Quantcast
Channel: Features – Jagat Review
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1744

Review Metro Redux: Lompatan Visual!

$
0
0
Metro 2033 Redux JagatPlay (74)

Metro 2033 Redux JagatPlay (74)

metro redux (3) Proses HD Remaster memang menjadi salah satu formula yang tengah digandrungi developer dan publisher saat ini. Tren ini kian populer setelah kehadiran konsol generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One di pasaran. Proses pengembangan yang lebih sederhana untuk sebuah produk yang sebenarnya sudah menemukan bentuk akhir dan basis fans yang kuat tentu menyisakan developer pada satu tugas utama – memastikan kualitas visual yang lebih sempurna dan mengikuti perkembangan zaman. Menariknya lagi? Terlepas dari beragam kritik yang selalu mengemuka setiap kali sebuah pengumuman proyek HD Remaster dilemparkan, game-game mampu meledak di pasaran, seperti yang terjadi dengan Tomb Raider: Definitive Edition dan The Last of Us Remastered. Tidak lagi sekedar game third person shooter, sebuah franchise FPS besar juga menempuhnya. Benar sekali, kita tengah membicarakan Metro. Identitas yang kuat, alunan cerita yang keren, dan presentasi visual yang memesona memang menjadi salah satu kunci utama mengapa franchise Metro dari 4A Games mampu menarik perhatian massa. Ada sesuatu yang menarik dari kisah perjalanan untuk mencari kebenaran di sebuah dunia post-apocalyptic yang mencekam dan penuh rasa keputusasaan ini, yang diperlihatkan oleh dua buah seri berkesinambungan – Metro 2033 dan Metro: Last Light. Selisih “umur” yang cukup jauh dan implementasi engine yang lebih canggih di seri terakhir, akhirnya mendorong 4A Games untuk merilis game ini dalam sebuah format yang terasa lebih menyatu. Semuanya ditawarkan oleh proses HD Remaster yang tidak sekedar menyuntikkan resolusi atau framerate yang lebih tinggi. Sebuah solusi yang disebut sebagai Metro Redux. Setelah penantian yang cukup lama, 4A Games akhirnya merilis Metro Redux ke pasaran, untuk PC dan konsol generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One, tentu saja.Lantas, apa yang ia tawarkan? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah proyek dengan lompatan visual? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Tanpa Tambahan Konten Signifikan

Metro 2033 Redux JagatPlay (6) Seperti halnya game-game HD Remaster yang meluncur ke pasaran sebelumnya, Metro Redux yang merupakan paket berisikan dua game terpisah: Metro 2033 Redux dan Metro: Last Light Redux juga tidak menawarkan tambahan konten yang signifikan di sisi cerita, apalagi mengingat kedua game ini juga tidak menyuntikkan mode multiplayer sama sekali. Anda masih akan bertemu dengan jalinan cerita yang sama, sebuah skenario post-apocalyptic dimana manusia dipaksa untuk hidup di terowongan bawah tanah yang dihubungkan dengan jalur kereta. Sementara bumi yang dulunya indah, kini dihuni oleh begitu banyak makhluk mematikan yang siap untuk memburu dan memangsa mereka yang berani memperlihatkan diri. Semua perjalanan ini dilakukan dari kacamata sang karakter utama – Arytom. Sejak diperkenalkan untuk pertama kali, 4A Games memang menjadikan perombakan visual sebagai nilai jual utama Metro Redux itu sendiri, dengan Metro 2033 sebagai fokus. Secara gameplay, Anda tidak akan menemukan sesuatu yang berbeda secara signifikan. Walaupun harus diakui, implementasi engine teranyar di Metro 2033 memang membuat skema kontrol senjata dan gerak yang lebih nyaman untuk dikuasai. Setidaknya cukup untuk memastikan Anda tidak tewas melawan para Bandits hanya karena kesulitan untuk melihat posisi lawan atau senjata yang dirasa tidak responsif dan menghasilkan impact yang dibutuhkan. Walaupun demikian, ada sedikit penyempurnaan, termasuk sensasi menggunakan senjata yang kini lebih nyaman. Dialog dan voice acts versi original juga dipertahankan. Menariknya lagi? Seperti yang sempat mereka terapkan di Metro Last Light dahulu, gamer kini juga berkesempatan untuk memilih satu di antara dua pilihan gaya bermain – Survival dan Spartan di Metro 2033 Redux. Survival akan membawa Anda pada pengalaman Metro yang sesungguhnya, dimana resource senjata mengalami limitasi ketat, dimaan Anda akan lebih didorong untuk beraksi sefektif mungkin karena hal ini. Sementara Spartan memberikan kesempatan untuk mencicipi game ini dengan cita rasa game FPS yang lebih mainstream, dimana peluru tidak akan menjadi masalah yang  berarti. Namun pada akhirnya, secara garis besar, sisi gameplay yang ditawarkan oleh Metro Redux tidak banyak berbeda dibandingkan dengan versi original masing-masing. Satu hal yang cukup terasa berbeda, setidaknya di Metro 2033 Redux, adalah penambahan beberapa animasi gerakan untuk menghasilkan efek yang lebih dramatis dibandingkan seri originalnya. Sementara dari sisi percakapan, dialog yang disuntikkan masih hadir sama persis dengan versi awalnya, lengkap dengan voice acts yang ada. Masalah klasik seperti suara dialog yang bertabrakan satu sama lain dan justru membuat pesan utama tidak tertangkap dengan baik masih terasa di sini.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1744

Trending Articles