Nama besar Arc System Works sebagai salah satu developer game fighting terbaik di industri game memang tidak lagi terbantahkan. Ini berlaku untuk tidak hanya franchise yang mereka lahirkan sendiri, tetapi juga beragam proyek pihak ketiga seperti yang sempat dikerjakan bersama Bandai Namco di Dragon Ball FighterZ dan juga Cygames di Granblue Fantasy Versus. Satu yang menarik? Arc System Works juga tampak berupaya untuk mendorong kualitas tersebut ke level yang baru, terutama dari sisi presentasi visual. Setelah sempat ditunda beberapa kali, bukti dari kerja keras tersebut akhirnya dirilis bersama dengan game fighting teranyar mereka – Guilty Gear Strive.
Kesan Pertama
Menyebut Guilty Gear Strive sebagai salah satu game fighting terindah yang pernah Anda nikmati di platform dan generasi manapun sepertinya bukan pujian yang berlebihan. Seolah belajar banyak dari apa yang sudah mereka capai di beberapa proyek sebelumnya, Guilty Gear Strive mempertahankan cita rasa anime kental dengan visualisasi cell-shading yang tampil penuh detail. Warna, kontras, gerak detail aksesoris karakter, hingga ragam animasi serangan yang bisa dieksekusi tiap karakter tampil memanjakan mata. Semuanya juga dibalut dengan musik rock sang kreator – Daisuke Ishiwatari yang siap untuk membuat adrenalin Anda terpompa secara maksimal.
Ada satu hal yang cukup mengejutkan dari Guilty Gear Strive, yang tidak pernah kami prediksi sebelumnya. Seperti yang kita tahu, pendekatan cerita sinematik di game fighting memang jadi tren baru, terutama setelah apa yang berhasil dicapai Netherrealm dengan beberapa seri Mortal Kombat terakhir. Namun pernahkah Anda menemukan game fighting dengan mode Story yang di dalamnya, sama sekali tidak menawarkan fighting sama sekali? Inilah yang terjadi dengan Strive. Entah karena alasan apa, Arc System Works memutuskan untuk menghadirkan mode Story sebagai sebuah film panjang berdurasi lebih dari 1,5 jam, tanpa level interaktivitas sama sekali. Pendekatan unik yang tidak bisa dibilang berhasil di semua elemen, namun sekali lagi membuktikan indahnya sisi visual dan desain yang ditawarkan seri ini.
Dengan keputusan seperti ini pula, mau tidak mau ia juga membuat mode permainan Guilty Gear Strive ini sendiri terasa terbatas. Dengan tidak adanya elemen fighting sama sekali di mode Story, opsi mode offline Anda kini hanya ada di mode Arcade ataupun Training. Mode Arcade-nya memang punya sedikit elemen cerita lewat percakapan karakter yang ada, namun tak punya elemen sinematik sama sekali seperti di mode Story. Oleh karena itu, dengan sisi gameplay kompetitif yang mudah dimainkan namun butuh komitmen tersendiri untuk dikuasai, Anda akan menghabiskan lebih banyak waktu di mode online. Sayangnya, kami sendiri belum banyak menguji mode yang satu ini, yang membuat akhirnya kami lebih memilih untuk melepas artikel preview terlebih dahulu alih-alih review.
Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, terutama menguji seberapa konsisten netcode online-nya yang di masa beta kemarin berhasil tampil fantastis, izinkan kami melemparkan segudang screenshot
fresh from oven di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan gambaran apa yang ditawarkan oleh Guilty Gear Strive ini. Sebagian besar dari screenshot ini diambil dari mode Story itu sendiri.
So, can you smell the game?
RAW Screenshot
4K dengan Playstation 5