, penuh konflik dan pengorbanan, tanpa penghargaan yang pantas. Cinta seorang ibu yang tak terbatas dan begitu tulus juga menjadi ujung tombak untuk membangun bangsa – berpengaruh signifikan pada kualitas-kualitas manusia yang menjadi pondasi kemajuan. Namun terlepas dari tanggal yang sudah didedikasikan ini, Indonesia memang sedikit berbeda dibandingkan dengan sebagian besar negara di belahan dunia yang lain. Sebagian besar negara, terlepas dari region lokasinya, menetapkan periode 10 – 12 Mei 2014 sebagai Hari Ibu. Hari yang juga mendasari lahirnya artikel ini.

Sosok ibu adalah sosok yang sakral – bahkan cukup untuk melahirkan ungkapan bahwa Surga, berada di telapak kakinya. Simbol sebagai kasih sayang dan cinta yang tidak berbatas, memang menjadi sesuatu yang mengejutkan, bahwa sosok ini juga bisa Anda temukan di dalam video game. Diposisikan sebagai bumbu efektif untuk menghasilkan cerita yang lebih dramatis, seorang ibu memang diproyeksikan sedikit berbeda dengan yang selama ini menjadi identitasnya di dunia nyata. Fakta bahwa video game dibangun dari proses kreatif tanpa batas bahkan tidak segan menjadikan sosok-sosok ibu sebagai sumber masalah, atau bahkan musuh terbesar yang harus  Anda hadapi. Ibu tidak harus berkaitan dengan hubungan darah secara biologis, tetapi juga sumber kehidupan, penggagas penelitian, hingga sekedar status yang terbangun lewat konflik yang kompleks. Satu yang pasti, mereka selalu menjadi karakter memorable yang sulit untuk dilupakan.

Lantas, dari semua sosok ibu yang ditawarkan di video game, karakter mana saja yang paling sulit untuk dilupakan? Berikut adalah 10 sosok menurut versi JagatPlay:

10. Gaia [God of War 3]

god of war gaia

Ibu dari segala ibu, kalimat yang satu ini tampaknya pantas untuk disematkan pada sosok Gaia – yang hadir sekelibat di God of War 2 dan memainkan peranan jauh lebih penting di God of War 3. Di mitologi Yunani, Gaia yang lahir dari Chaos – merupakan pondasi awal dari kehadiran para Dewa Olympus. Merepresentasikan alam semesta itu sendiri, Gaia merupakan ibu dari begitu banyak generasi Titan di awal, sebelum pengkhianatan dari Cronos yang kemudian berakhir pada kudeta dari Zeus mengurung mereka semua. Terlepas dari statusnya sebagai ibu dari semesta, Gaia sama sekali tidak memperlihatkan sosok seorang ibu yang penuh kasih sayang. Memanfaatkan amarah Kratos, Gaia justru berusaha mengobarkan perang besar baru untuk memusnahkan semua Dewa di Olympus. Memanjatnya bersama dengan Titan yang lain, ia memainkan peranan yang lebih besar untuk kisah epik Kratos di seri ketiga.

9. Solfege [Eternal Sonata]

solfege

Memang sulit untuk menetapkan apakah Solfege merupakan seorang ibu yang baik atau tidak. Terlepas dari fakta bahwa ia merupakan salah satu tokoh sentral yang berperan pada kiprah salah satu karakter utama – Polka, Solfege memperlihatkan dinamika dua sisinya yang menarik. Di sisi yang satu ini, Anda bisa melihat perhatian luar biasa yang ia lemparkan untuk sosok Polka, tetapi di sisi yang lain, sebuah ketakutan yang cukup mendasar mengingat fakta bahwa anaknya mampu menggunakan kemampuan magic. Lebih banyak berbicara dalam metafora, dari satu perumpaan ke perumpamaan yang lain, bukan sesuatu yang aneh jika maksud Solfege sendiri sering disalahartikan. Seperti halnya seorang ibu di dunia nyata, Solfege memperlihatkan kompleksitas yang cukup menarik dalam sikap dan sudut pandang, terutama untuk semua hal yang terkait dengan sosok Polka sendiri.

8. Mama [Cooking Mama]

cooking mama

Misteri, tampaknya kata yang satu ini cocok untuk menggambarkan franchise game casual – Cooking Mama. Karakter wanita yang menyebut dirinya sendiri sebagai seorang “Mama” ini memang terlibat dalam begitu aktivitas sehari-hari dan membuktikan ketangguhannya sebagai seorang ibu yang mampu menangani setiap tugas rumah tangga dengan sangat baik. Permasalahan utama mungkin ada pada misteri apakah “Mama” ini memang seorang ibu atau tidak, mengingat latar belakang anak yang memang tidak pernah diceritakan sebelumnya. Tidak lengkap rasanya membicarakan sosok ibu tanpa menyertakan “Mama” yang super sibuk ini, apalagi lewat segudang franchisenya yang berhasil mencapai sukses yang luar biasa.

7. Sindel [Mortal Kombat]

sindel

Hubungan ibu dan anak perempuannya selama ini memang selalu dicitrakan lebih kuat di beragam media hiburan yang ada, terutama film. Pasangan ini dianggap bisa lebih memahami perasaan satu sama lain, sesuatu yang memang sulit untuk dilakukan anak laki-laki yang kurang ekspresif. Namun jangan berharap cinta dan kasih sayang sama terjadi antara Kitana dan sang ibunya – Sindel di Mortal Kombat. Yang menjadi bumbu menarik di antara keduanya justru konflik kepentingan, darah, dan lebih banyak kematian. Ratu dari Edenia ini sempat diposisikan sebagai salah satu jenderal terpecaya Shao Khan, dengan kepentingan yang tentu saja bertolak belakang dengan sang putri – Kitana yang lebih berpihak ke pada bumi dan petarung yang mewakilinya. Sudah bisa dipastikan, alih-alih bertukar pelukan dan ciuman, ibu dan anak ini menjadikan pukulan dan tendangan sebagai media komunikasi paling efektif.

Review Bound By Flame: RPG Penuh Masalah!

$
0
0
Bound by Flame jagatplay (24)

Bound by Flame jagatplay (24)

Bound by Flame jagatplay (1)

RPG, mendengar satu kata ini saja sudah cukup untuk membuat kami mengantisipasi setiap game yang menawarkan genre ini sebagai nilai jual utama. Uniknya lagi, setelah cukup mengalami masa paceklik selama beberapa tahun terakhir, tahun 2014 boleh terbilang menjadi tahun keemasan tersendiri untuk genre kompleks yang satu ini. Beberapa judul, baik dari developer Barat maupun Jepang menawarkan game teranyar mereka dalam format ini, tentu saja dengan nilai jual dan identitas unik mereka sendiri. Kita membicarakan nama-nama besar seperti Child of Light, Transistor, dan Dragon Age: Inquisition yang memang terlihat menjanjikan. Namun dari semua proyek ini, ada satu judul ekstra lain yang sulit untuk dikesampingkan begitu saja. Benar sekali, kita tengah membicarakan Bound by Flame!

Dikembangkan oleh Spiders dan dirilis oleh Focus Home Interactive, agak sedikit sulit bagi para penggemar RPG Barat untuk tidak melirik game yang satu ini. Bagaimana tidak? Sejak ia diperkenalkan untuk pertama kalinya, Spiders mengklaim Bound by Flame akan mengintegrasikan elemen gameplay RPG Barat terbaik untuk memperkuat game yang satu ini. Kebebasan menentukan cerita, gameplay action RPG yang butuh implementasi strategi, hingga modifikasi beragam senjata untuk memperkuat sang karakter utama. Antisipasi tersebut kian membesar setelah ia juga dirilis untuk Playstation 4 dengan kualitas visual yang memang terlihat memesona di trailer.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bound by Flame ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game RPG penuh masalah? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!

Plot

Vertiel berada di ujung tanduk setelah invasi tak berujung dari pasukan Undead - Deadwalkers yang terus membanjiri. Ras misterius dari utara - Ice Lord menjadi sumber masalah.

Vertiel berada di ujung tanduk setelah invasi tak berujung dari pasukan Undead – Deadwalkers yang terus membanjiri. Ras misterius dari utara – Ice Lord menjadi sumber masalah.

Vertiel – sebuah dunia fantasi yang indah kini berada di ujung kehancuran setelah invasi besar-besaran dari pasukan mayat hidup bernama Deadwalkers. Mayat ini tidak hanya sekedar eksis, mereka merupakan pasukan yang dibentuk oleh ras penyihir kuat di masa lalu – Ice Lords yang datang dari utara yang dingin, secara konsisten berusaha menguasai daerah di selatan yang dihuni oleh beragam ras, termasuk manusia dan para elf. Namun perangn yang sudah berlangsung selama tahunan ini, kini berada di puncaknya.

Anda akan berperan sebagai Vulcan, seorang pasukan bayaran yang bernaung di bawah Pure-Blades. Mengklaim dirinya menemukan cara untuk mengalahkan Ice Lords dan mengembalikan kedamaian Vertiel, Pure-Blades diminta untuk mengawasi proses ritual yang dilakukan oleh kelompok penyihir manusia – Red Scribes. Namun apa daya, serangan tiba-tiba dari Deadwalkers tidak kuasa dihadang oleh Vulcan dan teman-teman. Terjebak di dalam ruang ritual yang sama, Vulcan jatuh pada takdir yang tidak pernah ia inginkan. Proses ritual Red Scribe justru menyuntikkan sesosok makhluk iblis misterius ke dalam tubuh Vulcan. Menjadikannya tidak lagi “hanya” sekedar seorang pasukan bayaran.

Anda berperan sebagai seorang pasukan bayaran bernama Vulcan.

Anda berperan sebagai seorang pasukan bayaran bernama Vulcan.

Berusaha melindungi organisasi penyihir - Red Scribe yang tengah melakukan ritual untuk memanggil kekuatan yang dianggap bisa mengalahkan Ice Lord, Vulcan justru kerasukan sang iblis utama tersebut.

Berusaha melindungi organisasi penyihir – Red Scribe yang tengah melakukan ritual untuk memanggil kekuatan yang dianggap bisa mengalahkan Ice Lord, Vulcan justru kerasukan sang iblis utama tersebut.

Menetap dalam dirinya, sang iblis misterius ini memberikan kekuatan baru di luar manusia normal bagi Vulcan.

Menetap dalam dirinya, sang iblis misterius ini memberikan kekuatan baru di luar manusia normal bagi Vulcan.

Kunci untuk mengalahkan Ice Lords, invasi sang iblis ke dalam tubuh Vulcan membuatnya mampu mengakses kekuatan di luar manusia biasa. Sang iblis berelemen api ini memberikan ruang bagi Vulcan untuk memanfaatkan dan mengintegrasikan elemen tersebut di serangannya, menghasilkan kemampuan bertarung dan bertahan yang jauh lebih mumpuni. Berbekal makhluk yang entah menjadi kutukan atau anugerah ini, Vulcan mulai berpacu menuju Worldheart – pusat semua kehidupan di Vertiel untuk menghancurkan Ice Lords untuk selama-lamanya. Di tengah perjalanan, ia akan bertemu dengan begitu banyak konflik, termasuk dari arus Deadwalkers yang seolah tidak pernah habis.

Mampukah Vulcan mengatasi ancaman ini?

Mampukah Vulcan mengatasi ancaman ini?

Lantas, mampukah Vulcan menghancurkan Ice Lords dan menyelamatkan Vertiel? Siapa sebenarnya iblis di dalam tubuh Vulcan dan apa yang ia inginkan? Rintangan seperti apa saja yang harus ia hadapi? Semua pertanyaan tersebut bisa Anda jawab dengan memainkan Bound by Flame ini.

Preview Transistor: Kesan Pertama yang Mengagumkan!

$
0
0
Transistor - JagatPlay (90)

Transistor - JagatPlay (90)

Transistor - JagatPlay (2)

Bastion adalah fenomena yang tidak mudah dilupakan dari industri game begitu saja. Yang spesial dari game action RPG isometrik adalah fakta bahwa ia mampu menawarkan kualitas yang luar biasa unik, terlepas dari minimnya biaya pengembangan yang disuntikkan. Benar sekali, Bastion adalah game indie yang berhasil memenuhi semua ekspektasi yang ada, bahkan melebihi apa yang Anda harapkan dari sebuah game indie. Musik yang luar biasa, mekanik gameplay yang unik, voice acts yang hidup, hingga kualitas visual ala film animasi yang mengalir kental darinya. Dengan respon positif yang berhasil ia dulang, tidak mengherankan jika banyak gamer yang mengantisipasi kehadiran proyek teranyar dari Supergiant Games – Transistor. Hype yang terbayarkan dengan sangat manis!

Kesan Pertama

Luar biasa, ini mungkin kesan pertama yang Anda dapatkan ketika memainkan Transistor untuk pertama kalinya. Lupakan statusnya sebagai sebuah game indie, karena Anda akan menemukan sebuah game yang akan mampu memanjakan mata Anda. Kualitas animasi dua dimensi dengan dunia tiga dimensi isometrik penuh warna-warna gila akan menemani perjalanan Anda. Animasi gerak karakter memang masih terlihat kaku, namun Anda akan bisa merasakan signifikansi kekuatannya lewat animasi serangan dan pedang yang luar biasa. Dipadukan dengan kualitas musik dan voice acts yang sama luar biasanya, sisi kosmetik Transistor menjadi salah satu yang terunik dan terbaik di industri saat ini. Jejak sama yang juga ditawarkan Ubisoft via Child of Light, namun dengan daya tarik yang berbeda.

