![most-confusing-story]()
Apa yang membuat banyak dari kita jatuh hati pada video game? Beberapa mungkin senang dengan pengalaman interkatif yang ia tawarkan, beberapa mencari tantangan dengan reward yang terasa manis, sementara yang lain mencintai dunia dan imajinasi yang mengitarinya. Namun bagi sebagian lainnya, seperti juga kami, video game menjadi sebuah realisasi dunia fantasi yang selama ini hanya bisa kita impikan. Menjadi superhero yang menyelamatkan dunia? Membantai monster raksasa? Tumbuh kuat bersama dengan companion yang terus mendukung di belakang? Atau bahkan menjadi seorang penjahat yang menghancurkan semesta? Kesempatan untuk menikmati hidup seperti inilah yang menjadikan video game begitu menggoda. Namun sayangnya, di sisi lain, juga menghalanginya untuk tumbuh kreatif.
Begitu populernya format-format cerita seperti ini, sulit sepertinya bagi video game untuk mengembangkan jalan cerita berbeda, dengan kucuran kreativitas yang mengalir sebebas mungkin. Takut tidak populer di pasaran yang mungkin berkontribusi pada minimnya penjualan, banyak developer raksasa akhirnya memutuskan untuk jatuh pada plot yang klise. Sebuah jalan cerita standar yang terus diikuti, terlepas dari perbedaan genre game yang mereka tawarkan. Namun pendekatan seperti ini membuka sebuah dinamika baru. Beberapa game yang menawarkan jalan cerita berbeda seringkali mendapatkan respon positif dari pasar. Sayangnya, tidak sedikit pula yang jatuh pada cerita kompleks tanpa dasar yang semakin rumit, semakin masif, namun tidak semakin mudah dimengerti. Hasilnya? Lebih banyak tanda tanya daripada jawaban.
Lantas, dari semua game yang sempat meluncur di industri, game-game apa saja yang sempat membuat JagatPlay kebingungan? Game-game yang sampai sekarang masih mengundang tanda tanya dengan satu pertanyaan yang sama – “Apa yang sebenarnya terjadi?”.
10. Final Fantasy XIII
![final_fantasy_xiii-2_p_009]()
Salah satu hal terburuk yang bisa Anda lakukan untuk membangun cerita sebuah karya fiktif adalah dengan melemparkan begitu banyak istilah tanpa usaha yang kuat, menjelaskan setiap dari mereka. Hal inilah yang mungkin bisa disimpulkan mengapa Final Fantasy XIII merupakan salah satu game Final Fantasy dengan cerita paling membingungkan. Sejak awal, Anda terus dilempar dengan istilah asing seperti C’ieth, fal’Cie, dan l’Cie dengan kompleksitas peran mereka masing-masing. Tidak cukup dengan itu? Garis cerita yang bisa dibilang kurang jelas di seri perdananya, berusaha diperluas dengan dua seri selanjutnya yang juga sama sulitnya untuk dimengerti. Kesimpulan yang bisa ditarik dari keseluruhan plot trilogi Final Fantasy XIII? Sebuah benang kusut tanpa ujung.
9. Goat Simulator
![Goat Simulator jagatplay (31)]()
Anda seekor kambing, gamer tentu sangat mengerti bagaimana game seperti ini akan menawarkan sebuah pengalaman yang unik. Benar saja, Goat Simulator berangkat dengan sensasi yang tidak akan pernah Anda temukan sebelumnya. Permasalahannya? Untuk Anda yang sekedar penasaran dengan latar belakang cerita atau setidaknya motif yang mendorong si kambing untuk menggila dan menghancurkan kota, Anda akan tetap ditinggalkan lebih banyak tanda tanya daripada jawaban yang pasti. Apa yang membuat si kambing ini punya kekuatan super? Indikasi yang diperlihatkan oleh beragam setting dan easter egg dalam kota hanya membuka lebih banyak spekulasi. Seekor kambing hasil eksperimen? Atau kambing keturunan Baphomet yang merencanakan akhir dunia? Hingga kini, tetap tanpa jawaban.
