Sepak terjang Arc System Works di genre game fighting memang suidah terhitung panjang. Lewat beberapa judul yang sepertinya tidak akan asing lagi bagi gamer, mereka terus memoles keahlian mereka, terutama dari sisi presentasi yang ada. Puncaknya pun terbayar manis ketika proyek Dragon Ball FighterZ bersama dengan Bandai Namco meluncur ke pasaran, berujung dipuja-puji oleh para fans, terutama karena kemampuannya untuk menghadirkan mekanik pertarungan yang tidak hanya seru dan fun, tetapi juga presentasi visual yang mampu mewakili apa yang dicintai banyak orang dari Dragon Ball. Sepak terjang mereka kemudian berlanjut ke Granblue Fantasy Versus yang tak kalah ciamik hingga akhirnya tiba di Guilty Gear Strive.
Anda yang sudah membaca artikel preview kami sebelumnya sepertinya sudah punya gambaran apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Guilty Gear Strive ini. Pujian tertinggi memang pantas diarahkan pada kualitas visual yang di titik ini, tak sulit untuk disebut sebagai salah satu game fighting terindah yang pernah dirilis ke pasaran. Arc System Works berhasil membuat kualitas visual cell-shading ke level yang baru, penuh detail, kontras, dan efek tata cahaya yang menawan. Sementara dari sisi mekanik? Mereka kembali dengan implementasi yang bersahabat bagi gamer pendatang baru seperti kami, namun punya kedalaman tersendiri bagi mereka yang ingin menguasainya.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Guilty Gear Strive ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang penuh dengan wangi kemenangan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Plot
[caption id="attachment_127735" align="aligncenter" width="1280"]
Strive menawarkan cerita kelanjutan dari seri Guilty Gear sebelumnya sekaligus jadi akhir saga Sol Badguy.[/caption]
Sejujurnya jika Anda seperti halnya kami, tidak terlalu mengikuti plot Guilty Gear sebelumnya dan tiba-tiba langsung terjun ke Strive, maka hampir mustahil Anda akan memahami apa yang sebenarnya terjadi dari sisi plot untuk seri ini. Secara sederhana, Strive diposisikan sebagai akhir cerita alias konklusi untuk saga sang karatker utama – Sol Badguy. Ia tentu saja dipenuhi dengan banyak jargon dan karakter yang akan punya lebih makna jika Anda paham soal apa yang terjadi di seri-seri sebelumnya.
Guilty Gear Strive berfokus pada konflik antara dua karakter utama – “That Man” – Asuka dan seorang karakter misterius bernama Happy Chaos yang terlihat memiliki kemampuan magis yang super kuat pula. Kemunculan kedua karakter ini di saat yang sama memberikan sinyal kuat bahwa sebuah malapetaka menunggu untuk terjadi, terutama di tengah berkumpulnya kepala negara dunia. Kecurigaan dan kekhawatiran tersebut pun terbukti dengan kembali Sol BadGuy, mau tidak mau, terserap ke dalam misi untuk menyelamatkan dunia. Pertarungan pun tak terhindarkan, apalagi setelah jelas keterlibatan karakter super kuat lainnya seperti Axl dan I-NO yang ikut terlibat di dalamnya.
[caption id="attachment_127732" align="aligncenter" width="3840"]
Kehadiran Happy Chaos seolah menjadi sinyal awal kehadiran bencana di Strive.[/caption]
[caption id="attachment_127709" align="aligncenter" width="3840"]
Arc System Works menawarkan beberapa hal untuk menjelaskan lore Guilty Gear sebelumnya. Namun harus diakui, tetap sulit untuk mendapatkan pemahaman apa yang terjadi dengan karakter dan dunia yang ada.[/caption]
Arc System Works sebenarnya juga jelas berupaya untuk membuat plot Guilty Gear lebih mudah diserap untuk gamer pendatang baru yang tertarik untuk menikmatinya. Mereka memberikan tiga opsi untuk itu – sebuah glossary untuk menjelaskan ragam jargon yang ada, sebuah chart untuk menjelaskan hubungan tiap karakter di beragam arc yang berbeda, dan sebuah baris cerita berbasis timeline untuk mengerti apa yang terjadi secara kronologis. Berisikan informasi super padat, ini memang menuntut ekstra waktu tertentu untuk diselami dan dimengerti. Karena harus diakui, bahkan informasi-informasi ini pun tak bisa dibilang cukup sederhana.
Satu pendekatan menarik yang tidak pernah kami temukan sebelumnya pula (yang kabarnya sempat diimplementasikan di seri Guilty Gear sebelumnya) adalah sistem Story Mode tanpa level interaktivitas sama sekali. Bahwa tidak seperti game fighting kebanyakan yang biasanya akan melebur cerita sinematik dan sedikit mode bertarung dimana Anda berperan menjadi siapapun yang di chapter tersebut tengah menjadi karakter utama, Guilty Gear Strive memutuskan untuk hanya menampilkan sisi sinematik saja. Ini berarti, Story Mode-nya terasa seperti sebuah film anime 3D berdurasi 1,5 – 2 jam, yang untungnya terbagi ke dalam beberapa chapter terpisah. Ini bisa jadi pendekatan yang positif ataupun negatif bergantung pada si gamer itu sendiri.
[caption id="attachment_127711" align="aligncenter" width="3840"]
Tampil bak film anime, Story Mode hadir tanpa interaktivitas sama sekali.[/caption]
Lantas, konflik seperti apa yang menyertai kehadiran Asuka dan Happy Chaos di saat yang sama? Bagaimana I-NO terlibat di dalam konflk ini? Bagaimana kesemuanya akan berakhir untuk seorang Sol Badguy? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda dapatkan dengan menonton Story Mode milik Guilty Gear Strive ini.