Sisi gameplaynya sendiri sebenarnya tidak banyak berbeda dengan Bastion. Anda masih akan berhadapan dengan sebuah game action RPG dengan kamera isometrik. Bedanya? Selain bertarung secara real-time ala game action, sang karakter utama – Red juga dibekali dengan kemampuan menghentikan waktu. Seperti halnya game JRPG lawas yang menggunakan sistem Action Points, selama masuk ke dalam mode ini, setiap gerakan dan serangan Red akan menghabiskan sejumlah bar aksi tertentu. Namun tentu saja, Anda tidak bisa mengeksploitasinya tanpa harus berhadapan dengan konsekuensi tertentu. Salah satu mekanik unik lainnya adalah sistem skill yang menjadi tulang punggung gameplay itu sendiri. Tidak hanya bisa menggunakan skill untuk menghasilkan efek tertentu, Anda juga bisa mengkombinasikannya untuk menghasilkan efek dan daya serangan yang lebih bervariasi. Bereksperimen dengan elemen ini menjadi tantangan tersendiri.

Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, izinkan kami untuk menawarkan segudang screenshot “segar” di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran tentang Transistor. Satu yang pasti, setelah berkutat dengan cukup banyak game yang tidak memenuhi ekspektasi awal, Transistor menjadi salah satu dari sedikit yang berhasil membayarnya dengan manis. Kesan pertama yang ia tawarkan mengagumkan!

Transistor - JagatPlay (1)

Transistor - JagatPlay (8)

Transistor - JagatPlay (11)

Transistor - JagatPlay (30)

Transistor - JagatPlay (58)

Transistor - JagatPlay (74)

Transistor - JagatPlay (110)

Transistor - JagatPlay (115)

Transistor - JagatPlay (117)

Transistor - JagatPlay (121)

Transistor - JagatPlay (124)

10 Kesalahan Terbesar Franchise Call of Duty!

$
0
0
10-kesalahan-terbesar-cod

10-kesalahan-terbesar-cod

10-kesalahan-terbesar-cod

Call of Duty, Anda mungkin tidak berhak menyebut diri Anda sebagai seorang gamer jika tidak pernah mendengar nama franchise andalan Activision ini sama sekali sepanjang hidup Anda. Di awal kehadirannya, Call of Duty merupakan pesaing besar dari Medal of Honor – franchise FPS yang berfokus untuk mereka ulang beragam momen epik selama perang dunia kedua. Dramatisasi dan representasi atmosfer diproyeksikan dengan begitu baik dan menjadikan keduanya sebagai seri game FPS yang terlalu sayang untuk dilewatkan. Namun citra Call of Duty sendiri berubah di tahun 2007. Eksekusi konsep yang baik dan popularitas yang luar biasa melemparkan eksistensi Call of Duty 4: Modern Warfare sebagai tonggak baru dunia FPS. Awal dari dominasi nama Call of Duty.

Modern Warfare mengubah cara genre FPS bekerja. Kesuksesan yang luar biasa dengan akumulasi pendapatan hingga milyaran USD mendorong banyak kompetitor untuk meniru formula gameplay yang sama. Dimana alih-alih menawarkan mekanik gameplay yang segar dan menantang, prioritas utama adalah menghasilkan pengalaman perang dramatis ala film Hollywood ber-budget tinggi. Perang dunia penuh ledakan besar dan teknologi canggih kini tampaknya menjadi tren yang sulit dihindari. Namun sayangnya, dengan satu seri yang dirilis setiap tahunnya, Call of Duty kini menjadi lelucon dan sumber kritik. Banyak gamer yang sempat merasakan luar biasanya Modern Warfare, mulai melihatnya sebagai franchise monoton dan membosankan. Walaupun di sisi lain, kualitas penjualannya sama sekali tidak mengendur.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi dengan Call of Duty? Mengapa respon positif yang meluncur beberapa tahun yang lalu kini berubah menjadi aura skeptis yang mengalir kentara? JagatPlay sendiri melihat ada 10 masalah besar yang membuat Call of Duty tidak lagi tampil semenarik di masa lalu. Apa saja?

10. Citra Fans

call of duty

Dengan basis fans yang menguat, ada satu kecenderungan sterotype gamer Call of Duty yang mungkin membuatnya tidak terlihat terlalu menarik di pasar luar, apalagi bagi gamer yang menganggap diri merekas endiri sebagai gamer FPS yang hardcore. Basis fans Call of Duty seringkali diasosiasikan dengan anak-anak di bawah umur atau remaja yang sering mengumpat di dunia maya. Citra ini semakin buruk ketika di salah satu event multiplayer kompetitif besar, para gamer pro yang menekuni franchise ini ternyata juga memperlihatkan kecenderungan perilaku yang sama.  Stereotype ini juga memengaruhi citra Call of Duty itu sendiri.

9. Multiplayer

cod multiplayer

Ketika sebagian besar game FPS kompetitif mulai berjuang untuk menawarkan pengalaman berperang dalma skala yang jauh lebih luas, Call of Duty masih mempertahankan elemen gameplay sejak era Modern Warfare pertama – pertempuran jarak dekat dalam skala map yang kecil. Ketika Battlefield 4 memungkinkan Anda untuk menggunakan kendaraan seperti tank dan pesawat, Titanfall dengan mecha, dan Planetside 2 yang membutuhkan koordinasi tim yang kompleks, sisi multiplayer Call of Duty lebih terasa personal. Elemen kerjasama tidak terlalu esensial, dan sebagian besar hal yang Anda butuhkan hanyalah berlari dan menembak siapapun yang Anda temui. Menyenangkan memang, namun bertahan dengan format ini selama 7 tahun terakhir? Mereka butuh sesuatu yang berbeda.

8. Tanpa Cross-over

reznov

Apa yang membuat proyek perdana – Call of Duty: Black Ops dinilai sebagai salah satu seri Call of Duty yang cukup memenuhi ekspektasi? Selain tema yang terhitung unik, hampir sebagian besar gamer, seperti halnya kami, penasaran dengan eksistensi karakter Reznov di dalamnya. Karakter badass dari Call of Duty 5: World at War ini memang meninggalkan kesan yang cukup mendalam untuk mereka yang sudah mencicipi seri perang lawas tersebut. Namun sayangnya, elemen crossover seperti ini tidak lagi diterapkan Activision di seri-seri Call of Duty selanjutnya. Setiap seri seolah berdiri sendiri-sendiri, tanpa ada benang merah yang bisa ditarik.

7. Dramatisasi yang Monoton

Call of Duty - Ghosts (4)

 

Apa yang belum Anda lihat di seri Call of Duty selama tujuh tahun terakhir ini? Ketika Modern Warfare pertama kali dirilis, sebagian besar dari kita takjub dengan dramatisasi yang ditawarkan oleh game FPS yang satu ini. Menyelamatkan teman dalam slow motion, misi sniper, hingga beragam event mengejutkan dilemparkan di sana. Namun setelah tujuh tahun eksistensinya, Activision boleh dibilang tidak punya lagi banyak opsi untuk menciptakan dramatisasi yang sama mengejutkannya. Ledakan Besar? Sudah. Misil dari Drone? Sudah. Perang luar angkasa? Sudah. Menyelamatkan teman dalam efek slow motion? Sudah. Perang dunia besar-besaran? Sudah. Bom atom? Sudah. Mereka butuh dramatisasi yang lebih kuat.

Review Street Fighter Assassin’s Fist: Ini Baru Film Street Fighter!

$
0
0
Street Fighter Assassin Fist (13)

Street Fighter Assassin Fist (13)

Street Fighter Assassin Fist (6)

Film adaptasi game, bahkan kalimat yang satu ini saja sudah cukup untuk membuat banyak gamer menggelengkan kepalanya. Terlepas dari konsep yang terdengar sangat menarik, melihat secara langsung bagaimana game-game yang kita cintai kini dihidupkan kembali lewat sebuah film, adaptasi seperti ini justru lebih banyak berujung pada mimpi buruk tersendiri. Sebagian besar pelaku film menabrak batas, mengintepretasikan proyek ini sesuai dengan visi mereka, dan berakhir dengan sebuah film yang sama sekali tidak merepresentasikan kualitas versi video gamenya sendiri. Tidak mengherankan, jika banyak yang melihatnya sekedar sebagai proyek menjual nama besar, dan bukan kualitas. Salah satu film yang berhadapan dengan fenomena ini? Game fightning terpopuler di dunia – Street Fighter.

Street Fighter memang sudah diadaptasikan ke dalam format film, dari sekedar anime hingga Hollywood yang memang ditujukan untuk pasar global. Hasilnya? Seperti yang bisa diprediksi, tidak ada dari kedua film tersebut yang terhitung berhasil menangkap esensi Street Fighter itu sendiri. Film perdananya di tahun 1994 dengan aktor laga – Van Damme sebagai karakter utama berujung pada mimpi buruk, sebuah film Street Fighter yang sekedar “meminjam nama”, dan lebih terasa seperti film Hollywood kelas dua. Sensasi serupa juga terjadi di proyek yang lebih baru, 2009 yang lalu,lewat Street Fighter: The Legend of Chun-Li yang tidak merepresentasikan apa yang disukai gamer dari karakter petarung wanita tersebut. Untungnya, ada satu film penyelamat yang akhirnya, pantas untuk menyandang nama “Street Fighter”.

Benar sekali, kita tengah membicarakan proyek independen – Street Fighter: Assassin’s Fist yang akhirnya dirilis ke dunia maya via portal game Youtube – Machinima. Sempat berusaha dibangun dari proses donasi Kickstarter, Assassin’s Fist akhirnya mendapatkan investor besar yang siap untuk mewujudkan mimpi tim kecil ini – sebuah film Street Fighter yang sesungguhnya. Sebuah mimpi yang berawal dari sekedar trailer yang berhasil menarik perhatian jutaan orang di seluruh dunia.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Street Fighter: Assassin’s Fist ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game Street Fighter yang selama ini kita impikan?

Tepat Sasaran!

Tidak seperti film Hollywood yang seringkali hadir dengan intepretasi melenceng, Street Fighter Assassin's  Fist menjadi proyek adaptasi yang mengakar kuat di versi video gamenya.

Tidak seperti film Hollywood yang seringkali hadir dengan intepretasi melenceng, Street Fighter Assassin’s Fist menjadi proyek adaptasi yang mengakar kuat di versi video gamenya.

Tidak ada omong kosong, ini mungkin kata pertama yang bisa ditangkap dari Street Fighter: Assassin’s Fist inni. Jika Anda termasuk gamer yang sempat mencicipi dua film Street Fighter versi Hollywood, Anda bisa melihat usaha keras sang sutradara untuk mengintepretasikan game yang memang sudah seharusnya tidak masuk akal ini, menjadi sesuatu yang cukup rasional untuk terjadi di dunia nyata. Di aspek inilah, Street Fighter: Legend of Chun-Li mencapai kegagalan terbesar. Gamer yang mencintai Street Fighter sama sekali tidak merasakan karakter petarung wanita ikoniknya diwakilkan dengan baik di sana. Cita rasa fiktif yang mengalir kentara di versi original Street Fighter juga terhitung gagal mewakili karakter unik yang ditawarkan di versi gamenya. Di sinilah, Street Fighter: Assassin’s Fist tampil gemilang.

Sang kreator tampaknya mengerti bahwa gamer membutuhkan sebuah film Street Fighter yang benar-benar mewakili franchise game fighting tersebut, tanpa harus berhadapan dengan serangkaian intepretasi lain yang justru berpotensi merusak pengalaman yang ada. Berfokus pada perjalanan awal dua poros utama  Street Fighter – Ryu dan Ken Masters, Anda akan memasuki lebih dalam konflik yang terjadi antara para pewaris ilmu bela diri mematikan – Ansatsuken (Assassination Fist). Anda akan menyelami lebih dalam tentang asal muasal salah satu karakter ikonik – Gouki, konfliknya dengan sang saudara sekaligus guru Ryu dan Ken – Gouken, serta sang guru tua – Goutesu. Semuanya dihadirkan dalam plot maju mundur yang dieksekusi dengan sangat baik, dan minim potensi membingungkan.

Tidak hanya berfokus pada sosok Ryu dan Ken, Assassin's Fist juga berfokus pada sosok Gouken dan Gouki.

Tidak hanya berfokus pada sosok Ryu dan Ken, Assassin’s Fist juga berfokus pada sosok Gouken dan Gouki.

Sama sekali tidak menahan diri, Assassin's Fist melontarkan semua hal yang Anda cintai dari Street Fighter.

Sama sekali tidak menahan diri, Assassin’s Fist melontarkan semua hal yang Anda cintai dari Street Fighter.

Tidak menahan diri, bertahan pada cita rasa Street Fighter yang sebenarnya, Anda akan langsung berhadapan dengan pertempuran penuh dengan gerakan-gerakan ikonik yang selama ini Anda kenal. Mereka akan bertukar Hadoken, Shoryuken, dan Tatsumaki Senpuu Kyaku, memperkuat atmosfer Street Fighter yang sesungguhnya. Efek visual yang ditawarkan pantas diacungi jempol dan tidak terasa “garing” untuk dinikmati. Tidak hanya itu saja, gerakan-gerakan ikonik kecil seperti tendangan dan pukulan dari masing-masing karakter juga divisualisasikan dengan baik, memperlihatkan seperti apa implementasi gerakan-gerakan ini jika digunakan di dunia nyata. Gerakan-gerakan brutal milik Gouki juga diperlihatkan di sini.

