1 April. Tanggal yang satu ini memang seringkali diasosiasikan sebagai momen tepat, setidaknya bagi banyak pelaku di industri game, dari developer hingga publisher, untuk melemparkan ide paling kreatif mereka dengan satu tujuan yang sama – membohongi para gamer dengan tujuan sekedar bersenang-senang. Namun di tahun 2003 silam, 12 tahun yang lalu, ada sebuah keputusan besar yang akan membuat banyak gamer di seluruh dunia – setidaknya mereka yang mencintai JRPG – berharap bahwa ia hanyalah sebuah lelucon besar. Namun seberapa kuat pun mereka mengucek mata atau mencubit mereka sendiri, ia tidak pernah berakhir menjadi mimpi. Keputusan Squaresoft untuk bergabung dengan Enix menjadi fakta yang tidak terbantahkan.
Di awal, adalah rasa optimis yang begitu besar. Gamer mana yang tidak pernah mengenal nama Squaresoft sebelumnya, apalagi mereka yang tumbuh besar dengan Playstation pertama sebagai platform utama. Dari tangan dingin developer Jepang ini, banyak game JRPG keren seperti seri-seri Final Fantasy, misalnya, muncul ke permukaan dengan kualitas yang luar biasa. Sementara Enix dengan Dragon Quest dan Valkyrie Profile juga menawarkan sensasi JRPG yang tidak kalah memesona. Membayangkan bahwa dua perusahaan raksasa yang melebur menjadi satu ini seolah menjadi sebuah mimpi besar. Ada keyakinan bahwa kombinasi keduanya akan membawa JRPG ke level yang baru.
Namun sayangnya, semua harapan tersebut justru padam dalam waktu begitu cepat. Terlepas dari pesona beberapa game awal seperti Valkyrie Profile: Silmeria yang luar biasa, Square Enix justru terlihat kian lemah seiring dengan waktu berjalan. Merger keduanya berakhir mimpi buruk. Alih-alih lebih sering mengeluarkan game yang menjadi andalan mereka di masa lalu, perusahaan raksasa ini seolah kehilangan arah. Banyak franchise klasik mati begitu saja tanpa ada usaha untuk mengeksplorasi potensinya lebih jauh, sementara game-game baru yang muncul keluar dengan kualitas di bawah ekspektasi. Square Enix terus berjuang keras untuk membuktikan dirinya sebagai perusahaan yang relevan, bahkan hingga saat ini. Sedikit menyedihkan melihat bahwa game-game racikan developer Barat yang berada di bawah bendera mereka justru memperlihatkan produk yang jauh lebih berkualitas.
Squaresoft mungkin sudah “tewas” dan berganti nama. Namun sepak terjang developer Jepang ini di masa lalu tetap tidak bisa diabaikan begitu saja. Lewat sepak terjang mereka, begitu banyak game luar biasa lahir dalam periode yang begitu singkat. Game-game yang jauh di lubuk hati kita yang terdalam, sangat diharapkan untuk lahir kembali suatu saat di masa depan, dalam format platform generasi terbaru yang tentu saja, menggoda. 13 tahun yang lalu, Squaresoft adalah sebuah monumen kesuksesan dan kualitas yang dipandang begitu tinggi oleh gamer.
Lantas, dari sepak terjangnya sebelum bergabung dengan Enix, apa saja game terbaik yang pernah ditelurkan oleh developer yang satu ini? Kami memilh 15 di antaranya:
15. Bushido Blade 2
Definisi game fighting dengan senjata saat ini mungkin mengarah pada nama Soul Calibur dari Project Soul dan Bandai Namco. Padahal di masa kejayaan Playstation pertama dulu, Squaresoft juga sempat memperkenalkan konsep pertempuran yang serupa lewat Bushido Blade, yang meluncur lewat dua seri. Pertempuran dalam ruang tiga dimensi yang luas, dengan permainan pedang sebagai fokus, Bushido Blade menawarkan sensasi gameplay yang lebih realistis. Ia tidak seperti game fighting saat ini dengan efek serangan dan kehancuran di mana-mana, tetapi lebih mengacu pada seberapa baik Anda memilih timing untuk menyerang dan bertahan. Banyak karakter unik dengan senjata menyeramkan muncul, namun semuanya berakhir pada mekanik yang sama. Salah saja memperhitungkan gerak lawan, maka Anda harus bersiap mengeyam kekalahan.
14. Chocobo Racing
Siapa yang mengira bahwa nama Squaresoft akhirnya akan tiba di sebuah game racing? Memanfaatkan franchise Final Fantasy-nya yang sudah mencapai angka 9 di kala itu, Squaresoft memutuskan untuk mengadopsi mekanik game fun racing yang sama dengan apa yang dilakukan Nintendo di Mario Kart. Sebuah konsep yang ternyata berakhir sukses. Dengan menjadikan si binatang ikoniknya – Chocobo sebagai bintang, Anda akan berhadapan dengan karakter imut Final Fantasy yang lain dalam track dengan tema yang begitu kental dengan franchise JRPG ini. Berlomba menjadi yang tercepat sembari meluncur serangan Magic di sepanjang track, desain music dan setting yang ada begitu memesona. Bagian terbaiknya? Anda berkesempatan membuka karkater seperti Squall dan Cloud yang juga ikut bergabung dengan kendaraan unik mereka masing-masing.
13. Legend of Mana
Dari semua franchise yang diperjuangkan Square Enix di masa lalu, nama Legend of Mana adalah salah satu yang sangat disayangkan, tenggelam begitu saja. Dengan format dua dimensi yang penuh warna, Legend of Mana membawa Anda pada petualangan menyelamatkan dunia, dengan kesempatan untuk membangun tata letak setiap kota di dunia Anda sendiri. Menjadikan action RPG sebagai gameplay utama, Anda akan berhadapan dengan varian musuh yang beragam, dengan variasi cerita yang tidak kalah kuat. Banyak gamer yang mungkin akan menolak memainkan game ini hanya karena visualnya yang “kekanak-kanakan”, namun mereka yang meluangkan waktu akan dibayar dengan salah satu pengalaman RPG terbaik di pasaran.
12. Final Fantasy VII
Hampir tidak mungkin rasanya untuk sama sekali tidak membicarakan Final Fantasy ketika kita membahas sepak terjang Squaresoft di masa lalu. Selama sepak terjangnya hingga tahun 2003, di luar seri spin off yang ada, Squaresoft melahirkan 11 buah game Final Fantasy, hingga X-2. Setiap darinya tampil unik, dengan sistem dan daya tarik yang berbeda. Namun, ada yang begitu istimewa dengan Final Fantasy VII, yang namanya masih bergaung hingga saat ini. Kita tidak tengah membicarakan bagaimana semesta ceritanya kian luas lewat konten ekstra dalam bentuk game dan film seperti: Advent Children, Crisis Core, Dirge of Cerberus, atau Last Order. Final Fantasy VII meraih popularitas tinggi karena statusnya sebagai JRPG pertama Squaresoft yang akhirnya masuk ke ranah polygon 3D. Model cerita dalam bentuk FMV singkat seolah menyempurnakan elemen lain yang sudah dieksekusi dengan sempurna, dari cerita, karakter, battle, summon, hingga music-nya. Bulu kuduk gamer JRPG mana yang tidak berdiri setiap kali mendengar “One Winged Angel” dari Nobuo Uematsu?