8. Chrono Cross
![lynx]()
Bukan perkara mudah untuk memahami apa yang sebenarnya tengah terjadi di Chrono Cross, apalagi jika Anda termasuk anak-anak / remaja pecinta RPG yang tertarik menjajalnya hanya karena sedikit asosiasinya dengan Chrono Trigger atau sekedar visualnya yang terhitung ciamik di masa lalu. Chrono Cross membawa Anda pada kisah seorang anak muda bernama Sarge yang tenggelam dan terlempar ke sebuah dunia yang tidak pernah ia mengerti. Di sisi lain, Anda juga memainkan seorang karakter yang terlihat “antagonis” – Lynx yang tampaknya tengah berusaha menyelesaikan agendanya sendiri. Begitu banyak kota dan karakter dengan latar belakang berbeda yang akan Anda temui. Pada akhirnya? Sebuah kisah berbasis parallel world yang akan membuat otak Anda hangus jika tidak diperhatikan dengan seksama.
7. Kingdom Hearts 2
![roxas]()
Kingdom Hearts pertama adalah sebuah game indah, menyenangkan, dan menarik. Melebur semesta Final Fantasy dan Disney di dalam ruang yang sama, Anda berperan sebagai Sora dan Keyblade-nya yang bisa digunakan untuk membuka kunci dunia. Melawan para Heartless yang tampaknya berusaha menculik para putri dari dunia dongeng Disney, ceritanya begitu sederhana. Sampai Anda bertemu dengan Kingdom Hearts 2. Perjalanan Anda dibuka dengan memainkan Roxas, sosok karakter baru yang tidak pernah ada di Kingdom Hearts pertama, yang tiba-tiba terlihat memiliki peran signifikan dalam cerita. Tidak hanya itu saja, varian musuh baru mulai terbuka – para Nobody yang merupakan konsekuensi dari munculnya Heartless. Kemudian Anda bertemu dengan karakter yang selama ini disajikan kepada Anda sebagai tokoh antagonis utama, yang kini justru terlihat seperti harapan utama untuk menyelamatkan semesta. Semua kalimat di atas membuat Anda garuk-garuk kepala? Reaksi sama yang kami tunjukkan ketika memainkan game ini untuk pertama kalinya di era Playstation 2 dulu. Apalagi kami tidak sempat menjajal Kingdom Hearts: Chain of Memories yang dirilis hanya untuk GBA sebelum Kingdom Hearts 2 meluncur ke pasaran.
Apa yang membuat banyak dari kita jatuh hati pada video game? Beberapa mungkin senang dengan pengalaman interkatif yang ia tawarkan, beberapa mencari tantangan dengan reward yang terasa manis, sementara yang lain mencintai dunia dan imajinasi yang mengitarinya. Namun bagi sebagian lainnya, seperti juga kami, video game menjadi sebuah realisasi dunia fantasi yang selama ini hanya bisa kita impikan. Menjadi superhero yang menyelamatkan dunia? Membantai monster raksasa? Tumbuh kuat bersama dengan companion yang terus mendukung di belakang? Atau bahkan menjadi seorang penjahat yang menghancurkan semesta? Kesempatan untuk menikmati hidup seperti inilah yang menjadikan video game begitu menggoda. Namun sayangnya, di sisi lain, juga menghalanginya untuk tumbuh kreatif.
Begitu populernya format-format cerita seperti ini, sulit sepertinya bagi video game untuk mengembangkan jalan cerita berbeda, dengan kucuran kreativitas yang mengalir sebebas mungkin. Takut tidak populer di pasaran yang mungkin berkontribusi pada minimnya penjualan, banyak developer raksasa akhirnya memutuskan untuk jatuh pada plot yang klise. Sebuah jalan cerita standar yang terus diikuti, terlepas dari perbedaan genre game yang mereka tawarkan. Namun pendekatan seperti ini membuka sebuah dinamika baru. Beberapa game yang menawarkan jalan cerita berbeda seringkali mendapatkan respon positif dari pasar. Sayangnya, tidak sedikit pula yang jatuh pada cerita kompleks tanpa dasar yang semakin rumit, semakin masif, namun tidak semakin mudah dimengerti. Hasilnya? Lebih banyak tanda tanya daripada jawaban.
Lantas, dari semua game yang sempat meluncur di industri, game-game apa saja yang sempat membuat JagatPlay kebingungan? Game-game yang sampai sekarang masih mengundang tanda tanya dengan satu pertanyaan yang sama – “Apa yang sebenarnya terjadi?”.