Tidak hanya gerakan serangan besar, bahkan signature move seperti drop kick ala Ken ini juga dihadirkan.

Tidak hanya gerakan serangan besar, bahkan signature move seperti drop kick ala Ken ini juga dihadirkan.

Plot lah yang menjadi kekuatan utama Assassin Fist. Masuk dalam alur maju dan mundur, berfokus pada interaksi dua karakter di zaman yang berbeda.

Plot lah yang menjadi kekuatan utama Assassin Fist. Masuk dalam alur maju dan mundur, berfokus pada interaksi dua karakter di zaman yang berbeda.

Konflik, drama, persahabatan, semuanya menyatu dengan baik di sini.

Konflik, drama, persahabatan, semuanya menyatu dengan baik di sini.

Namun jika membicarakan nilai jual utama Street Fighter: Assassin’s Fist, maka kekuatan seri ini mendasar pada eksekusi plot yang luar biasa. Semua gerakan ikonik dan efek visual yang ada sekedar menjadi pelengkap dari plot yang memang harus diakui, dibangun dengan sangat manis. Di beberapa episode awal, Anda bisa menangkap sedikit gambaran kedekatan antara karakter Ryu dan Ken sebagai “saudara” di bawah bimbingan Gouken, serta konflik dan persaingan di antara keduanya. Namun perlahan namun pasti, Anda mulai diperkenalkan dengan origin dari salah satu karakter Street Fighter paling populer – Gouki. Drama dan konflik dibangun dengan pelan, namun pasti, menciptakan latar belakang yang kuat untuk setiap karakter. Menariknya lagi? Street Fighter: Assassin’s Fist juga lahir menjadi semacam prekuel yang menceritakan alasan di balik perjalanan Ryu dan Ken yang mengelilingi dunia untuk mencari petarung-petarung terbaik.

Anda yang cukup memerhatikan detail fisik karakter untuk dapat menikmati sebuah film mungkin akan sedikit kecewa dengan Street Fighter: Assassin’s Fist ini. Mengapa? Karena pada dasarnya detail fisik karakter di versi game Street Fighter hampir mustahil untuk dicapai. Di versi gamenya, Gouken ditawarkan dengan visual dengan seorang kakek tua dengan otot kekar dan kemampuan fisik yang luar biasa. Sementara di Street Fighter: Assassin’s Fist, ia tampil dengan fisik khas seorang guru bela diri yang tidak terlihat spesial, walaupun Anda tetap bisa melihat seberapa kuat ia. Namun demikian, acungan jempol pantas diarahkan untuk cast Gouki dan Ken Masters yang luar biasa. Keduanya tampil representatif dengan versi gamenya. Keputusan untuk menggunakan desain Ken Masters dari Street Fighter Alpha 3 dengan rambut panjangnya jadi sebagian besar episode juga menjadi nilai tambah tersendiri.

Anda yang cukup memerhatikan detail mungkin akan kecewa dengan sosok Gouken, yang jauh dari versi gamenya.

Anda yang cukup memerhatikan detail mungkin akan kecewa dengan sosok Gouken, yang jauh dari versi gamenya.

Namun visualisasi karakter yang lain, seperti Ken, misalnya justru patut diacungi jempol. Mengambil desain dari Street Fighter Alpha 3, rambut panjang Ken menjadi daya tarik tersendiri.

Namun visualisasi karakter yang lain, seperti Ken, misalnya justru patut diacungi jempol. Mengambil desain dari Street Fighter Alpha 3, rambut panjang Ken menjadi daya tarik tersendiri.

Sebagian besar akting terasa datar. "Bintang" Street Fighter Assassin Fist adalah Hyunri - yang memerankan karakter Sayaka dengan luar biasa.

Sebagian besar akting terasa datar. “Bintang” Street Fighter Assassin Fist adalah Hyunri – yang memerankan karakter Sayaka dengan luar biasa.

Sayangnya, terlepas dari gerakan-gerakan pertarungan nan akrobatik yang berhasil dieksekusi dengan baik, kualitas akting para cast tidak terlalu meyakinkan. Selain karakter Sayaka – yang menjadi cinta pertama dan terakhir Gouki – tidak ada hal yang menjual dari sisi akting. Beberapa aksi terlihat canggung dengan dialog yang kentara bersumber dari script tanpa emosi. Parahnya lagi, si sutradara seolah bimbang untuk memutuskan bahasa apa yang harus ia gunakan sebagai narasi utama Street Fighter: Assassin’s Fist ini. DI beberapa episode, mereka berbicara dengan bahasa Jepang yang tentu saja cocok, mengingat setting utama yang memang berpusat di negara matahari tersebut. Namun tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba para karakter ini berbicara dengan bahasa Inggris penuh aksen yang sulit untuk dimengerti. Parahnya lagi, mereka seolah berjuang mati-matian untuk mengekspresikan diri lewat bahasa ini, padahal dari sisi cerita, ia tidak terhitung esensial. Hal ini semakin tidak rasional mengingat Ken sendiri mengerti bahasa Jepang.

Review Wolfenstein – The New Order: Sensasi FPS yang Dirindukan!

$
0
0
Wolfenstein®: The New Order_20140523162702

Wolfenstein®: The New Order_20140523162702

Wolfenstein®: The New Order_20140522203907

First Person Shooter – memosisikan gamer sebagai karakter utama dari kacamata orang pertama, genre ini memang didesain untuk menawarkan pengalaman bermain yang lebih imersif. Misi utamanya membuat Anda merasa tengah bertempur langsung melawan setiap ancaman yang dilemparkan oleh si video game kepada Anda,menjalani setiap drama dan konflik yang ada. Namun sayangnya, seiring dengan waktu, FPS justru terlihat seperti sebuah genre yang tengah stagnan. Terlepas dari rilis franchise yang secara konsisten lahir, tidak ada inovasi signifikan yang bisa diharapkan darinya. Anda hanya harus membunuh musuh dari satu tempat ke tempat lainnya, sebelum akhirnya bertemu dengan sekedar cut-scene atau chapter yang baru.

Walaupun demikian, usaha untuk terus mempertahankan daya tarik genre ini tetap menjadi prioritas. Beberapa memilih untuk mengintegrasikannya dengan genre yang lain, menawarkan tema yang lain, sementara tidak sedikit juga yang sekedar menjadikannya media untuk sekedar menjual plot yang menjadi nilai jual paling utama. Statusnya sebagai sebuah franchise lawas – bahkan boleh dibilang sebagai pelopor genre FPS itu sendiri, tentu saja menarik untuk melihat pendekatan modern seperti apa yang ditawarkan oleh sang seri terbaru – Wolfenstein: The New Order. Proyek racikan MachineGames dan Bethesda Softworks ini memang menjadi proyek yang cukup diantisipasi tahun ini. Ketika lusinan game kompetitor berjuang mati-matian menjual perang bertema futuristik, Wolfenstein: The New Order kembali ke masa lalu.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh game yang satu ini? Mengapa kami  menyebutnya sebagai game FPS dengan sensasi yang dirindukan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Wolfenstein®: The New Order_20140523154247

Seperti seri Wolfenstein di masa lalu, Anda tetap akan berperan sebagai William B.J Blazkowicz.

Bayangkan sebuah dunia, jika Nazi berhasil memenangkan perang dunia kedua melawan Sekutu. Itulah yang menjadi daya tarik utama Wolfenstein: The New Order.

Bayangkan sebuah dunia, jika Nazi berhasil memenangkan perang dunia kedua melawan Sekutu. Itulah yang menjadi daya tarik utama Wolfenstein: The New Order.

Pernahkah Anda membayangkan seperti apa dunia jika Nazi berhasil memenangkan perang dunia kedua? Usaha untuk menjaga kemurnian dan supremasi ras berjalan dalam skala global, dengan sistem pemerintahan diktator yang tentu saja tidak bisa dihindari. Hal inilah yang berusaha dieksploitasi oleh Wolfenstein: The New Order ini. Berbeda dengan skenario di dunia nyata, Jerman ternyata berhasil menguasai teknologi perang super canggih di tahun 1940-an. Hasilnya? Perang besar-besaran yang dikobarkan oleh tentara Sekutu bukanlah ancaman yang harus ditakuti.

Anda berperan sebagai William B.J Blazkowicz, seorang pasukan khusus yang memang diterjunkan ke garis depan untuk menghancurkan badan penelitian dan laboratorium Jerman. Namun apa yang ia temukan di sana? Jerman ternyata sudah dipersenjatai dengan tidak hanya senjata yang lebih mematikan, tetapi juga armor dan pasukan robot berukuran masif yang dengan mudah menerjang apapun yang mereka temukan. Sayangnya, usaha Blazkowicz untuk melakukan sabotase ke dalam fasilitas ini berakhir bencana. Digagalkan oleh sang musuh utama – General Willhelm “Deathshead” Strasse, Blazkowicz yang berhasil melarikan diri harus berhadapan dengan konsekuensi fatal yang lebih mematikan – hilang ingatan.

Wolfenstein®: The New Order_20140522215315

Gagalnya infiltrasi oleh Blazkowicz di markas rahasia Nazi Jerman memang tidak berakhir pada hilangnya nyawa. Namun ia harus bertemu dengan takdir lain yang tidak kalah memilukan.

Koma selama 14 tahun, Blazkowicz harus berhadapan dengan dunia yang berbeda. Teknologi canggih yang dimiliki Jerman membuatnya tampil sebagai adikuasa baru.

Koma selama 14 tahun, Blazkowicz harus berhadapan dengan dunia yang berbeda. Teknologi canggih yang dimiliki Jerman membuatnya tampil sebagai adikuasa baru.

Sebuah luka besar di kepala memang tidak cukup untuk membunuh Blazkowicz, namun cukup untuk membuatnya masuk dalam kondisi koma selama 14 tahun – membuat seluruh tubuhnya tidak bisa berfungsi sama sekali. Tinggal di sebuah rumah sakit jiwa di Poland, Blazkowicz secara tiba-tiba menemukan kembali kekuatannya setelah tentara Nazi membahayakan nyawa sang penolong – Anya Oliwa yang memang berada di ujung hidupnya. Bangkit kembali dan berusaha bergabung kembali dengan pasukan Amerika Serikat, Blazkowicz ternyata harus berhadapan dengan kenyataan pahit yang tidak pernah ia prediksikan sebelumnya. Ia bangun kembali di tahun 1960 dan tidak ada lagi yang namanya “Amerika Serikat” – negara asalnya. Sejak ia jatuh koma, Nazi telah berhasil memenangkan setiap pertempuran yang ada dan menjadi adikuasa baru di dunia.

Satu-satunya cara untuk menundukkan Nazi adalah bergabung dengan kelompok pemberontak bawah tanah. Kehadiran Blazkowicz menjadi ekstra tenaga baru.

Satu-satunya cara untuk menundukkan Nazi adalah bergabung dengan kelompok pemberontak bawah tanah. Kehadiran Blazkowicz menjadi ekstra tenaga baru.

Berusaha mencari teknologi yang lebih canggih, untuk menyeimbangkan peta kekuatan. Satu-satunya cara? Mengandalkan teknologi modern misterius dari kelompok rahasia

Berusaha mencari teknologi yang lebih canggih, untuk menyeimbangkan peta kekuatan. Satu-satunya cara? Mengandalkan teknologi modern misterius dari kelompok rahasia –  Da’at Yichud.

Satu-satunya cara melawan balik adalah dengan bergabung dengan kelompok Resistance yang masih menjalankan operasi bawah tanah untuk menggulingkan Nazi. Berpusat di tengah kota, Resistance mempelajari bahwa satu-satunya alasan Nazi bisa memenangkan pertempuran adalah berkat inovasi dan teknologi rahasia organisasi Yahudi – Da’at Yichud yang berhasil mereka kuasai. Satu-satunya cara untuk membalikkan arus pertempuran adalah mencari anggota Da’at Yichud yang masih hidup, dan menemukan teknologi lain yang lebih canggih dan mematikan. Seperti yang bisa diprediksi, pekerjaan sulit ini akan bergantung pada sosok Blazkowicz itu sendiri.

Pertempuran seperti apa yang harus dijalani oleh Blazkowicz?

Pertempuran seperti apa yang harus dijalani oleh Blazkowicz?

Lantas perjalanan seperti apa yang harus ditempuh oleh Blazkowicz? Mampukah kelompok The Resistance menghancurkan kekuasaan Nazi di seluruh dunia? Rencana licik apa lagi yang tengah dipersiapkan oleh Nazi? Semua pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Wolfenstein: The New Order ini.

Preview Watch Dogs: Uji Ketangguhan PC!

$
0
0
Watch Dogs - jagatplay (226)

Watch Dogs - jagatplay (226)

Watch Dogs - jagatplay (2)

Sebuah proyek yang sudah lama diantisipasi, kalimat ini memang menggambarkan Watch Dogs dengan sangat tepat. Setelah pengumuman yang luar biasa di ajang E3 2012 silam, kombinasi konsep hacker yang unik dan dunia open-world yang memanjakan mata memang membuat banyak gamer jatuh hati. Hype ini terbangun kian kuat di tahun 2013 silam, namun sayangnya harus dibayar dengan penundaan yang tidak pernah diprediksikan sebelumnya. Ubisoft memang beralasan bahwa penundaan ini esensial untuk menghadirkan pengalaman gameplay yang lebih baik, walaupun beragam spekulasi meyakininya sebagai strategi untuk tidak bersaing langsung dengan GTA V yang fenomenal. Setelah penantian lebih dari setengah tahun, hari yang dinanti akhirnya tiba. Ubisoft akhirnya secara resmi merilis Watch Dogs ke pasaran.

