Sesuatu yang mengagumkan tentu saja, melihat sebuah franchise yang seolah sudah berada di penghujung hidup, tiba-tiba menemukan momentumnya untuk hidup kembali berkat sebuah seri baru yang luar biasa. Kalimat yang satu ini memang menjelaskan kondisi Wolfenstein yang berada di bawah tangan MachineGames dan Bethesda saat ini. Ia memang dikenal sebagai franchise FPS legendaris yang terus berusaha tampil relevan di beberapa platform generasi sebelumnya, namun tidak pernah berakhir manis. Namun kehadiran Wolfenstein: The New Order tahun lalu seolah menjadi katalis, membuat denyut jantung franchise ini kembali berdetak kuat. Sensasi FPS klasik yang didukung variasi elemen yang kuat menjadikannya sebagai salah satu FPS terbaik yang diluncurkan tahun lalu. JagatPlay bahkan tidak ragu untuk menjadikan Wolfenstein: The New Order sebagai FPS of the Year kami.
Berangkat dari kesuksesan inilah, muncul sebuah ekspektasi berlebih bahwa daya magis yang sama akan bisa mereka tawarkan di Wolfenstein: The Old Blood, sebuah seri prekuel yang ditawarkan sebagai standalone DLC. Ini berarti, Anda tetap bisa memainkan The Old Blood tanpa perlu memiliki basis game The New Order itu sendiri. Diumumkan lewat sebuah trailer unik yang menarik hati, The Old Blood melemparkan kesan kuat bahwa ia ingin membawa gamer kembali ke akar Wolfenstein di masa lalu. Pertempuran epik di dalam kastil, melawan Nazi dan senjata supranatural mereka yang misterius, dengan ciri khas karakter utama yang tetap sama.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Wolfenstein: The Old Blood ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah seri yang kalah greget? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
↧