Tidak ada lagi yang lebih mengerti selain gamer betapa “brutalnya” proses adaptasi video game menjadi film atau sebaliknya selama eksistensi kedua industri hiburan ini berjalan. Banyak proyek darinya berujung bencana dan tidak memuaskan, dengan hanya beberapa yang bisa dimasukkan ke dalam kategori bisa “dinikmati” dengan kualitas yang standar. Masalahnya? Ketika video game menuju layar lebar, tidak sedikit sutradara Hollywood yang tak mengerti apa daya tarik utama franchise yang ia tangani dan mulai menginterpretasikannya dengan salah. Dan ketika proses sebaliknya terjadi? Tak sedikit developer game pula yang kebingungan untuk menerjemahkan kisah epik dan scene action yang fenomenal tersebut dalam format interaktif yang memang menyenangkan. Sebuah kondisi serba-salah yang opsinya ternyata masih terus berusaha dieksplorasi oleh para pemilik franchise, bahkan hingga saat ini sekalipun.
Namun harus diakui, ada sedikit rasa bingung dan penasaran mengapa beberapa studio di balik film action keren tak tertarik untuk membawa produk mereka ke industri game. Padahal, jika ditangani dengan baik oleh developer kawakan yang memang paham soal genre yang diusung, ia bisa berakhir jadi sebuah proyek fantastis yang akan pantas untuk dijajal. Apalagi, Hollywood sebenarnya punya banyak film action super keren yang kualitasnya jempolan. Proyek-proyek yang dikerjakan tanpa berusaha untuk hadir dengan plot kompleks sejenisnya dan memahami bahwa daya tarik mereka ada pada setidaknya tiga hal: darah, mayat, dan kegilaan. Beberapa di antaranya tak selalu berfokus pada senjata api, tetapi juga pertarungan tangan kosong dengan koreografi yang fantastis.
Lantas, dari semua film-film action yang sempat dirilis di pasaran, baik Hollywood ataupun tidak, manakah yang kami sayangkan tak pernah berujung menjadi video game sama sekali? Ini dia, versi JagatPlay:
-
Desperado
Film action tidak harus kompleks. Yang Anda perlukan “hanyalah” karakter-karakter utama dengan nilai moral yang tepat, kemampuan untuk menangani senjata, dan mungkin – sebuah kotak gitar yang mampu meninggalkan bekas peluru di tubuh musuh manapun yang harus mereka hadapi. Sebuah film yang mengeksplorasi “dunia barat liar” dalam format yang lebih modern sepertinya kata yang tepat untuk menjelaskan film Antonio Banderas yang satu ini. Diperkuat dengan musik yang fantastis dan sisi aksi yang memorable, tidak ada alasan bagi film ini untuk tidak menuju industri game. Ada begitu banyak cara untuk mengadaptasikannya, namun third person shooter tentu jadi pilihan yang lebih tepat. Yang kita butuhkan hanya karakter Antonio Banderas, OST yang sama, senjata dengan case gitar, dan lusinan musuh untuk dihabisi di setiap stage yang ada. Tambahan sedikit scene sinematik dan sedikit romansa di sana, sebuah pengalaman yang akan sempurna.
-
Unleashed
Jika Anda belum pernah menjajal game yang menggunakan Jet-Li sebagai karakter utama, Rise to Honor, maka Anda melewatkan sebuah game yang benar-benar keren. Sayangnya, hal inovatif yang mereka tawarkan via sistem pertarungan dengan menggunakan analog kanan untuk kombo tersebut harus lenyap dan tidak lagi diadaptasikan oleh banyak game action, yang sepertinya lebih mengandalkan pengalaman bermain berbasis senjata. Jika ada satu film Jet Li yang menurut kami pantas untuk dijadikan video game, maka Unleashed mungkin berada di setidaknya 3 besar. Karakter utama yang berujung unik dan kompleks diperkuat dengan kesan “Overpowered” yang sudah mengalir sejak awal. Pertarungan tangan kosong penuh darah adalah sesuatu yang potensial untuk proses adaptasi ini, dimana Jet Li diceritakan sebagai karakter yang hidup dengan satu misi – menaati perintah. Tidak ada kode moral, tidak ada keraguan, tidak ada kecemasan. Seperti membayangkan Rise to Honor dalam versi lebih modern dan brutal, mungkin dengan sedikit ekstra elemen sinematik.
-
Inception
Christopher Nolan dan list JagatPlay? Sebagian besar dari Anda mungkin tak setuju jika kami memasukkan nama Inception ke dalam daftar yang satu ini, karena ia memang tidak “menjual” itu. Namun sulit untuk dipungkiri juga bahwa Inception bukanlah sebuah film action. Menggabungkan tema Heist yang menjadi bagian dari mekanik mimpi yang ditawarkan Nolan, pertempuran dengan menggunakan senjata api di sebuah dunia yang terus berubah dan bergerak terdengar fantastis untuk sebuah video game. Apakah ia butuh untuk menyuntikkan cerita yang sama? Nolan membangun Inception dengan celah besar untuk melahirkan seri spin-off dan menceritakan lebih banyak cerita sampingan di dalamnya. Versi video game-nya sendiri kami bayangkan, hanya membutuhkan sebuah game third person shooter dengan dunia yang terus bergerak, berputar, dan berubah. Berpotensi dangkal? Kemungkinan besar. Berpotensi keren? Kemungkinan besar juga.
-
Once Upon a Time In China
Memasukkan satu nama untuk dua judul? Sepertinya sulit untuk tidak menyebut nama Jet-Li ketika berbicara soal film-film action keren. Jika di sesi Unleashed sebelumnya kami berbicara soal mempertahankan mekanik Rise to Honor dalam format pertarungan yang lebih kejam dan brutal di atas dunia yang lebih dewasa, di Once Upon a Time in China, mereka bisa mengeksekusinya lewat gerak-gerak jurus Kung-Fu yang unik dengan Wong Fei Hung sebagai karakter utama. Film yang sudah kita nikmati di layar televisi beberapa stasiun TV Swasta Indonesia sejak tahun 90-an ini bisa berujung jadi game action fantastis, apalagi mengingat tak ada game Kung-Fu yang benar-benar dipresentasikan dengan baik oleh industri game. Bertarung dengan beragam gaya, dari Tai-Chi hingga ragam jurus Shaolin dalam skema open-world jadi impian terbesar.