Kesan Pertama

Bicara tentang masalah visual, pertanyaan besarnya tentu saja satu: apakah Watch Dogs versi final ini mampu menghadirkan kualitas grafis sekelas trailer perdana E3 2012 yang lalu? Berbagai trailer terakhir yang dirilis memang terlihat meragukan, bahkan sempat memicu rumor downgrade visual yang signifikan. Namun nyatanya, tidak demikian. Kualitas visual next-gen yang selama ini diharapkan memang bisa dicapai selama Anda memiliki PC dengan spesifikasi dan performa yang mencukupi. Dan untuk pertama kalinya, setelah sekian lama, Watch Dogs menjadi game multiplatform setelah generasi platform next-gen yang benar-benar mengoptimalkan kemampuan PC untuk menghasilkan pengalaman kosmetik yang jauh lebih mumpuni. Tentu saja, kualitasnya berada cukup signifikan di atas kualitas yang mampu ditawarkan Playstation 4 dan Xbox One, yang keduanya bahkan tidak cukup untuk menjalankan game ini di resolusi penuh. Salah satu yang kentara juga perbedaan tekstur yang ditawarkan.

Menariknya lagi, Ubisoft sendiri mengunci opsi untuk mendapatkan settingan terbaik Watch Dogs di PC jika spesifikasi Anda tidak memadai. Anda membutuhkan sebuah kartu grafis dengan VRAM 3 GB untuk membuka opsi mendapatkan tekstur “Ultra” dan menghasilkan pengalaman next-gen yang lebih baik. Alasan sama yang akhirnya membuat kami mengandalkan salah satu kartu grafis single GPU terkuat di dunia – NVIDIA GeForce GTX 780ti sebagai senjata utama. Kesempatan untuk mendapatkan teknologi anti-aliasing TXAA juga menjadi salah satu bahan pertimbangan utama. Hasilnya? Kami berhasil menjalankan Watch Dogs di setting “Ultra” mentok kanan. Tujuannya tentu saja, untuk mendapatkan sensasi E3 2012 silam secara real-time. Pengorbanan yang terbayarkan dengan cukup manis. Detail cahaya nan dramatis ketika hujan dengan sinar matahari yang terasa halus membuat Watch Dogs tampil memanjakan mata. Beragam efek visual seperti physics pada pakaian, efek ledakan, hingga detail jalanan juga menjadi nilai jual yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Jika visual terlihat memesona di versi PC, lantas bagaimana dengan mekanik gameplaynya sendiri? Tema hacker yang ia usung memang melahirkan mekanik gameplay yang unik dan berbeda dengan game-game open world pada umumnya. Dengan smartphone andalan, Anda bisa memerintahkan Aiden untuk meretas sebagian besar teknologi yang ada, untuk sekedar mencuri ekstra uang, mendapatkan feed kamera secara real-time, mengendalikan kereta, hingga mencicipi dunia augmented reality yang cukup memesona. Intisari open worldnya sendiri masih mengakar pada tipikal game Ubisoft pada umumnya – menghancurkan satu tower utama untuk membuka objektif utama dan sampingan yang tersebar di dalam peta. Variasi misi yang ditawarkan cukup banyak, yang masing-masing berkontribusi untuk mempertebal pundi uang dan experience Anda. Sisi aksi lewat metode stealth dan perang frontal dengan senjata api juga bisa Anda nikmati di dalamnya.

Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review dan menangkap lebih banyak pesona yang berusaha ditawarkan Ubisoft di game yang sangat diantisipasi ini, izinkan kami menawarkan segudang screenshot fresh from oven Watch Dogs di bawah ini. Semua screenshot ini diambil dari engine in-game, dengan setting “Ultra” mentok kanan. Anda bisa melihat bagaimana kualitas grafis E3 2012 ternyata tidak dihilangkan begitu saja di PC, tentu saja, selama Anda memiliki spesifikasi yang memadai untuk hal tersebut. Anda bisa memperbesar setiap gambar di bawah untuk melihat detail yang ditawarkan lebih jauh.

PS: Klik Gambar untuk Memperbesar!

Watch Dogs - jagatplay (4)

 

Watch Dogs - jagatplay (221)

 

Watch Dogs - jagatplay (43)

 

Watch Dogs - jagatplay (188)

 

Watch Dogs - jagatplay (69)

Watch Dogs - jagatplay (77)

Watch Dogs - jagatplay (104)

Watch Dogs - jagatplay (112)

Watch Dogs - jagatplay (118)

Watch Dogs - jagatplay (149)

Watch Dogs - jagatplay (173)

Watch Dogs - jagatplay (176)

Watch Dogs - jagatplay (209)

Watch Dogs - jagatplay (226)

 

Watch Dogs - jagatplay (235)


Review Transistor: Eksekusi Nyaris Sempurna!

$
0
0
Transistor Jagatplay - part2 (15)

Transistor Jagatplay - part2 (15)

Transistor Jagatplay - part2 (24)

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata game indie saat ini? Sebagian dari kita mungkin akan langsung mengasosiasikannya dengan dua identitas utama: keunikan dan gaya visualisasi jadul. Berbeda dengan game-game racikan publisher raksasa yang terkesan bermain “aman” dengan hanya menawarkan gameplay di genre yang mainsteam, game indie biasanya menawarkan kualitas gameplay yang luar biasa adiktif dan sangat berbeda di saat yang sama. Namun sayangnya, keterbatasan dana biasanya mendorong mereka untuk menciptakan game dengan kualitas visualisasi yang harus diakui – tidak pantas dijadikan sebagai nilai jual utama. Namun dari semua developer indie yang berkecimpung, nama Supergiant Games tampaknya mendobrak stereotype ini. Lewat Bastion, mereka memperlihatkan bagaimana sebuah game indie dapat tampil menarik di sisi gameplay dan estetik. Ciri sama yang juga mengakar pada proyek teranyar mereka – Transistor.

Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah punya sedikit gambaran tentang apa yang ditawarkan oleh Transistor ini. Salah satu yang yang paling menarik perhatian mungkin kualitas visual isometrik dua dimensi yang diracik dengan sangat manis, lewat desain lingkungan, karakter, dan permainan warna yang luar biasa. Diperkuat dengan voice acts dan musik yang tidak kalah luar biasa, kami memang jatuh cinta sejak pandangan pertama. Menariknya lagi, Supergiant Games juga terhitung berhasil mengintegrasikan gameplay sebuah action RPG yang unik dan belum pernah ada sebelumnya. Kombinasi yang berhasil meninggalkan impresi yang begitu kuat, terlepas statusnya sebagai sebuah game indie.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Transistor ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game dengan kualitas eksekusi yang nyaris sempurna? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Anda akan berperan sebagai seorang penyanyi ternama dari Cloudbank - Red. Bersama dengan pedang besarnya, Transistor, Red menjalani misi balas dendam melawan Camerata.

Anda akan berperan sebagai seorang penyanyi ternama dari Cloudbank – Red. Bersama dengan pedang besarnya, Transistor, Red menjalani misi balas dendam melawan Camerata.

Seorang penyanyi yang hidup tanpa suara, inilah takdir yang harus dihadapi oleh sang karakter utama – Red setelah pertemuannya dengan organisasi teroris – Camerata. Menjadi dalang dari hilangnya banyak orang penting dari Cloudbank, Camerata melepaskan gelombang  robot bernama “The Process” untuk melakukan pekerjaan kotor mereka ini. Dikendalikan dengan sebuah pedang bernama The Transistor, Red yang diserang oleh The Process – terancam meregang nyawa, sebelum diselamatkan oleh sang kekasih yang identitasnya sendiri memang tidak banyak terungkap. Event menghancurkan hati yang membawa Red menjalankan sebuah hidup yang jauh kata “glamor”.

Jatuh di bawah kekuasaannya, The Transistor ternyata bukanlah sebuah pedang besar yang hanya sekedar kuat, tetapi juga unik. Pedang ini menyerap dan mencerminkan kepribadian orang terakhir yang ia habisi, yang di sini notabene – merupakan kekasih dari Red sendiri. Sementara di sisi lain, hilangnya The Transistor membuat Camerata kehilangan kendali akan The Process  yang kini mulai menginvasi Cloudbank dengan begitu cepat. Misi Red dan The Transistor saat ini hanya satu, berburu Camerata dan menghancurkan mereka. Bergerak dari satu area Cloudbank ke area selanjutnya, Red tentu saja harus bertarung dengan segudang ancaman yang siap untuk menghalangi misi balas dendamnya.

Berbeda dengan pedang biasanya, Transistor ternyata menyerap kesadaran setiap korban yang ia bunuh. Jiwa sang kekasih lah yang menemani Red dalam menjalani misi beratnya ini.

Berbeda dengan pedang biasanya, Transistor ternyata menyerap kesadaran setiap korban yang ia bunuh. Jiwa sang kekasih lah yang menemani Red dalam menjalani misi beratnya ini.

Misterius dan mematikan di saat yang sama, Camerata memerintahkan pasukan robotnya - The Process untuk membunuh para petinggi Cloudbank.

Misterius dan mematikan di saat yang sama, Camerata memerintahkan pasukan robotnya – The Process untuk membunuh para petinggi Cloudbank.

Namun dengan jatuhnya Transistor ke tangan Red, Camerata kehilangan kendali atas The Process, membuat mereka liar tak terkendali. Sekaligus menjadi ancaman baru untuk Red sendiri.

Namun dengan jatuhnya Transistor ke tangan Red, Camerata kehilangan kendali atas The Process, membuat mereka liar tak terkendali. Sekaligus menjadi ancaman baru untuk Red sendiri.

Lantas, mampukah Red menghabisi para Camerata? Apa itu sebenarnya The Process? Mampukah Red bertemu kembali dengan sang kekasih yang jiwanya kini terperangkap dalam The Transistor? Semua pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Transistor ini sendiri.

Upcoming Game Release: Juni 2014

$
0
0
upcoming-game-release-juni-

upcoming-game-release-juni-

upcoming-game-release-juni-

Bersiap untuk menyambut salah satu event gaming terbesar di industri game – E3 2014 yang akan diselenggarakan pada pertengahan bulan ini, konsol next-gen mungkin tengah menjadi fokus persaingan. Namun ini bukan berarti konsol generasi saat ini dan PC akan kekurangan game-game berkualitas di Juni 2014. Tidak sedikit darinya merupakan proyek ambisius yang sudah lama diantisipasi dan eksklusif, sementara yang lainnya memang dikenal lahir dari developer kawakan yang tidak perlu lagi diragukan kemampuannya. Jadi, game-game apa saja yang pantas Anda nantikan bulan ini?

3 Juni 2014

 

Murdered: Soul Suspect

murdered soul suspect

  • Genre: Adventure
  • Platform: Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, PC

War Thunder

war thunder

  • Genre: MMO Action
  • Platform: Playstation 4

Wildstar

wildstar

  • Genre: MMORPG
  • Platform: PC

Ultra Street Fighter IV

ultra street fighter 4

  • Genre: Fighting
  • Platform: Playstation 3, Xbox 360, PC

Worms Battlegrounds

worms battleground

  • Genre: Action
  • Platform: Playstation 4, Xbox One

Hyperdimension Neptunia: Producing Perfection

hyperdimension neptunia pp

  • Genre: Simulation
  • Platform: PS Vita

 

6 Juni 2014

 

Tomodachi Life

tomodachi life

  • Genre: Simulation
  • Platform: Nintendo 3DS

 

10 Juni 2014

 

Enemy Front

enemy front

  • Genre: Shooter
  • Platform: Playstation 3, Xbox 360, PC

 

17 Juni 2014

 

EA Sports UFC

EA Sports UFC

  • Genre: Fighting
  • Platform: Playstation 4, Xbox One

 

19 Juni 2014

 

Pushmo World

pushmo world

  • Genre: Puzzle
  • Platform: Nintendo Wii U

 

20 Juni 2014

 

Divinity: Original Sin

divinity original sin

  • Genre: RPG
  • Platform: PC

Review Watch Dogs: Tidak Seunik yang Dibayangkan!

$
0
0
Watch Dogs Part 2 (6)

Watch Dogs Part 2 (6)

Watch Dogs Part 2 (88)

Salah satu game yang paling diantisipasi di tahun 2014, predikat yang satu ini memang pantas untuk dilayangkan kepada Watch Dogs. Setelah trailer pengenalan yang tampil begitu memesona di ajang E3 2012 yang lalu, Ubisoft seolah berhasil menetapkan standar baru untuk game yang pantas disebut sebagai “generasi selanjutnya”. Grafis yang memesona, gameplay bertema hacking yang belum pernah ditempuh oleh franchise apapun, serta karakter yang terlihat kuat membuat begitu banyak gamer jatuh cinta pada pandangan pertama. Dengan penundaan yang sempat terjadi di akhir tahun 2013 yang lalu, antusiasme untuk segera mencicipinya justru semakin kuat dan bukannya melemah. Setelah penantian yang cukup lama, Ubisoft akhirnya merilis Watch Dogs ke pasaran.

Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah mendapatkan sedikit gambaran tentang apa yang ditawarkan oleh Watch Dogs ini. Menjawab semua keraguan yang sempat tercetus selama beberapa bulan terakhir, terutama dari sisi visual, Watch Dogs versi PC memang boleh dikatakan, mampu menawarkan kualitas grafis setara yang ditawarkan di E3 2012 yang lalu. Beberapa efek memang dihilangkan untuk memastikan game ini tetap bisa dimainkan, namun melihat tekstur, bayangan, dan tata cahaya yang ditawarkan, ia memenuhi semua ekspektasi tersebut di setting Ultra. Berita buruknya? Anda membutuhkan PC dengan spesifikasi super tinggi untuk mencapainya. Namun kita semua tentu saja sangat setuju bahwa video game bukan hanya soal presentasi visual, tetapi juga gameplay. Menawarkan kesan pertama yang cukup menarik, bagaimana Ubisoft akan mengeksekusi mekanik unik ini? Ini tentu menjadi pertanyaan utama.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Watch Dogs ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang ternyata berujung pada pengalaman bermain yang tidak seunik yang selama ini kami bayangkan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Chicago menjadi kota percontohan implementasi ctOS - sebuah sistem operasi terintegrasi yang mengendalikan jalannya semua infrastruktur dalam kota dan data pribadi para penduduk.

Chicago menjadi kota percontohan implementasi ctOS – sebuah sistem operasi terintegrasi yang mengendalikan jalannya semua infrastruktur dalam kota dan data pribadi para penduduk.

Bayangkan sebuah skenario di masa depan, dimana semua perangkat pintar Anda kini dikendalikan di bawah satu sistem operasi terintegrasi. Hampir semua layanan yang Anda butuhkan untuk mempermudah kehidupan sehari-hari, dari data finansial, kesehatan, hingga kehidupan dunia maya Anda bergerak di bawah pondasi perangkat lunak ini. Tidak hanya itu saja, semua infrastruktur kota juga dikendalikan menggunakan sistem operasi yang sama. Terdengar seperti kota masa depan yang menjanjikan? Sayangnya tidak. Dengan berpusat hanya pada satu ladang informasi, mekanisme seperti ini menjadi tambang emas bagi para hacker. Tema inilah yang menjadi kekuatan utama Watch Dogs.

Yang dibutuhkan untuk menguasai Chicago hanyalah sebuah akses jalan belakang terhadap ctOS – sistem operasi utama yang mengendalikan infrastruktur sekaligus memuat semua data penduduk di dalamnya. Aiden Pearce dan Damien Brenks tampaknya sangat mengerti akan hal tersebut. Kemampuan untuk meretas ctOS digunakan untuk merampok secara “digital” Merlaut Hotel – tempat para elite Chicago berkumpul. Sayangnya, proses peretasan yang dilakukan ini justru berbalik arah. Identitas keduanya terekspos dan harga untuk kepala mereka dilemparkan. Aiden Pearce dan Damien Brenks menjadi target para pembunuh bayaran di Chicago. Pearce memang berhasil selamat, namun ia harus kehilangan sang keponakan tercinta – Lena.

Aksi kejahatannya di Merlaut Hotel membuat Pearce menjadi sasaran para pembunuh bayaran. Ia berhasil selamat, namun sang keponakan tercinta - Lena meregang nyawa.

Aksi kejahatannya di Merlaut Hotel membuat Pearce menjadi sasaran para pembunuh bayaran. Ia berhasil selamat, namun sang keponakan tercinta – Lena meregang nyawa.

Didorong motif balas dendam, Aiden Pearce berusaha mencari siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas perintah pembunuhan tersebut.

Didorong motif balas dendam, Aiden Pearce berusaha mencari siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas perintah pembunuhan tersebut.

Dengan bantuan Clara dan T-Bone, dan sebuah ruang khusus pusat informasi "The Bunker", Aiden mulai menyusuri jalan misteri yang menghantui dirinya selama ini.

Dengan bantuan Clara dan T-Bone, dan sebuah ruang khusus pusat informasi “The Bunker”, Aiden mulai menyusuri jalan misteri yang menghantui dirinya selama ini.

Bulan-bulan setelah masa dukanya, misi Aiden Pearce saat ini hanya satu – mencari siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas nyawa sang keponakan tersayang. Sumber informasi pertama meluncur dari sang eksekutor lapangan – Maurice Vega, yang sayangnya tidak memberikan nama atau lokasi apapun. Di tengah kekacauan ini, Aiden juga berhadapan dengan Damien Brenks yang keluar dari “tidur panjangnya”, menculik sang kakak tercinta untuk memaksa Aiden bekerja sama. Bagaimana Aiden bisa menangani semua hal buruk yang seolah terjadi pada dirinya secara beruntun ini? Untungnya, Aiden didukung oleh dua companion hacker yang lain – Clara dan T-Bone. Bersenjatakan sebuah ruang lawas lahirnya ctOS yang mampu mengakses semua informasi Chicago secara sekaligus – The Bunker, perburuan Aiden dimulai.

Lantas, siapa yang sebenarnya bertanggung jawab? Halangan seperti apa yang harus dilalui Pearce? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Watch Dogs ini.

Lantas, siapa yang sebenarnya bertanggung jawab? Halangan seperti apa yang harus dilalui Pearce? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Watch Dogs ini.

Lantas, siapa yang sebenarnya yang bertanggung jawab atas harga kepala Aiden dan tewasnya sang keponakan tercinta? Bisakah di tengah mimpi buruk ini, Aiden juga menyelematkan sang kakak? Siapa pula Clara dan T-Bone? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Watch Dog sini.

JagatPlay Giveaway: 2 Game Watch Dogs Original Gratis!

$
0
0
giveaway-watch-dogs-jagatpl

giveaway-watch-dogs-jagatpl

giveaway-watch-dogs-jagatpl

 

Sebuah game yang berhasil membangun hype yang luar biasa selama satu tahun terakhir ini, tidak mengherankan jika nama Watch Dogs tampil sebagai salah satu game yang paling dinantikan di tahun 2014 ini. Benar saja, setelah dirilis, terlepas dari semua masalah yang menghampirinya, Ubisoft berhasil menetapkan Watch Dogs sebagai judul game paling populer dan laris di pasar-pasar utama industri game seperti Amerika Serikat dan Inggris. Tercatat lebih dari 4 juta kopi berhasil ia torehkan hanya dari 1 minggu perilisannya. Angka kesuksesan ini tentu saja bisa berakhir jauh lebih banyak jika kita ikut mengkategorikan berapa banyak Watch Dogs yang “diunduh” secara cuma-cuma lewat dunia maya.

Padahal, ada satu kekurangan fatal dari versi bajakan Watch Dogs. Bagi Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya, gamer bajakan kehilangan kesempatan untuk menikmati pesona mode multiplayernya yang terhitung luar biasa. Lompatan adrenalin yang bergerak kencang ketika Anda harus berhadapan 1 lawan 1 melawan user lain, atau ketika Anda harus membongkar enkripsi data dalam perang terbuka bersama tim, atau sekedar memacu kendaraan secepat mungkin melawan para gamer mobile via ctOS Mobile menciptakan sensasi bermain Watch Dogs yang lebih sempurna. Budget Anda tidak mencukupi untuk memenuhi hasrat multiplayer ini? Tenang saja, JagatPlay menawarkan kesempatan tersebut secara cuma-cuma.

Bekerja sama dengan retail game original terkemuka – Kenken Cashernn Olstore, JagatPlay menyelenggarakan event Giveaway yang memberikan kesempatan bagi dua gamer paling beruntung untuk mendapatkan, masing-masing, 1 kopi fisik Watch Dogs original.

How?

Caranya? Mudah saja, Anda hanya tinggal membayangkan sebuah skenario dan melemparkan jawaban Anda yang paling unik dan kreatif di bagian komen artikel ini. Skenarionya?

 

“Kalau gua punya kemampuan hacking sekelas Aiden Pearce, gua bakalan…..”

 

Anda harus mengikuti format tulisan seperti ini:

Contoh kuis

Contoh kuis

Ingat:

  • Tidak ada batasan untuk jumlah kata dan huruf
  • Pemenang akan ditentukan dari seberapa unik dan kreatif tulisan yang dihasilkan
  • Satu nama hanya boleh mengirimkan satu komentar, namun bebas untuk melakukan editing selama periode lomba berlangsung
  • Tidak diperkenankan menyebut atau memperbandingkan sponsor atau hadiah dengan produk kompetitor yang lain
  • Semua komentar yang tidak berhubungan dengan lomba akan dihapus

Sebegitu Mudahnya? Syarat Apa yang Harus Dipenuhi?

Sebagian besar dari Anda tentu saja bahwa tata cara kontes di atas sangat mudah untuk dipenuhi. Hampir semua players diperkenankan untuk mengikuti lomba di atas, selama memenuhi syarat di bawah ini:

  • Peserta harus warga negara Indonesia dan bertempat tinggal di wilayah Indonesia
  • Satu nama hanya boleh mengirimkan 1 komentar ke kontes ini
  • Keputusan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat
  • Kontes akan ditutup pada hari Senin, 16 Juni 2014 pukul 23:59. Pemenang akan diumumkan di Facebook JagatPlay dan Kenken Cashernn Olstore paling lambat 3 hari setelah kontes ditutup.
  • Validasi pemenang akan dilakukan lewat message ke akun Facebook pemenang. Waktu batas konfirmasi hadiah adalah 1 minggu setelah pengumuman pemenang. Informasi mengenai konfirmasi pemenang akan diberikan saat pengumuman pemenang. Pemenang yang tidak melakukan konfirmasi hingga batas waktu tersebut, hadiahnya secara otomatis dibatalkan.
  • Pemenang yang namanya tidak sesuai dengan nama KTP/SIM/ Kartu Pelajar yang masih berlaku dianggap tidak sah dan akan dianulir.
  • Bagi para pemenang yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya dapat mengambil hadiahnya langsung di kantor Jagat Review – Jagat Play. Sementara mereka yang berdomisili di luar Jakarta, biaya pengiriman hadiah menjadi tanggung jawab pemenang lomba.
  • Harus terdaftar sebagai fans dari fanpage Facebook JagatPlay dan Cashernn Online Store, dan sudah add friend di Kenken Cashernn Olstore.

 

Sponsored by:

 

Cashernn Online Store

WhatsApp: 081398123521
Pin BBM: 7666B96A
Twitter: @kenkenolst
Mobile: 083820779713

Preview Mario Kart 8: Fun dan Adiktif!

$
0
0
Mario Kart 8 - jagatplay (231)

Mario Kart 8 - jagatplay (231)

Mario Kart 8 - jagatplay (1)

Kekuatan performa dan spesifikasi memang tidak pernah menjadi kekuatan utama konsol “next-gen” milik Nintendo – Wii U. Tertinggal jauh dibandingkan dua kompetitor utama – Playstation 4 dan Xbox One, Wii U memang tidak akan mampu menawarkan game dengan kualitas visual realistis yang diusung engine-engine teranyar yang luar biasa. Walaupun demikian, bukan berarti konsol ini tidak memiliki nilai jual sama sekali. Hampir semua gamer yang memilih Wii U tentu saja setuju akan satu hal – bahwa game-game eksklusif yang ia tawarkan lah yang menjadi daya tarik yang sulit untuk ditolak. Apalagi jika Anda sempat berbagi sejarah gaming dengannya. Setelah penantian yang cukup lama, Wii U kian matang dan beberapa game eksklusif yang sudah dinantikan cukup lama kini mulai berada di depan mata. Rilis terbaru yang paling fantastis? Tentu saja, Mario Kart 8!

Kesan Pertama

Anda yang sempat membaca review Nintendo Wii U kami sebelumnya tentu saja memahami bahwa kesiapan rilis Mario Kart 8 adalah salah satu alasan kami memperkuat barisan konsol next-gen kami dengan produk Nintendo ini. Setelah antisipasi yang begitu menggebu-gebu, kesempatan untuk menikmati game ini akhirnya tiba. Kesan pertama yang ia tawarkan, benar-benar merepresentasikan semua hal yang diinginkan gamer Nintendo akan sebuah seri Mario Kart generasi terbaru. Visualisasi yang lebih ciamik, desain karakter dan kendaraan yang lebih detail, efek lingkungan yang lebih memanjakan mata, semuanya ditawarkan dalam definisi tinggi – 1080p. Ia menjadi game Mario Kart yang tidak hanya menyenangkan di sisi gameplay, tetapi juga memesona di sisi visual.

Sementara di sisi gameplay, tidak banyak berubah. Ketersediaan jumlah karakter yang lebih banyak dan jenis kendaraan yang bisa dikombinasikan memang membuka lebih banyak peluang bagi Anda untuk memfasilitasi gaya permainan yang lebih personal. Map ditawarkan dengan kompleksitas desain yang lebih menarik, apalagi kehadiran sistem anti-gravitasi yang membuat kendaraan Anda bisa mengeksplorasi terrain yang lebih bebas. Serangkaian item power-up juga disuntikkan untuk membuat permainan yang jauh lebih seimbang dan menyenangkan di saat yang sama. Bagian terbaik? Dukungan online yang tidak hanya memungkinkan Anda untuk bertanding bersama dengan gamer asing atau teman yang berada di friend list Anda, tetapi juga terlibat dalam beragam turnamen khusus yang mereka ciptakan.

Kesan pertama yang ditawarkan Mario Kart 8 memang luar biasa, memenuhi setiap ekspektasi yang sudah kami bangun selama beberapa bulan terakhir. Ia menjadi game yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga super fun di saat yang sama. Untuk membantu Anda mendapatkan gambaran kualitas visual seperti apa yang membuat kami jatuh cinta, serangkaian screenshot fresh from oven ini kami lemparkan. Tentu saja, sembari menunggu waktu yang lebih proporsional bagi kami untuk melakukan review. Fun dan adiktif di saat yang sama, we sure gonna enjoy this game to the max..

