Quantcast
Channel: Features – Jagat Review
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1742

Review Fatal Frame – Maiden of Black Water: Mengkilap, Menegangkan!

$
0
0

Apakah Koei Tecmo akan mengeksplorasi kembali Fatal Frame sebagai sebuah franchise di masa depan? Untuk saat ini, tidak ada yang tahu. Setelah rilis Fatal Frame: Maiden of Black Water di tahun 2014 silam, yang tersedia eksklusif hanya untuk Nintendo Wii U saja, tidak ada lagi pembahasan aktif terkait franchise yang menjadikan kamera sebagai senjata ini. Karena harus diakui, keputusan untuk merilis seri terakhir tersebut hanya untuk Wii U saja bukanlah keputusan yang baik. Wii U sebagai sebuah ekosistem terhitung sebagai produk gagal dari sisi penjualan, yang juga diperburuk dengan limitasi performa mesin yang ada. Tidak mengherankan jika banyak yang menyambut dengan tangan terbuka untuk rencana rilis ulang yang dilakukan Koei Tecmo. Bahwa tidak lagi harus terperangkap dalam ekosistem Wii U yang terbatas, Fatal Frame: Maiden of Black Water akhirnya akan dilepas di semua platform yang ada, termasuk konsol generasi terbaru dan PC. Dengan ekstra performa yang ada, mereka tentu tidak hanya menawarkan perbaikan di sisi kualitas visual saja, tetapi juga fitur tambahan dan ekstra modernisasi untuk membuatnya lebih nyaman untuk dinikmati. Sementara dari sisi cerita, ia tetap menawarkan konten yang serupa dengan seri originalnya. Dan seperti game-game Koei Tecmo pada umumnya, ini juga berpusat pada karakter-karakter wanita dengan desain dan kostum yang menarik. Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh rilis ulang Fatal Frame: Maiden of Black Water ini? Mengapa kami menyebutnya seabgai seri yang lebih mengkilap dan menegangkan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Masih Fatal Frame yang Anda Kenal

[caption id="attachment_131008" align="aligncenter" width="3840"] Maka seperti kebanyakan proyek remaster, rilis ulang Fatal Frame: Maiden of Black Water ini datang dengan visual lebih baik, namun menyisakan masalah-masalah sama di versi originalnya.[/caption] Mengingat proyek ini adalah sebuah rilis ulang atau dalam bahasa kerennya “remaster”, maka Anda bisa mengantisipasi konten yang sama dengan Fatal Frame:  Maiden of Black Water berserta semua kelemahannya. Kelemahan? Benar sekali, karena salah satu keluhan utama dari seri original game ini adalah caranya menyampaikan narasi. Datang dari perspektif tiga karakter berbeda: Yuri, Ren, dan Miu yang notabene memiliki latar belakang berbeda dengan konflik-nya masing-masing, berusaha mencari benang merah soal apa yang terjadi di seri bisa berujung membingungka karena begitu banyaknya scene flashback dan nama yang terlibat. Apalagi mengingat beberapa bagian cerita disajikan dalam bentuk jurnal yang harus dibaca. Ada harapan sebenarnya mereka sedikit memperbaiki hal ini di versi rilis ulang yang sepertinya tidak terjadi. [caption id="attachment_131009" align="aligncenter" width="3840"] Cerita dari beragam perspektif dan tersebar di ragam jurnalnya tetap membingungkan.[/caption] [caption id="attachment_131010" align="aligncenter" width="3840"] Aksi foto-foto untuk membasmi para hantu ini tetap seru dan menyenangkan![/caption] Untungnya, Fatal Frame: Maiden of Black Water datang dengan gameplay yang tetap seru dan menegangkan. Untuk Anda yang tidak terlalu familiar dengan franchise ini, mengingat ia merupakan sumber inspirasi utama game Indonesia – Dreadout, kamera Obscura yang Anda gunakan adalah senjata utama andalan Anda. Benar sekali, satu-satunya cara untuk melindungi diri dan menundukkan beragam setan yang Anda temui adalah dengan memotret mereka. Damage untuk setiap potret akan sangat bergantung pada jenis lensa dan jenis film yang Anda gunakan. Tenang saja, selalu ada opsi belanja item penyembuh dan varian film di setiap pergantian chapter untuk mempersiapkan diri. Tentu saja, aksi Anda di setiap chapter akan dinilai menggunakna sistem skor yang akan menentukan berapa jumlah Points yang bisa Anda gunakan. Points bisa didistribusikan sebagai “uang” untuk membeli beragam item penyembuh misalnya, atau digunakan untuk aksi upgrade kamera dan lensa, yang tentu saja akan membuat mereka lebih kuat. Kamera milik Ren dan milik Yuri / Miu juga memiliki kemampuan berbeda satu sama lain, dan untungnya, menggunakan sistem Points yang terpisah untuk digunakan. Sementara strategi memotret Anda juga akan memainkan peran penting, dimana damage yang dihasilkan akan sangat ditentukan oleh jenis film, apakah foto tersebut terjadi pada saat Anda melakukan counter-attack atau tidak, apakah Anda berhasil menangkap setidaknya 5 objek arwah sekaligus, atau apakah Anda berada dalam status basah atau tidak. Ini semua tetap mengikuti mekanik original Fatal Frame: Maiden of Black Water yang sudah Anda kenal. [caption id="attachment_131012" align="aligncenter" width="3840"] Ada opsi upgrade kamera untuk aksi foto hantu lebih efektif.[/caption] [caption id="attachment_131011" align="aligncenter" width="3840"] Pada dasarnya, seri ini lebih terasa seperti game survival horror daripada horror yang sesungguhnya.[/caption] Untuk Anda yang tidak terlalu familiar, cita rasa game ini memang lebih mengakar ke survival horror daripada sebuah game horror murni. Mengingat Anda selalu akan dipersenjatai dengan kamera Obscura, Anda selalu punya kesempatan untuk melawan balik setiap ancaman yang ada. Hanya akan ada satu atau dua kejadian di awal permainan dimana satu-satunya opsi hanyalah berlari. Mengingat Anda juga bisa mengakses inventory item kapanpun Anda inginkan, bahkan pada saat tercederai oleh hantu yang ada, kesempatan Anda untuk bertahan hidup memang besar. Berita baiknya? Ia juga jarang menggunakan elemen jump-scare ala game-game horror Amerika Serikat. Datang dengan indikator putih yang berarti menunjukkan kesempatan foto di dalam satu area, sumber kengerian yang sering Anda temukan hanyalah para setan yang mondar-mandir tanpa alasan jelas di dalam area yang Anda kunjungi. Satu hal lain yang harus Anda – gamer yang tak terlalu familiar dengan Fatal Frame: Maiden of Black Water perhatikan juga datang dari gaya ceritanya yang membuat progress bisa terkadang berujung terasa repetitif di sini. Apa pasal? Karena bukan hal yang jarang Anda akan menemukan situasi dimana Anda berujung mengunjungi tempat yang sama 2-3x dengan karakter yang berbeda untuk mendorong cerita. Walaupun terkadang ia cukup “terobati” dengan akses lokasi baru yang tidak tersedia sebelumnya, namun struktur seperti ini bisa berujung membosankan. Konsep dunia yang lebih terbuka dengan jalur jalan bercabang juga tidak lantas membuat Anda bisa menjelajahinya dengan bebas, mengingat selalu ada satu jalan spesifik dimana Anda akan berujung dituntun bergerak.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1742

Trending Articles