Zalman, sebagian besar dari Anda mungkin pernah mendengar nama produk yang satu ini di jajaran peripheral gaming saat ini. Namun untuk Anda yang selalu mengikuti sepak terjang industri komputer, Zalman dikenal sebagai produsen PSU low noise dari Korea Selatan. Mengikuti popularitas industri game yang kini tumbuh sebagai bisnis yang kian sulit ditolak, Zalman akhirnya iktu bergaung dengan jajaran produk gamingnya yang menggoda. Salah satu yang tiba di tangan kami dan berkesempatan untuk kami uji? Salah satu produk headset gaming miliknya, ZM-HPS200. Seperti apa performa yang diusung? Mengapa kami memberi tanda kutip untuk kata “gaming” di bagian judul? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Desain dan Fitur
Apa yang membuat sebuah headset berhak menyandang predikat sebagai peripheral “gaming”? Pertanyaan ini tentu akan menghasilkan banyak jawaban yang berbeda. Beberapa dari Anda mungkin langsung mengkategorikannya dari sisi desain dan kosmetik, sementara tidak sedikit yang lebih melihat fungsi dan fitur sebelum sepakat apakah ia memang pantas untuk masuk ke dalam kategori yang dimaksud atau tidak. Namun sejujurnya, predikat gaming atau bukan sebuah produk peripheral lebih ditentukan oleh sang produsen masing-masing. Jika mereka “menjual” produk mereka dengan nama gaming, maka tidak ada yang bisa menyangkal atau memberikan kepastian indikator apakah ia pantas atau tidak. Pertanyaan seperti inilah yang terus menggema di pikiran kami ketika menjajal Zalman ZM-HPS200 ini.
Apakah pertanyaan ini mengarah pada soal kualitas? Tentu saja tidak. Kita akan membahas nilai jual utama ZM-HPS200 tersebut nanti, karena audio yang ia hasilkan pantas untuk diacungi jempol di range harga yang ditawarkan. Kebingungan identitas ini sebenarnya lebih mengakar pada desain dan fitur yang ia tawarkan.
Karena sebagian besar kompetitor yang berani membawa nama “gaming” untuk peripheral audionya selalu datang dengan identitas unik tersendiri, yang kemudian pelan tapi pasti, mengakar kuat. Beberapa memilih desain unik yang keren, sesuatu yang akan membuat mata gamer manapun berpaling dan langsung mengidentifikasikannya sebagai produk gaming. Lampu LED dengan logo besar sebagai lambang prestige didesain sedemikian rupa di beberapa sisi. Sementara mereka yang lebih memilih fungsi, biasanya menyertakan ekstra fitur, seperti sound card untuk optimalisasi suara ketika dibutuhkan, fungsi surround, hingga perangkat lunak tambahan. Ini yang membuat identitas “gaming” mereka tercemin kuat. Sesuatu yang gagal ditawarkan oleh Zalman ZM-HPS200 ini.
Sebagai headset yang membawa nama “gaming”, headset ini tidak mencerminkan identitas tersebut dengan baik, atau setidaknya membuat Anda yang lebih berfokus pada urusan penampilan, berpaling dan berfokus padanya. Ia terlihat sebagai headset standar dengan penopang kulit di atas, dengan logo kecil yang terlihat “malu-malu” di kedua sisinya. Tidak ada lampu LED yang menyala, tidak ada pilihan warna yang mencolok, tidak ada pula desain luar biasa yang membuat nama Zalman itu bersinar. Membingungkan memang, karena dari sisi fisik dan fiturnya, tidak ada yang membuat ZM-HPS200 terlihat berbeda dengan headset multimedia pada umumnya.
Berbahan dasar plastik sebagai material utama, ZM-HPS200 memang memiliki berat yang akan membuat kepala Anda tetap nyaman menggunakannya untuk waktu yang lama. Diperkuat dengan bahan pad busa yang juga mengisolasi suara dengan cukup baik, Anda yang seringkali menghabiskan waktu dengan game untuk waktu yang lama tidak akan mudah merasa lelah. Namun pilihan material ini juga menghasilkan beberapa catatan ekstra. Ia menjadi terlihat dan terasa begitu ringkih. Sementara itu, plastik juga membuat tekanan pada kepala juga tidak begitu kuat. Beberapa Anda mungkin melihatnya sebagai kelemahan karena mudah bergeser dari posisinya, sementara Anda yang memang tidak senang dengan headset yang terasa terlalu menekan, ZM-HPS200 akan menjadi surga tersendiri.
ZM-HPS200 sendiri menjadikan jack 3.5mm sebagai konektor utama, tanpa ada tambahan peripheral ekstra lainya dalam paket penjualan. Ini berarti ia bekerja sebagai sebuah headset stereo tanpa dukungan perangkat lunak sama sekali. Anda akan mendapatkan kualitas suara seperti yang diinginkan Zalman tanpa kesempatan memodifikasinya agar lebih sesuai dengan kebutuhan Anda. Untungnya, kabel yang ditawarkan cukup panjang untuk memfasilitasi dimanapun posisi PC Anda dengan desain pipih yang juga meminimalisir kejadian berbelit yang sudah pasti, menyebalkan. Mic sayangnya, tidak bisa dilepas dan mungkin akan terasa mengganggu untuk gamer yang tidak terlalu membutuhkannya. Sementara mereka yang seringkali menggunakan fungsi ini untuk berkomunikasi di dalam in-game, mic ini cukup bisa diandalkan, apalagi ketika Anda memberikan sedikit boost sensitivitasnya.