Mario Kart 8 - jagatplay (3)

Mario Kart 8 - jagatplay (16)

Mario Kart 8 - jagatplay (41)

Mario Kart 8 - jagatplay (68)

Mario Kart 8 - jagatplay (81)

Mario Kart 8 - jagatplay (118)

Mario Kart 8 - jagatplay (127)

Mario Kart 8 - jagatplay (136)

Mario Kart 8 - jagatplay (149)

Mario Kart 8 - jagatplay (179)

Mario Kart 8 - jagatplay (194)

Mario Kart 8 - jagatplay (203)

Mario Kart 8 - jagatplay (222)

Mario Kart 8 - jagatplay (240)

Mario Kart 8 - jagatplay (272)

 

Mario Kart 8 - jagatplay (267)

Review Logitech G502 – Proteus Core: Beradaptasi dengan Kebutuhan Anda!

$
0
0
Logitech G502 - Proteus Core

Logitech G502 - Proteus Core

Logitech G502 - Proteus Core

Logitech G502 – Proteus Core

Memilih sebuah perangkat gaming yang sesuai dengan kebutuhan gaming kita memang bukan perkara yang mudah. Sebagai produk yang tujuan utamanya menawarkan kenyamanan paling optimal untuk sebuah aktivitas yang bisa dilakukan selama berjam-jam tanpa henti, peripheral gaming memang menjadi elemen yang sangat krusial. Masalahnya, tidak semua produk ini akan mampu memfasilitasi apa yang Anda inginkan, dengan beragam kelemahan yang tentu menjadi bahan pertimbangan untuk memilih satu di antara varian yang ada. Di sebagian besar skenario, Anda yang harus beradaptasi dengan keterbatasan peripheral ini. Namun di Logitech G502 – Proteus Core, berkebalikan. Teknologi yang disuntikkan oleh Logitech membuat mouse ini mampu beradaptasi dengan kebutuhan gaming Anda.

Desain dan Fitur

Kesan yang elegan dan balutan warna hitam dan desain yang terlihat futuristik di bagian depan, Logitech G502 - Proteus Core memperlihatkan identitasnya sebagai peripheral gaming dengan kuat.

Kesan yang elegan dan balutan warna hitam dan desain yang terlihat futuristik di bagian depan, Logitech G502 – Proteus Core memperlihatkan identitasnya sebagai peripheral gaming dengan kuat.

Secara kasat mata, gamer manapun yang melihat wujud fisik Logitech G502 – Proteus Core akan dengan mudah menetapkannya sebagai sebuah peripheral gaming. Desain oval dengan sedikit ekstra thumb rest di bagian kanan memang memperlihatkan bahwa desainnya dibangun dengan fokus untuk menawarkan kenyamanan, di luar sisi kosmetik yang juga terasa kentara. Tidak ada logo atau beragam pola yang “membanjiri” mouse ini, hanya warna hitam legam nan elegan yang membalut keseluruhan mouse berbahan dasar plastik dengan karet di kedua sisi ini. Sebuah logo dengan huruf G besar berada di bagian sisi kiri.

Seperti sebagian besar mouse gaming saat ini, Logitech G502 – Proteus Core juga menyematkan begitu banyak ekstra tombol selain tiga tombol fungsi utama yang tentu saja harus dimiliki oleh sebuah mouse, gaming ataupun tidak. Di sisi kiri, ia hadir dengan 5 tombol berbeda yang masing-masing darinya tentu saja menawarkan fungsi yang berbeda satu sama lain. Dua tombol sebagai jalan pintas untuk mengakse fungsi back dan forwarda, dan ekstra tombol lainnya untuk mengatur sensitivitas. Lampu LED yang disuntikkan juga tidak berlebihan untuk menawarkan sisi kosmetik, dengan satu di bagian logo dan lainnya sebagai indikator tingkat sensivitas yang tengah Anda gunakan. Di tengah juga dimuat satu tombol untuk mengubah sifat scroll wheel ke dalam dua mode yang berbeda.

Dari sisi kosmetik, ia memang tidak menawarkan banyak pernak-pernik, selain lampu LED di logo utama dan indikator sensitivitas.

Dari sisi kosmetik, ia memang tidak menawarkan banyak pernak-pernik, selain lampu LED di logo utama dan indikator sensitivitas.

Beragam tombol ekstra di bagian kiri untuk mengakses beragam fungsi secara instan.

Beragam tombol ekstra di bagian kiri untuk mengakses beragam fungsi secara instan.

Dua tombol kecil ekstra disematkan di bagian tengah.

Dua tombol kecil ekstra disematkan di bagian tengah.

Lantas, spesifikasi lengkap seperti apa yang diusung oleh Logitech G502 – Proteus Core ini?

  • Resolution: 200 -12.000 dpi
  • Max. Acceleration: >40G
  • Max. Speed: >300 ips
  • USB data format: 16 bits/ axis
  • USB report rate: 1000 Mz (1 ms)
  • Microprocessor: 32 bit
  • Buttons Durability: 20 million clicks
  • Feet Durability: 250 kilometers
  • Weight: 168 grams (with cable)
  • Length: 132mm
  • Width: 75mm
  • Height: 40mm

Logitech G502 – Proteus Core, Seberapa Nyaman?

Logitech G502 - Proteus Core, Seberapa Nyaman?

Logitech G502 – Proteus Core, Seberapa Nyaman?

Untuk sebuah mouse gaming, Logitech G502 – Proteus Core tidak lantas sekedar menawarkan fungsi tanpa menawarkan kenyamanan yang pantas untuk dilirik. Untuk gamer yang  menjadikan tangan kanan mereka sebagai tangan utama, mouse yang satu ini menawarkan kenyamanan yang Anda butuhkan untuk mendapatkan grip yang lebih kuat. Bahan karet yang digunakan di kedua sisi menjamin hal tersebut, serta meminimalisir kesalahan gerak yang mungkin saja muncul karena keringat berlebih. Desain futuristik yang disematkan pada beragam tombol ekstra di bagian kiri tidak lantas membuat Logitech G502 – Proteus Core ini terasa canggung. Semua tombol ini bisa diakses dengan cukup mudah dan akurat. Permasalahan dari penempatan seperti ini hanya satu – ekstra celah yang tentu saja berpontesi menarik debu berlebih yang sulit untuk dibersihkan.

Lantas, apa yang membuat kami menyimpulkan Logitech G502 – Proteus Core sebagai sebuah mouse yang mampu beradaptasi dengan beragam kebutuhan gaming Anda? Kita tidak hanya membicarakan sensasi dan akurasi feedback yang Anda dapatkan setiap kali mengeksekusi perintah, tetapi juga pada fakta bahwa Logitech memastikan G502 ini memfasilitasi beragam jenis gamer yang tentu saja berbeda satu sama lain. Begitu banyak hal yang bisa Anda modifikasi di sini untuk mencapai hal tersebut, baik dari sisi perangkat kerasnya sendiri ataupun perangkat lunak pendukung. Logitech G502 – Proteus Core memberikan kebebasan untuk menentukan sendiri mouse gaming seperti apa yang Anda inginkan.

Kita membicarakan kemampuan sang sensor utama yang mampu menawarkan range sensivitas super luas, dari 200  – 12.000 dpi, dengan tingkat akurasi gerakan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dibagi ke dalam berbagai profile dan jenjang, dengan hanya menggunakan satu tombol sederhana yang ada, Anda bisa mengakses varian sensitivitas tersebut secara real-time. Anda membutuhkan gerak kamera yang responsif ketika bermain game-game FPS kompetitif dengan kecepatan yang tinggi? Logitech G502 – Proteus Core mampu memfasilitasi hal tersebut. Sensasi bahwa ia bisa diandalkan juga mengakar ketika Anda bermain game-game lain, seperti strategi, yang lebih membutuhkan sensitivitas lebih rendah. Mouse gaming ini menawarkan fleksibilitas tersebut.

Dengan dukungan range sensitivitas gerak dari 200 - 12.000 dpi, mouse ini bisa diandalkan untuk segala macam genre dan kebutuhan gaming.

Dengan dukungan range sensitivitas gerak dari 200 – 12.000 dpi, mouse ini bisa diandalkan untuk segala macam genre dan kebutuhan gaming.

Logitech G502 - Proteus Core juga menyediakan kesempatan memodifikasi berat dengan bentuk pemberat dan penempatan yang berpengaruh pada keseimbangan mouse itu sendiri.

Logitech G502 – Proteus Core juga menyediakan kesempatan memodifikasi berat dengan bentuk pemberat dan penempatan yang berpengaruh pada keseimbangan mouse itu sendiri.

Fleksibilitas juga ditawarkan untuk Anda yang cukup sensitif dengan masalah berat mouse. Elemen yang satu ini memang seringkali diasosiasikan dengan grip yang lebih kuat dan tentu saja gerak mouse yang dirasakan lebih akurat. Logitech G502 – Proteus Core menyediakan pemberat ekstra untuk Anda yang merasa bahwa mouse ini membutuhkan lebih banyak beban untuk dapat dinikmati secara optimal. Lewat sebuah cover di bawah mouse yang bisa dengan mudah dibuka dan dilepas, Anda bisa menyematkan 5 buah pemberat dengan bentuk dan tata letak yang unik, yang tentu saja berpengaruh pada keseimbangan mouse itu sendiri. Tidak hanya berat, Logitech G502 – Proteus Core juga menyediakan satu tombol di bagian tengah yang memungkinkan Anda untuk mengakses scroll wheel dalam dua format berbeda: Click to Click atau Hyper Fast. Click to click berfungsi tak ubahnya scroll wheel mouse pada umumnya, sementara Hyper Fast mengubah roda ini menjadi bebas hambatan sama sekali, memungkinkan Anda untuk memutarnya dalam kecepatan super tinggi.

Namun dari semua fitur yang ia tawarkan, kemampuan software lah yang menjadi salah satu kekuatan utama Logitech G502 – Proteus Core ini. Dengan user-interface yang sangat sederhana, Anda bisa melakukan tuning beragam fungsi yang Anda butuhkan untuk menaklukkan setiap genre game yang tengha Anda mainkan, dari MMO hingga FPS yang membutuhkan akurasi gerak super cepat. Lewat driver terintegrasi milik Logitech, Anda bisa mengatur tingkat sensitivitas yang Anda inginkan dan menyimpannya ke dalam salah satu profile yang ada. Tidak hanya itu saja, untuk “menyederhanakan” beragam fungsi kompleks yang Anda butuhkan ketika bermain game-game favorit, Logitech G502 – Proteus Core juga menyematkan fungsi makro untuk 11 tombol yang bisa Anda modifikasi fungsinya. Yang perlu Anda lakukan hanyalah memilih tombol mana yang Anda inginkan dan langsung membubuhkan kombinasi fungsi dan aksi yang Anda butuhkan. Sesederhana itu.

Driver dengan user-interface yang mudah akan memfasilitasi semua hal yang ingin Anda modifikasi, dari makro hingga range sensitivitas.

Driver dengan user-interface yang mudah akan memfasilitasi semua hal yang ingin Anda modifikasi, dari makro hingga range sensitivitas.

Menjajalnya di tiga game besar dari tiga genre berbeda - DOTA 2 untuk MOBA, Watch Dogs untuk action, dan Transistor untuk RPG, Logitech G502 - Proteus Core mampu melahap kesemuanya dengan mudah.

Menjajalnya di tiga game besar dari tiga genre berbeda – DOTA 2 untuk MOBA, Watch Dogs untuk action, dan Transistor untuk RPG, Logitech G502 – Proteus Core mampu melahap kesemuanya dengan mudah.

Tidak adil rasanya untuk menyebut Logitech G502 – Proteus Core sebagai peripheral gaming tanpa mengujinya langsung di fungsi yang seharusnya ia tampil luar biasa – gaming. Datang di saat yang tepat, kami menjadikannya sebagai senjata andalan untuk tiga buah game dengan pesona yang berbeda satu sama lain – DOTA 2 untuk MOBA, Watch Dogs untuk Action, dan Transistor untuk RPG. Untuk Watch Dogs dan Transistor yang tidak membutuhkan kecepatan respon gerak yang tinggi, tingkat sensivitas rendah milik Logitech G502 – Proteus Core sudah cukup untuk menawarkan yang Anda butuhkan. Pergerakan yang fluid, tanpa masalah, dan tentu saja – akurat. Sementara untuk game dengan aura kompetitif yang lebih kentara, kecepatan gerakan akan menentukan hidup dan mati karakter utama Anda. Bermain di sensitivitas yang lebih tinggi dengan perubahaan secara real-time, Logitech G502 – Proteus Core memastikan diri mampu menangani ketiga game dengan genre berbeda ini tanpa masalah.

Review Murdered – Soul Suspect: Investigasi Arwah Penasaran!

$
0
0
Murdered Soul Suspect JagatPlay (68)

Murdered Soul Suspect JagatPlay (68)

Murdered Soul Suspect JagatPlay (98)

Mengejutkan memang, terlepas dari semua proyek yang diantisipasi darinya, Square Enix justru mengumumkan sebuah IP baru dengan nama cukup unik “Murdered: Soul Suspect” awal tahun 2013 yang lalu. Lewat sebuah teaser sederhana yang memperlihatkan sang karakter utama yang justru tewas meregang nyawa di awal permainan, Soul Suspect membangun rasa penasaran dan popularitas yang cukup tinggi di kalangan gamer. Banyak spekulasi lahir, memprediksi kemunculan game action bertema supernatural sekelas Shadow of the Damned atau Alan Wake. Namun mendekati tanggal rilisnya, Airtight Games – sang developer justru memperlihatkan sebuah game yang jauh berbeda dengan apa yang dipikirkan selama ini. Murdered: Soul Suspect menjadi proyek unik yang cukup dinantikan.

