Disukai maupun tidak, konsep game HD Remaster akan terus populer di industri game, setidaknya selama konsol generasi saat ini – Playstation 4 dan Xbox One terus eksis. Popularitas industri game yang mulai dilihat sebagai industri hiburan mainstream mulai menarik mereka yang awam, mereka yang tidak pernah menjajal begitu banyak game berkualitas dari masa lalu untuk ikut bergabung. Pelan tapi pasti, mulai ikut mengusung identitas sebagai seorang “Gamer”. Proyek HD Remaster menawarkan kesempatan tersebut dengan mereka sebagai target pasar utama, memberikan peluang untuk mencicipi game-game yang sempat membuat banyak gamer jatuh hati sejak pandangan pertama. Banyak publisher mulai mengikuti langkah ini, dan Square Enix termasuk salah satu yang aktif.
Setelah kesuksesan Tomb Raider: Definitive Edition dan Final Fantasy Type-0 HD, Square Enix hadir dengan ide gila yang tidak pernah kita prediksi sebelumnya. Mereka memutuskan unutk merilis kembali game klasik dari 14 tahun yang lalu – Final Fantasy X untuk Playstation 4. Mengapa gila? Pertama, ini adalah game Playstation 2, dengan teknologi yang melompati satu generasi. Kedua, karena mereka sudah melakukan hal yang sama di Playstation 3. Bukan pekerjaan mudah tentu saja, untuk memastikan bahwa versi Playstation 4 ini akan jadi pengalaman Final Fantasy X/X-2 terbaik yang bisa didapatkan gamer. Peningkatan resolusi hanya satu faktor, di balik beberapa fitur minimal yang juga ditawarkan. Pertanyaannya kini, seberapa efektif pendekatan ini?
Rasa penasaran dan sekaligus penghormatan pada salah satu game JRPG terbaik yang pernah kami cicipi inilah, yang akhirnya mendorong kami kembali untuk menikmati Final Fantasy X/X-2 HD Remaster versi Playstation 4. Secara garis besar, dengan kalimat paling sederhana, ini adalah pengalaman Final Fantasy X terbaik yang bisa Anda minta, apalagi jika Anda belum pernah menjajal game ini sebelumnya.
Peningkatan Visual
Secara konten, Square Enix tidak memuat apapun yang baru di Final Fantasy X/X-2 HD Remaster. Di Final Fantasy X, ia masih tetap mengusung garis cerita yang sama.
Ini masih soal Tidus, yang terlempar ke 1.000 tahun di masa depan dan jatuh hati pada sosok Yuna, seorang summoner yang harus ia lindungi. Ini masih soal Yuna, seorang perempuan tangguh yang memilih jalur hidup “brutal” sebagai seorang Summoner, rela mati demi Spira. Ini juga masih tentang Auron, seorang Guardian disegani yang ternyata menyimpan rahasia besar. Ini masih soal Rikku, seorang Al-Bhed yang mementingkan nyawa, cinta, dan kepedulian pada teman di atas segalanya. Ini masih soal Wakka yang terobsesi dengan Blitzball, namun memutuskan untuk mundur demi menyelamatkan Spira. Ini masih soal Lulu yang siap untuk menjadi benteng mental dan fisik untuk Yuna yang sudah ia lihat sebagai adik perempuannya sendiri. Dan ini masih soal Kimahri, seorang Ronso terbuang yang menemukan kehormatannya kembali.
Final Fantasy X/X-2 HD Remaster, masihlah Final Fantasy X sama yang selama ini kita kenal.
Lantas apa yang membuatnya berbeda? Seperti nama yang ia usung, HD Remaster memang lebih difokuskan pada perbaikan visual, setidaknya untuk membuatnya terlihat pantas disejajarkan dengan game-game keluaran generasi terbaru, yang sudah pasti tampil jauh lebih indah dan memesona. Pertanyaan yang lebih krusial? Seberapa signifikan perbedaan Final Fantasy X/X-2 HD Remaster versi Playstation 4 ini dengan proses sama yang sempat meluncur di Playstation 3 beberapa waktu yang lalu? Signifikan? Atau sekedar rilis ulang setengah hati yang menjual popularitas? Percaya atau tidak, versi Playstation 4 ini akan membuat Anda kembali jatuh hati dengan game JRPG luar biasa ini.
Secara visual, ada lompatan yang cukup tinggi walaupun tidak sesignifikan dan sedrastis yang terjadi di Final Fantasy Type-0 HD Remaster. Mereka tidak mengimplementasikan
blur atau de
pth of field untuk menghadirkan sensasi generasi terbaru yang seharusnya. Square Enix lebih memilih untuk memaksimalkan resolusi 1080p yang ada dengan detail tekstur yang jauh lebih tinggi. Anda menemukan banyak detail lebih baik di versi Playstation 4 tanpa ada lagi efek buram, tidak hanya di karakter utama ataupun lingkungan yang Anda temui, tetapi juga untuk beragam karakter NPC sekalipun, yang di versi Playstation 3 seolah terbengkalai begitu saja. Tidak hanya tekstur, ia juga hadir dengan kontras warna lebih terang dan pencahayaan yang juga diperbaiki.
Namun satu yang paling signifikan, tentu saja implementasi anti-aliasing yang kini terlihat lebih jelas. Anda masih ingat dengan tekstur versi Playstation 2 dan sedikit di versi Remaster Playstation 3 yang masih memperlihatkan jaggies? Bagi Anda yang tidak familiar, jaggies merupakan istilah untuk mendefinisikan ujung tekstur, baik di karakter maupun lingkungan, yang kadang terlihat seperti garis-garis tajam. Implementasi anti-aliasing yang lebih baik membuat hal ini hilang di Final Fantasy X/X-2 HD Remaster. Tidak hanya mendapatkan kualitas tekstur lebih tinggi, cahaya dan warna lebih baik, semua karakter ini terlihat lebih mulus dan halus. Walaupun harus diakui, sulit untuk menghilangkan begitu saja kesan visual Playstation 2 yang ia usung.
Sayangnya, perbaikan ini tidak terlihat sama sekali di visual FMV yang bertebaran dan tampil epik di sepanjang permainan. Mereka memang meregangkan video untuk mencapai sensasi 1080p, namun sama sekali tidak ada modifikasi untuk membuatnya sebaik kualitas tekstur in-game yang memesona. Hasilnya? Anda bertemu dengan video yang terasa buram, tidak tajam, dengan warna yang terasa kabur di setiap darinya. Sangat disayangkan.
Namun, dengan semua ekstra perbaikan yang mereka tawarkan ini, tidak bisa dipungkiri, Final Fantasy X/X-2 versi Playstation 4 adalah versi terbaik untuk JRPG dengan pesona 14 tahun yang sulit untuk dilupakan ini.