Sebagai sebuah headset yang mengusung nama “gaming”, Zalman kurang kuat menjual identitas tersebut di ZM-HPS200. Tidak ada yang terasa spesial dari sisi desain dan fitur, yang membuatnya berbeda dengan headset multimedia pada umumnya. Apa yang membuat ia lantas hadir sebagai produk yang membawa embel-embel “gaming”? Itu tetap jadi pertanyaan besar. Namun, kalau soal kualitas suara yang dihasilkan, headset ini tampil cukup memukau.
Zalman ZM-HPS200, Seberapa Baik?
Untuk sebuah headset di range harga yang sangat terjangkau, Zalman ZM-HPS200 menawarkan kualitas yang terhitung sangat baik. Anda memang tidak punya kesempatan untuk memodifikasinya dengan perangkat lunak, namun suara default yang dihasilkan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan multimedia yang ada, dari menonton film, mendengarkan musik, hingga memainkan video game yang tengah menjadi favorit Anda. Pilihan menggunakan bahan plastik menghasilkan efek yang ringan dan tidak terlalu menekan, sehingga nyaman untuk penggunaan yang lama. Keluhan utama kami mungkin hanya pada tingkat volume suara yang cukup kecil, bahkan di level tertinggi sekalipun. Namun tentu saja, hal ini juga mengakar pada preferensi pribadi Anda masing-masing soal tingkat suara.
Film
Zalman ZM-HPS200 menawarkan detail suara yang memesona, walaupun di tingkat suara yang mungkin tidak seberapa menggelegar. Anda yang senang dengan film-film dengan penuh ledakan dan tembakan mungkin tidak akan terpuaskan karena kurangnya impact yang dilemparkan oleh kedua sisi headset stereo ini. Walaupun demikian, Zalman ZM-HPS200 mampu menangkap banyak detail suara yang mungkin saja terlewatkan oleh headset mahal sekalipun, menawarkan atmosfer film yang lebih kuat. Kami beruntung menjajalnya di Chappie – sebuah film distopia futuristik dengan begitu banyak detail suara mengalir di sepanjang film. Khas suara mekaniknya sebagai sebuah robot terdengar jelas di setia percakapan.
Musik
Zalman ZM-HPS200 sendiri mengklaim diri sebagai sebuah headset yang menjual bass sebagai daya tarik utama. Namun seperti yang kami bicarakan sebelumnya, volume suara yang tidak terlalu keras di posisi maksimal sekalipun seolah menjadi hal yang bertentangan dengan identitas tersebut. Bass seharusnya dinikmati oleh para pencinta genre musik elektronik atau rock, dan biasanya mengaum kencang di telinga untuk efek yang maksimal. Zalman ZM-HPS200 menghasilkan elemen suara yang justru terasa lebih berimbang. Berita baiknya? Limitasi volume suara tersebut mencegahnya menghasilkan suara pecah yang justru berpotensi menghancurkan pengalaman yang ada. Kami menjajalnya di musik dari beragam genre, dari Serebro – Mi Mi Mi (dance) hingga aura klasik yang dipancarkan oleh OST Bloodbone – Cleric Beast. Kualitas suara yang dihasilkan Zalman ZM-HPS200 terasa cukup imbang dan menawarkan detail yang pantas untuk diacungi jempol. Tidak ada yang benar-benar terasa berbeda dan istimewa.
Gaming
Namun apalah arti sebuah headset yang menyebut dirinya sendiri sebagai sebuah peripheral “gaming” jika ia tidak mampu tampil gemilang di tugas yang seharusnya menjadi fokus utamanya. Tenang saja, Zalman ZM-HPS200 melakukan tugasnya dengan baik. Pilihan untuk bertahan dengan jack 3.5mm memang membuatnya tidak bisa dimodifikasi, namun memberikannya keunggulan fleksibilitas untuk digunakan di beragam platform gaming seperti Playstation 4 dan Nintendo Wii U dengan sangat mudah. Kami sendiri menggunakannya untuk berpetualang di The Witcher 3, menikmati belasan jam permaianan dengan suara angin, hujan, musik Nordic nya yang mengalun keras dan memompa semangat, hingga dentingan pedang yang tertangkap tak kalah baiknya. Semua detail yang Anda inginkan dari usaha untuk menikmati The Witcher 3 difasilitasi dengan baik oleh Zalman ZM-HPS200.
Kesimpulan
Jadi apa yang bisa disimpulkan dari Zalman ZM-HPS200 ini? Secara desain dan fitur, kami masih menaruh tanda tanya besar pada identitas “gaming”-nya yang tidak terdefinisi dengan jelas. Ia tidak hadir dengan desain yang terhitung menarik, fitur yang melebihi sebuah headset multimedia, atau dukungan perangkat lunak untuk memodifikasi suara dan beragam hal lainnya. Namun mengesampingkan pertanyaan tersebut, Zalman ZM-HPS200 tetaplah sebuah headset yang cukup menggoda untuk bersaing di tingkat harga yang ia usung saat ini. Kemampuannya untuk menangkap detail suara yang ada, dengan seimbang tanpa suara pecah adalah daya tarik tersendiri.
Walaupun demikian, ia tentu bukan produk sempurna. Kami sendiri mencatat beberapa hal yang pantas disayangkan, seperti tingkat volume suara yang menurut kami tidak merepresentasikan identitasnya sebagai headset dengan bass yang dominan, yang seharusnya memang lebih difokuskan untuk menikmati musik atau konten film yang berfokus di sana. Pilihan untuk menyertakan mic built-in yang tidak bisa dilepas dan kesan yang ringkih karena material utama yang digunakan juga disayangkan, walaupun sangat bisa dimengerti mengingat target harga yang ia usung.
Zalman ZM-HPS200 ini sendiri ditawarkan di harga Rp 330.000,-, sebuah harga yang terhitung menarik untuk detail suara yang ia usung.