Namun seolah sadar dengan kualitas yang mungkin tidak akan mampu memenuhi semua ekspektasi yang ada, Square Enix terlihat seolah “menahan diri” untuk mempromosikan game ini lebih jauh. Berbeda dengan game AAA lain yang terus-menerus mendapatkan publikasi, Murdered: Soul Suspect justru kian tenggelam mendekati waktu rilisnya. Menjadi hal yang menarik tentu saja, melihat kontrasnya sikap Square Enix ini dengan perhatian yang sempat mereka curahkan di awal tahun lalu. Setelah penantian yang cukup lama, Murdered: Soul Suspect akhirnya dirilis di bulan Juni 2014 ini, untuk sebagian besar platform gaming rumahan yang tersedia.

Lantas apa yang ditawarkan oleh Murdered: Soul Suspect ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game dengan krisis identitas? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Bell Killer - pembunuh berantai yang menjadi teror baru di Salem. Ia terus membunuhi wanita-wanita muda yang sejauh investigasi polisi, tidak meninggalkan pola hubungan sama sekali.

Bell Killer – pembunuh berantai yang menjadi teror baru di Salem. Ia terus membunuhi wanita-wanita muda yang sejauh investigasi polisi, tidak meninggalkan pola hubungan sama sekali.

Kasus pembunuhan berantai tanpa solusi, sepak terjang “Bell Killer” memang sudah meminta begitu banyak nyawa anak perempuan di Salem, salah satu kota dengan aktivitas supernatural paling kentara di Amerika Serikat. Seperti yang bisa diprediksi, Anda akan berperan sebagai salah satu detektif terbaik di kepolisian Salem – Ronan O’Connor yang mendedikasikan waktunya untuk mengejar pembunuh misterius yang satu ini. Setelah memakan waktu yang cukup lama, Ronan akhirnya berhasil mengejar dan melakukan konfrontasi langsung dengan sang tersangka utama. Namun sayangnya, ini justru awal dari mimpi buruk Ronan yang lain.

Karakter utama kita - sang detektif Ronan O'Connor sebenarnya tinggal selangkah lagi menangkap penjahat ini. Namun nasib berkata lain.

Karakter utama kita – sang detektif Ronan O’Connor sebenarnya tinggal selangkah lagi menangkap penjahat ini. Namun nasib berkata lain.

Terlempar dari tempat tinggi dan ditembak mati, Ronan kini menjadi arwah penasaran yang tidak akan bisa kembali lagi.

Terlempar dari tempat tinggi dan ditembak mati, Ronan kini menjadi arwah penasaran yang tidak akan bisa kembali lagi.

Namun di sisi lain, ia tidak bisa "berangkat" menyusul sang istri ke dunia lain karena masalah yang belum selesai. Benar sekali, mengungkap siapa sebenarnya Bell Killer ini.

Namun di sisi lain, ia tidak bisa “berangkat” menyusul sang istri ke dunia lain karena masalah yang belum selesai. Benar sekali, mengungkap siapa sebenarnya Bell Killer ini.

Kalah kemampuan fisik, sang Bell Killer berhasil melempar Ronan keluar dari jendela gedung dan menjatuhkannya dengan kondisi sekarat. Mengambil dan menggunakan senjatnya sendiri, ia juga menyarangkan tujuh buah peluru ke tubuh Ronan, dan langsung menewaskannya di tempat. Sayangnya, ini bukan akhir dari perjalanan sang detektif sangar yang satu ini. Lepas dari tubuhnya, jiwa Ronan ternyata tidak bisa melangkah menuju fase kematian selanjutnya untuk bertemu dengan sang istri yang “berangkat” terlebih dahulu – Julia. Hadir sebagai arwah penasaran, Ronan harus menyelesaikan misi utamanya di dunia nyata terlebih dahulu sebelum menyusul sang istri tercinta. Benar sekali, walaupun tidak lagi memiliki wujud fisik, ia harus membongkar misteri dari sosok sang Bell Killer sendiri.

Tidak bisa berhubungan dengan dunia nyata, Ronan mengandalkan seorang anak perempuan yang kebetulan bisa melihat dan berinteraksi dengan dirinya - Joy. Anehnya lagi, Joy juga sempat menjadi salah satu target utama dari Bell Killer sendiri.

Tidak bisa berhubungan dengan dunia nyata, Ronan mengandalkan seorang anak perempuan yang kebetulan bisa melihat dan berinteraksi dengan dirinya – Joy. Anehnya lagi, Joy juga sempat menjadi salah satu target utama dari Bell Killer sendiri.

Lantas siapa sebenarnya Bell Killer ini? Apa motif yang mendorong serial pembunuhannya?

Lantas siapa sebenarnya Bell Killer ini? Apa motif yang mendorong serial pembunuhannya?

Untuk pertama kalinya, Ronan bertemu dengan dunia spiritual yang selama ini tidak pernah terlihat secara fisik. Bersinggungan dengan begitu banyak arwah lain yang mengalami nasib sama di Salem, Ronan juga menyaksikan pembunuhan lain Bell Killer. Investigasi barunya perlahan namun pasti mengarah pada satu nama – Joy, seorang anak perempuan yang entah karena alasan apa, menjadi target baru Bell Killer sendiri. Menariknya lagi? Joy ternyata memiliki kemampuan untuk berkomunikasi langsung dengan dunia spiritual, dalam hal ini, Ronan secara langsung. Menjadi tangan dan kaki utamanya untuk memicu reaksi di dunia nyata, Joy dan Ronan saling bahu-membahu untuk mencari identitas sebenarnya dari sang pembunuh berantai, dan tentu saja – apa yang menjadi motif utamanya. Dengan jumlah korban yang terus bertambah, waktu menjadi hal yang sangat esensial.

Lantas, siapa sebenarnya Bell Killer ini? Apa yang menjadi motifnya? Mengapa ia mengejar Joy dan membunuh Ronan di awal permainan? Semua misteri ini akan bisa Anda jawab dengan memainkan Murdered: Soul Suspect ini.


JagatPlay E3 2014 Highlight: Microsoft

$
0
0
sunset overdrive e3 2014

sunset overdrive e3 2014

 

Entertainment, entertainment, dan lebih banyak entertainment, Microsoft tampaknya memahami blunder yang mereka lakukan di event perdana pengenalan konsol next-gen terbaru mereka – Xbox One. Alih-alih membicarakan game, produsen yang satu ini justru lebih menonjolkan fitur-fitur ekstra lainnya, yang sebenarnya tidak berpengaruh signifikan pada kebutuhan gaming gamer. Hal ini kian diperparah dengan segudang kebijakan tidak populer, termasuk DRM dan mekanisme distribusi game bekas mereka yang terus memancing reaksi keras dari para gamer. Di ajang E3 2014 ini, Microsoft berupaya untuk mengejar ketertinggalan mereka dari popularitas Sony yang memang kian masif.

Tidak ada lagi tetek bengek yang justru memosisikan Xbox One sebagai sebuah multimedia centre dan bukannya sebuah konsol gaming spesifik yang memang diantisipasi gamer. Microsoft berusaha membangun kembali hip untuk konsol yang satu ini dengan menjadikan event besar E3 2013 mereka ini dengan satu agenda utama: memperkenalkan sebanyak mungkin game-game andalan mereka ke pasaran. Tidak ada obrolan tentang Kinect, tidak ada konfirmasi apapun soal DRM, dan tidak ada lagi kata “TV dan Entertainment” yang terus berulang diucapkan. Ini menjadi presentasi penuh 90 menit penuh dengan game eksklusif dan pengenalan game-game third party baru untuk pertama kalinya.

Lantas dari semua hal yang ditawarkan Microsoft di ajang E3 2014, hal-hal apa saja yang berhasil menarik perhatian dan layak untuk diantisipasi?

It’s All About Game

phil spencer

Microsoft tampaknya sangat mengerti apa yang perlu mereka lakukan untuk menarik hati para gamer untuk melirik Xbox One. Di bawah kepemimpinan Phil Spencer, mereka tidak menahan diri sama sekali dan menjanjikan event E3 2014 ini sebagai event khusus untuk gaming. Dan mereka tidak berbohong. Selama 90 menit durasi yang ada, Microsoft secara konstan melemparkan lebih banyak detail terkait game eksklusif mereka yang sudah diperkenalkan sebelumnya, game eksklusif baru, dan tentu saja – pengenalan seri terbaru dari franchise third party yang boleh terbilang, mengejutkan.

Call of Duty – Advanced Warfare: First Gameplay!

cod advanced warfare e3 2014

Setelah sempat diperkenalkan beberapa waktu yang lalu, Sledgehammer Games akhirnya memperlihatkan gameplay COD: Advanced Warfare untuk pertama kali. Lewat skenario perang besar dalam kota, Anda akan merasakan atmosfer perang futuristik yang sangat kentara. Segudang senjata dan equipment besar terlihat di sana, termasuk armor perang besar yang sempat terlihat di trailer pengenalan awal. Senjata laser, granat pintar dengan beragam fungsi, dipadukan dengan visualisasi yang memang terlihat lebih baik dibandingkan seri sebelumnya. Menariknya? Ada cita rasa Crysis dan Titanfall yang kentara di sana. Dengan jetpack di bagian punggung, Anda bisa memanfaatkan level vertikal dengan lebih baik. Robot nano dan pesawat futuristik berterbangan? Impresi pertama yang cukup menarik.

Forza Horizon 2: First Look!

forza horizon 2 e3 2014

Microsoft secara resmi juga memperlihatkan Forza Horizon 2 secara live untuk pertama kalinya. 200 mobil dengan detail luar biasa menjadi arsenal utama untuk menarik hati gamer penggemar genre racing. Game ini juga didukung dengan cuaca dinamis dan siklus siang malam yang menarik. Microsoft menjanjikan pengalaman multiplayer racing open-world yang berkelanjutan, dimana gamer bisa bergabung dan membangun komunitas dalam jumlah yang masif. Forza Horizon 2 dirilis pada 30 September 2014 mendatang, eksklusif untuk Xbox One.

Evolve: New Trailer!

evolve e3 2014

Turtle Rock Studios memperlihatkan trailer terbaru untuk Evolve, dengan varian monster baru yang jauh lebih menyeramkan. Microsoft memberikan kesempatan open beta lebih cepat pada musim gugur mendatang.

Assassin’s Creed – Unity: Penampakan Pertama 4 Co-Op Gameplay!

ac unity coop e3 2014

Mengambil setting revolusi Perancis yang luar biasa, Ubisoft memperlihatkan gameplay AC: Unity untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC untuk pertama kalinya. Namun alih-alih single player, Ubisoft justru memanfaatkan momen Microsoft ini untuk memperlihatkan, untuk pertama kalinya, mode kooperatif multiplayer untuk AC: Unity. Berburu target bersama dan saling bekerja sama untuk mengatasi setiap ancaman yang ada, game next-gen ini terlihat memesona di trailer demo yang ada.

Dragon Age: Inquisition: New Trailer

dragon age inquisition e3 2014

Game RPG teranyar dari Bioware – Dragon Age: Inquisition memperlihatkan trailer gameplay terbaru, termasuk momen epik dan serangkaian efek spell yang luar biasa.

JagatPlay E3 2014 Highlight: Sony

$
0
0
uncharted 4

uncharted 4

 

Sony memang tengah berada di atas angin saat ini. Walaupun sempat dikritik karena tidak memperlihatkan bentuk konsol Playstation 4 pada saat pengumuman perdananya, Sony tetap mampu mempertahankan antisipasi dari para gamer dengan memperkenalkan beberapa game eksklusif andalan yang memang harus diakui, tampil memanjakan mata. Bagian terbaiknya? Pertarungannya dengan Xbox One juga kian memanas dengan jumlah library pengenalan game first party dan third party yang tidak kalah hebohnya tahun ini.  Apa saja yang mereka tawarkan di event utama ini? Menjadi roket pendorong dominasi Sony atau justru menjadi blunder tersendiri?

Destiny: New Trailer!

destiny3

Kerjasama erat antara Activision lewat proyeknya yang paling ambisius – Destiny dengan Sony memang mengalir kentara sejak event E3 2014 berlangsung. Sony mengumumkan beragam konten eksklusif dan kesempatan untuk mulai menikmati masa beta Destiny di Playstation 4 pada 14 Juli 2014 mendatang. Sebuah trailer terbaru juga memberikan sedikit latar belakang cerita yang ada.

Playstation 4 Putih

white playstation 4

Bundle Destiny juga diperkenalkan dalam sebuah paket Playstation 4 berwarna putih dengan DualShock 4 yang juga berwarna sama. Bundle ini akan meluncur pada 9 September 2014 mendatang.

The Order 1886: New Trailer!

the order 1886

Menjadi salah satu game eksklusif andalan Sony, The Order 1886 diperkenalkan kembali lewat sebuah trailer gameplay terbaru. Setelah selama ini berhadapan dengan tokoh antagonis lain yang sama-sama manusia, untuk pertama kalinya, Anda melihat perjuangan sang karakter utama melawan makhluk supernatural yang mematikan. Perpindahan dari cut-scene ke gameplay juga menjadi poin plus yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Entwined: Game Puzzle Terbaru

entwined

Sony memperkenalkan game puzzle eksklusif terbaru – Entwined yang diklaim memiliki makna cerita yang mendalam. Game ini sudah tersedia di PS Store.