Salah satu hal terburuk yang bisa Anda lakukan untuk membangun cerita sebuah karya fiktif adalah dengan melemparkan begitu banyak istilah tanpa usaha yang kuat, menjelaskan setiap dari mereka. Hal inilah yang mungkin bisa disimpulkan mengapa Final Fantasy XIII merupakan salah satu game Final Fantasy dengan cerita paling membingungkan. Sejak awal, Anda terus dilempar dengan istilah asing seperti C’ieth, fal’Cie, dan l’Cie dengan kompleksitas peran mereka masing-masing. Tidak cukup dengan itu? Garis cerita yang bisa dibilang kurang jelas di seri perdananya, berusaha diperluas dengan dua seri selanjutnya yang juga sama sulitnya untuk dimengerti. Kesimpulan yang bisa ditarik dari keseluruhan plot trilogi Final Fantasy XIII? Sebuah benang kusut tanpa ujung.
Anda seekor kambing, gamer tentu sangat mengerti bagaimana game seperti ini akan menawarkan sebuah pengalaman yang unik. Benar saja, Goat Simulator berangkat dengan sensasi yang tidak akan pernah Anda temukan sebelumnya. Permasalahannya? Untuk Anda yang sekedar penasaran dengan latar belakang cerita atau setidaknya motif yang mendorong si kambing untuk menggila dan menghancurkan kota, Anda akan tetap ditinggalkan lebih banyak tanda tanya daripada jawaban yang pasti. Apa yang membuat si kambing ini punya kekuatan super? Indikasi yang diperlihatkan oleh beragam setting dan easter egg dalam kota hanya membuka lebih banyak spekulasi. Seekor kambing hasil eksperimen? Atau kambing keturunan Baphomet yang merencanakan akhir dunia? Hingga kini, tetap tanpa jawaban.
Bukan perkara mudah untuk memahami apa yang sebenarnya tengah terjadi di Chrono Cross, apalagi jika Anda termasuk anak-anak / remaja pecinta RPG yang tertarik menjajalnya hanya karena sedikit asosiasinya dengan Chrono Trigger atau sekedar visualnya yang terhitung ciamik di masa lalu. Chrono Cross membawa Anda pada kisah seorang anak muda bernama Sarge yang tenggelam dan terlempar ke sebuah dunia yang tidak pernah ia mengerti. Di sisi lain, Anda juga memainkan seorang karakter yang terlihat “antagonis” – Lynx yang tampaknya tengah berusaha menyelesaikan agendanya sendiri. Begitu banyak kota dan karakter dengan latar belakang berbeda yang akan Anda temui. Pada akhirnya? Sebuah kisah berbasis parallel world yang akan membuat otak Anda hangus jika tidak diperhatikan dengan seksama.
Kingdom Hearts pertama adalah sebuah game indah, menyenangkan, dan menarik. Melebur semesta Final Fantasy dan Disney di dalam ruang yang sama, Anda berperan sebagai Sora dan Keyblade-nya yang bisa digunakan untuk membuka kunci dunia. Melawan para Heartless yang tampaknya berusaha menculik para putri dari dunia dongeng Disney, ceritanya begitu sederhana. Sampai Anda bertemu dengan Kingdom Hearts 2. Perjalanan Anda dibuka dengan memainkan Roxas, sosok karakter baru yang tidak pernah ada di Kingdom Hearts pertama, yang tiba-tiba terlihat memiliki peran signifikan dalam cerita. Tidak hanya itu saja, varian musuh baru mulai terbuka – para Nobody yang merupakan konsekuensi dari munculnya Heartless. Kemudian Anda bertemu dengan karakter yang selama ini disajikan kepada Anda sebagai tokoh antagonis utama, yang kini justru terlihat seperti harapan utama untuk menyelamatkan semesta. Semua kalimat di atas membuat Anda garuk-garuk kepala? Reaksi sama yang kami tunjukkan ketika memainkan game ini untuk pertama kalinya di era Playstation 2 dulu. Apalagi kami tidak sempat menjajal Kingdom Hearts: Chain of Memories yang dirilis hanya untuk GBA sebelum Kingdom Hearts 2 meluncur ke pasaran.