Kata orang, cinta itu buta. Bahwa panah-panah asmara yang tertancap di hati itu membuat orang-orang seringkali lupa segala sesuatu, seolah dunia itu milik berdua, dan semua orang lain yang tinggal di dalamnya hanyalah pengunjung yang tidak pernah diundang. Ungkapan romansa seperti ini mungkin terdengar memalukan dan “garing”, namun uniknya, mendeskripsikan hubungan gamer dan game kesayangannya dengan sangat baik. Menemukan sebuah game yang benar-benar cocok dengan apa yang kita inginkan, jatuh hati, maka kita bisa saja lupa dunia nyata dan memutuskan untuk terus “hidup” di dalam pengalaman menyenangkan yang ia tawarkan. Apalagi banyak sekali game di luar sana yang tampaknya dibangun dengan satu tujuan utama – adiksi.
Terlepas dari struktur sebagian besar game yang selalu memiliki akhir cerita dan dianggap selesai, tidak sedikit game yang mampu mengkombinasikan konten selama proses tersebut untuk terus membuat Anda sibuk. Bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, menyelesaikan cerita dan tugas sampingan, berburu senjata yang lebih baik, menghancurkan monster yang lebih kuat, dan menguak rahasia lebih banyak. Kerennya lagi? Banyak game pula yang akhirnya memutuskan untuk keluar dari pakem tersebut, dan memilih konsep sebuah dunia terbuka, dengan kebebasan nyaris mutlak. Disuntikkan dengan sedikit elemen gameplay acak, gamer sendiri lah yang menentukan sendiri bagaimana akhir petualangan mereka berakhir. Satu yang pasti, terlepas dari pendekatan yang mereka tawarkan, mereka berhasil membuat waktu Anda tidak lagi terasa relevan.
Seperti sebuah mesin waktu kecil yang dibangun entah dari mana, game-game ini siap untuk seolah membuat Anda mampu “meloncat” cepat beberapa jam lebih cepat ke masa depan. Apalagi proses psikologis yang berputar di sekitarnya entah mengapa membuat Anda merasa bahwa pengorbanan itu pantas, untuk sedikit kemenangan atau angka virtual di layar televisi. Kita tentu saja tidak membicarakan MMO, yang memang sengaja dibangun untuk mencapai hal ini. Kita membicarakan game-game yang mengakar pada genre lain, namun menawarkan sensasi yang tidak berbeda. Game-game yang tampaknya hanya meminta satu hal pada Anda untuk dinikmati – Waktu.
Dari semua game-game yang beredar di industri game, game-game mana saja yang menurut JagatPlay paling menyita waktu? Inilah 15 di antaranya:
15. Don’t Starve
Don’t Starve saat ini memang sudah memiliki “Adventure Mode” yang berisikan cerita yang bisa diselesaikan. Namun daya tarik utamanya tentu masih pada mode bebas-nya yang meminta Anda untuk bertahan hidup dari hari ke hari. Mengumpulkan resource makanan, bahan bangunan, menyelamatkan diri dari serangan makhluk yang bengis, dan melakukan hal yang sama lagi di keesokan harinya, Don’t Starve menguji dedikasi dan waktu Anda jika hati Anda sudah terkait dan sulit lepas. Yang membuatnya menarik? Hampir tidak ada yang sama di setiap harinya, bahwa Anda selalu hampir akan bertemu dengan kondisi dan tantangan yang baru, kemudian memutar otak untuk memecahkannya. Terdengar sepele memang, namun seperti halnya di dunia nyata, bertahan hidup itu butuh niat. Dan niat itu butuh dedikasi dan pengorbanan waktu.
14. Destiny
Oke, kesampingkan dulu rasa kecewa (seperti yang terjadi juga pada kami) pada dangkalnya cerita dan minimnya misi yang ditawarkan oleh Destiny – yang konon katanya, merupakan game dengan biaya tertinggi yang pernah diciptakan. Namun ada satu hal yang pantas diacungi jempol dari desain yang diterapkan oleh Bungie Studios di game ini, bahwa ia menjadi surga bagi gamer yang tidak berkeberatan dengan proses grinding terus-menerus. Mengulang misi yang sama bersama dengan teman-teman seperjuangan yang lain, pertempuran untuk mencari senjata dan equipment terbaik di Destiny adalah proses yang makan waktu. Ratusan jam? Bisa jadi. Dengan RNG (Random Generated Number) yang bekerja di setiap proses looting, usaha untuk mendapatkan sebuah Gjallarhorn bisa Anda gunakan untuk menyelesaikan semua game Call of Duty dari seri pertama. Itupun masih dengan kemungkinan gagal. Apa jadinya jika ratusan jam yang sudah dihabiskan ini gagal membuat Gjallarhorn jatuh ke tangan Anda? Selamat datang ratusan jam ekstra!
13. GTA V
Tidak perlu membawa nama GTA Online ke dalam arena pertempuran ini, cukup membicarakan sang mode single player – GTA V saja untuk berkompetisi sebagai salah satu game yang memakan waktu paling banyak. Cerita yang menarik mungkin akan membuat Anda bergerak dari satu chapter ke chapter lainnya dengan cepat, namun GTA V memuat lebih banyak konten dari itu sebenarnya. Ada segudang side mission yang menarik untuk dijajal dan begitu banyak aktivitas ekstra lainnya untuk dikuasai. Di luar itu, Los Santos juga selalu terbuka bagi Anda untuk melakukan banyak kegilaan, yang menurut Anda esensial untuk bersenang-senang. Menembakkan rocket launcher ke penduduk sipil? Berusaha kabur dari kejaran polisi bintang lima? Atau berjuang mendobrak penjara dan selamat? Selalu ada kesempatan untuk membangun “misi pribadi” Anda sendiri dan menjajalnya. Di sinilah, GTA V akan secara konsisten membawa Anda kembali.
12. Final Fantasy XII
Tidak ada seri Final Fantasy yang tidak membutuhkan waktu banyak untuk diselesaikan. Namun yang paling menyita waktu? Beberapa mungkin menyebut Final Fantasy X karena pertempuran Dark Aeon dan Penance yang membutuhkan komitmen Anda untuk membangun karakter dengan stat paling optimal. Namun bagi kami? Tidak ada yang lebih menyita waktu selain petualangan Balthier dan Fran di Final Fantasy XII (Vaan? Siapa itu?). Mengikuti konsep ala game MMO, Final Fantasy XII menghadirkan sistem Gambit yang menuntut Anda untuk mengatur strategi dengan cepat dan efektif. Namun yang membuat game ini mampu menawarkan gameplay hingga ratusan jam adalah puluhan Mark yang tidak mudah diselesaikan. Menghancurkan monster-monster buruan terkuat yang butuh Anda untuk mengeksplorasi area dan memenuhi syarat tertentu menjadi keasyikan tersendiri. Melawan satu musuh dan berakhir penasaran? Selamat tinggal tidur!