Infamous First Light: Berfokus Pada Fetch!

infamous first light

Seperti yang sempat dirumorkan sebelumnya, Sucker Punch dan Sony akhirnya secara resmi memperkenalkan DLC standalone untuk Infamous: Second Son – First Light. Mengendalikan Light dan mengeksplorasi kisahnya lebih dalam, Anda bisa membeli dan memainkan DLC tanpa harus memiliki Infamous: Second Son sebelumnya.

JagatPlay E3 2014 Highlight: Ubisoft

$
0
0
far cry 4 5 minutes

far cry 4 5 minutes

 

Tumbuh menjadi salah satu publisher yang kian menancapkan diri sebagai salah satu yang terbesar, sepak terjang Ubisoft memang menjadi salah satu daya tarik yang tidak bisa dipisahkan dari E3 2014. Bagaimana tidak? Selain menawarkan segudang game-game serius, brutal, dan berat, Ubisoft juga terkenal lewat beragam proyek game yang memang dibangun untuk menciptakan kesenangan tiada banding bersama dengan karakter ikonik dan gameplay yang menyenangkan. Antisipasi yang tinggi mungkin tengah menuju satu nama: Far Cry 4. Namun bukan berarti Ubisoft tidak mempersiapkan beberapa proyek kejutan lain untuk memantapkan sepak terjang mereka di persaingan konsol next-gen nantinya.

Lantas apa saja yang sebenarnya ditawarkan oleh Ubisoft di ajang E3 2014 ini? Apakah berbagai game yang sempat dirumorkan terbukti akan hadir? Ataukah berakhir pada kekecewaan di sisi gamer?

Far Cry 4: The First 5 Minutes!

far cry 4 5 minutes

Setelah sempat dirumorkan beberapa waktu yang lalu, Ubisoft akhirnya memperkenalkan secara resmi eksistensi Far Cry 4 di minggu-minggu akhir menjelang E3 2014. Terlepas dari proses pre-order yang sudah dibuka, Ubisoft Montreal memang belum membuka lebih banyak detail. Prediksi bahwa E3 2014 akna menjadi momen pertama untuk memperkenalkan game ini memang terbukti benar. Sebuah trailer cerita perdana dirilis, mengindikasikan hal seperti apa yang akan Anda dapatkan di lima menit pertama permainan. Sang tokoh antagonis yang tak kalah gila dengan Vaas diperkenalkan, dengan kualitas visualisasi yang juga terlihat cukup next-gen. Far Cry 4 sendiri rencananya akan meluncur pada 18 November 2014 mendatang.

Just Dance 2015: Berbasis Komunitas

just dance 2015

Menyenangkan memang, Just Dance tumbuh menjadi salah satu game ruang tamu tersukses yang pernah dirilis Ubisoft selama beberapa tahun terakhir ini. Tren tersebut tampaknya akan terus berlanjut dengan dikonfirmasikannya eksistensi Just Dance 2015 untuk tahun 2014 ini. Selain kumpulan lagu baru yang akan menjadi daya tarik utamanya, Just Dance 2015 juga akan hadir dengan gameplay baru yang berbasis komunitas – dimana para gamer bisa mengunggah video dance mereka dan dinilai oleh gamer yang lain. Mereka bahkan bisa muncul sebagai video klipnya sendiri di Community Remix. Bagian terbaiknya? Dengan menggunakan aplikasi smartphone bernama Just Dance Snow, Anda bisa bergabung dengan Just Dance konsol secara instan, tanpa perlu menggunakan kontroler sama sekali dan tentu saja – berdansa utama.

The Division: Sebuah Dunia Post-Apocalyptic

the division story

Ubisoft memang memastikan The Division sebagai proyek yang mendapatkan cukup perhatian di ajang E3 2014 ini. Setelah memperlihatkan gameplay yang memesona di event utama milik Microsoft, Ubisoft menjadikan event utamanya sendiri sebagai kesempatan untuk menciptakan latar belakang yang kuat untuk game berbasis Snowdrop Engine ini. The Division ternyata mengusung plot yang cukup berat – sebuah dunia post apocalyptic setelah varian virus tertentu berhasil membunuh dan menjadikan kota New York tak ubahnya sebuah dunia bebas tanpa aturan. Trailer plot pre-rendered dilemparkan dan tampil cukup kuat.

The Crew: Dari Ujung ke Ujung

the crew

The Crew memang menjadi salah satu proyek “misterius” Ubisoft yang terlepas dari hype yang sempat terbangun di awal, mulai tenggelam tanpa detail di beberapa bulan terakhir ini. Mendapatkan tempat di E3 2014 ini, Ubisoft memperilhatkan seberapa panjang dan luas daerah yang bisa Anda eksplor lewat sebuah time-lapse. Detail lingkungan, cahaya, dan mobil sepintas terlihat manis, namun sayangnya – tidak cukup gameplay in-game yang membuatnya menarik. Ubisoft menjanjikan masa beta pada akhir Juli 2014 mendatang. The Crew juga mendapatkan tanggal rilis resmi – 11 November 2014 untuk Playstation 4, Xbox One, dan Pc.

JagatPlay E3 2014 Highlight: Electronic Arts (EA)

$
0
0
star wars battlefront

star wars battlefront

 

Sebagai salah satu publisher terbesar di industri game, Electronic Arts tentu saja menjadi salah pusat perhatian yang pantas untuk diantisipasi di ajang E3 2014. Dengan segudang developer yang berada di bawah pimpinannya, EA tentu akan menawarkan banyak pesona untuk memastikan dominasinya di dua platform next-gen utama di masa depan: Xbox One dan Playstation 4. Tidak sekedar menjual nama besar dari beragam franchisenya yang memang melekat kuat dengan kata “sukses”, EA sendiri juga menyiapkan dua engine teranyar untuk memastikan game-game ini tidak hanya memesona di sisi visualisasi, tetapi juga gameplay. Frostbite Engine 3.0 dan Ignite akan menjadi kunci utama bagi EA untuk bersaing di pasar next-gen.

Namun berbeda dengan tahun sebelumnya yang penuh dengan pengenalan proyek terbaru, event E3 2014 untuk EA ini justru terkesan sangat prematur. Sebagian besar game yang diantisipasi tidak mendapatkan lebih banyak detail dan hanya diinformasikan sebagai bagian dari trailer behind the scenes saja. Sejauh ini, cukup mengecewakan. Namun bagi Anda yang menantikan kehadiran Battlefield: Hardline, tidak ada lagi yang lebih manis dari event masif yang satu ini.

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh EA di E3 2013 ini? Proyek kejutan apa saja mendapatkan update atau bahkan hadir sebagai kejutan?

Star Wars Battlefront: Behind The Scenes – First Prototype!

star wars battlefront

Sebagai salah satu proyek yang paling diantisipasi dari EA saat ini, Star Wars Battlefront yang tengah digondok oleh DICE seharusnya memang menjadi primadona untuk event E3 2014 milik EA ini. Apalagi melihat animo sebagian besar gamer di seluruh dunia yang begitu menginginkan EA untuk memperlihatkan setidaknya, sekelibat bentuk gameplay atau visualisasi seperti apa yang ditawarkan. Namun sayangnya, game ini tampaknya jauh dari kata selesai. Sebagai gantinya, EA justru merilis sebuah trailer Behind the Scenes yang dirangkai untuk memperlihatkan seberapa fantatik dan berdedikasinya para developer di balik seri ini. Visual versi prototype game ini terlihat penuh detail, memesona, dengan lingkungan yang juga terlihat indah. Belum ada bentuk dan detail gameplay sama sekali.

Dragon Age: Inquisition: Karakter dan Gameplay

da inquisition

Menjadi salah satu judul yang diperkenalkan di event utama Microsoft, EA kembali membangun hype dengan tetap membawa Dragon Age: Inquisition ke dalam list game yang akan menjadi ujung tombak mereka tahun ini. Hadir dengan tiga buah trailer baru terpisah, Bioware memperlihatkan tiga elemen yang fantastis dari seri ini: Dunia yang terlihat jauh lebih indah, gameplay epic dengan kembalinya mode strategi seperti di Dragon Age Origins, serta pengenalan beberapa karakter kunci yang akan bergabung ke dalam The Inquisition itu sendiri. Game ini akan meluncur 7 Oktober 2014 mendatang.

Mass Effect Next-Gen: Kembali Behind the Scene!

mass effect

Perlakuan yang diarahkan pada Star Wars: Battlefront juga terjadi pada seri next-gen Mass Effect yang juga muncul hanya dalam trailer behind the scenes. Tanpa detail informasi apapun terkait proyek ambisius ini, Anda bisa menangkap peningkatan kualitas visual yang memang terlihat kentara lewat implementasi Frostbite Engine 3.0. Anda bisa melihat model ulang armor N7 milik Shepard dalam lighting dan kualitas detail yang lebih mumpuni.

Bioware: IP Baru

Di video yang sama, Bioware juga mengumumkan tengah mengembangkan sebuah judul game yang benar-benar baru. Misterius, tanpa detail sama sekali.

EA Sports UFC: Penampakan Ekstra Bruce Lee

Setelah tampil cukup mengecewakan dengan game-game besar yang justru hadir dalam bentuk trailer Behind the Scenes, EA justru melakukan blunder kedua untuk membuat event ini semakin tidak menarik – jajaran game EA Sports mereka. Dibuka dengan UFC yang berfokus pada sosok Bruce Lee di dalam game, memperlihatkan serangkaian teknik serangan penuh detail.

JagatPlay E3 2014 Highlight: Nintendo

$
0
0
zelda wii u

zelda wii u

 

Momentum, ini mungkin kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan sesi Digital Event Nintendo di ajang E3 2014 kemarin. Setelah harus berjuang selama tahun-tahun terakhir ini karena minimnya game eksklusif yang dirilis, Nintendo perlahan namun pasti, mulai mendapatkan momentum terbaik untuk bangkit kembali dalam persaingan konsol generasi terbaru. Jika melihat respon di dunia maya dan game-game seperti apa yang mereka perkenalkan tahun ini, tidak berlebihan rasanya untuk menyebut dan menyimpulkan bahwa Nintendo telah berhasil memenangkan E3 2014 ini. Apa pasal? Karena ia menawarkan segudang arsenal baru yang selama ini memang diantisipasi oleh para gamer pemilik Wii U. Jajaran yang juga membuat gamer untuk melirik konsol yang satu ini.

Produk yang terlihat super solid dan menarik, apa saja yang ditawarkan Nintendo di event E3 2014 ini? Berikut adalah jajaran game yang pantas untuk diantisipasi:

Super Smash Bros: Mii Fighters!

super smash bros mii fighter

Lebih banyak detail ditawarkan untuk game fighting paling diantisipasi dari Nintendo Wii U dan 3DS – Super Smash Bros. Dibuka dengan sebuah live action epic yang memperlihatkan pertarungan ala film-film laga antara Reggie dan Iwata sendiri, Nintendo akhirnya membuka beberapa detail baru – termasuk konfirmasi bahwa Anda bisa menggunakan Mii di dalam Super Smash Bros. Setiap Mii akan bisa menggunakan satu dari tiga jenis gaya bertarung yang ada: Brawler, Swordfighter, dan Gunner. Menghasilkan sensasi pertempuran yang lebih personal. Super Smash Bros Wii U akan meluncur akhir tahun 2014 ini.

Amiibo: Kompetitor Utama Skylander

nintendo amiibo

Amiibo adalah jawaban Nintendo untuk proyek Skylanders dari Activision – sebuah mainan fisik yang juga bisa digunakan untuk menghasilkan konten tersendiri di dalam sebuah game. Nintendo mendemonstrasikan mainan ini lewat Super Smash Bros. Dengan hanya mendekatkan Amiibo dengan gamepad Wii U, karakter dalam figurine ini akan secara otomatis muncul dan bertarung di dalam game. Namun tidak seperti figurine lain yang berjalan satu arah, Amiibo juga bertukar data dengan Wii U sendiri. Ada kesempatan untuk meningkatkan level Amiibo Anda dan menyematkan set skill tertentu untuk menghasilkan karakter yang lebih personal. Dukungan Amiibo juga akan meluncur untuk game-game Wii U lain di masa depan – termasuk Mario Kart 8 dan Mario Party 10.

Yoshi’s Wooly World: Super Cute!

yoshi wolly world

Setelah tenggelam untuk waktu yang cukup lama, Yoshi akhirnya mengemuka kembali sebagai karakter utama untuk game eksklusif Nintendo terbaru – Yoshi’s Wooly World. Dengan menjadikan tema tenun dan benang sebagai nilai jual utama, game dengan genre platformer ini memang memperlihatkan visualisasi dan gameplay yang terhitung unik dan menawan di saat yang sama. Yoshi’s Wooly World akan meluncur untuk tahun 2015 mendatang.

Captain Toad: Treasure Tracker: Looks Epic!

captain toad treasure tracker

Sempat menjadi salah satu mini game yang menarik di Super Mario 3D World, Nintendo akhirnya memutuskan untuk membawa perjalanan “kecil” Toad ke seri penuh yang baru. Dinamakan sebagai Captain Toad Treasure Tracker, Anda akan berperan Toad yang harus melewati desain level dan serangkaian musuh yang unik untuk mendapatkan sang harta karun yang berharga. Game ini akan meluncur untuk tahun ini, walaupun tanpa detail rilis.

Viewing all 1759 articles
Browse latest View live