Tak ada lagi tahun yang lebih membahagiakan bagi penggemar genre JRPG di seluruh dunia selain tahun 2016 ini. Bagaimana tidak? Setelah harus terjebak dengan masa paceklik yang cukup kentara terutama untuk persaingan konsol generasi sebelumnya, kita tiba-tiba “dihajar” dengan banyak proyek yang pantas diantisipasi. Nintendo punya Tokyo Mirage Sessions #FE yang terasa seperti sebuah seri Persona dengan tema idol, Bandai Namco punya satu seri baru Tales,sementara Square Enix siap membanjiri pasar tahun ini dengan tiga buah nama raksasa yang sulit untuk diabaikan begitu saja. Salah satunya? Tentu saja seri terbaru Star Ocean yang akhirnya kembali dengan seri terbaru – Integrity and Faithlessness. Nama unik dan bodoh yang membuat seri ini jauh lebih mudah diperkenalkan sebagai Star Ocean 5. Akhirnya dirilis untuk Playstation 4, bagaimana sensasi pertama yang ia tawarkan?
Kesan Pertama
Modern adalah kata yang paling tepat untuk menjelaskan impresi pertama yang ditawarkan oleh game yang satu ini. Dengan framerate 60fps dan tekstur yang lebih tinggi, game ini terlihat cukup memanjakan mata. Walaupun sangat disayangkan, tak demikian dengan model karakternya masih terlihat seperti boneka raksasa yang dipaksa untuk berakting. Peningkatan framerate menawarkan sensasi gameplay yang terasa lebih mengalir, apalagi dengan ragam inovasi mekanik di dalamnya yang memang membuat tri-Ace dan Square Enix terlihat serius untuk menjadikan seri ini sebagai sebuah Star Ocean dengan pendekatan yang lebih modern. Sayangnya, ia berhasil di beberapa titik namun gagal di elemen yang lain.
Ada beberapa inovasi yang membuat kami jatuh hati sejak pandangan pertama. Salah satunya? Dibuangnya sistem party klasik JRPG yang membuat Anda hanya bisa membawa sejumlah karakter tertentu dalam pertarungan. Benar sekali, semua anggota party Anda yang berjumlah 7 orang akan terlibat langsung dalam satu pertarungan yang sama dengan sistem battle yang akan terasa familiar bagi Anda yang sempat mencicipi seri Star Ocean di masa lalu. Ada beberapa lapisan kompleksitas di dalamnya dengan ragam sistem crafting, panen resources, sintesis, hingga augmentation yang didesain untuk mendapatkan senjata, armor, atau accessories terkuat.
Sayangnya, di sisi lain, ia juga membawa beberapa masalah yang membuat kami teringat pada rilis Final Fantasy XIII di masa lalu. Ia memang menjadi sebuah seri yang punya cita rasa modern, namun identitas yang seharusnya jadi kekuatan franchise ini seolah berakhir jadi korban. Kami sendiri sudah menyelesaikan game ini dan fakta bahwa beberapa sistem balancing kekuatan senjata yang agak melenceng, dunia yang hanya satu tanpa kesempatan eksplorasi ke planet lain yang seharusnya jadi ciri khas seri ini, serta konten misi sampingan yang repetitif membuatnya tak terasa seperti sebuah game JRPG yang istimewa. Cerita dan karakter yang lemah juga jadi catatan tersendiri. Bagaimana dengan sistem kamera yang ada? Berbeda dengan keluhan yang mungkin sempat Anda baca di dunia maya, kami sendiri tak berkeberatan dengan sistem kamera yang ada setelah modifikasi sensitivitas lewat option.
Sembari mengeksplorasi game ini lebih jauh dan mencari rahasia seperti apa lagi yang mungkin kami lewatkan, izinkan kami melemparkan segudang screenshot fresh from oven ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran soal apa itu Star Ocean: Integrity and Faithlessness tersebut. Time to fight Gabriel Celeste for the second time..