Quantcast
Channel: Features – Jagat Review
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1742

JagatPlay: Game of the Year 2017

$
0
0

 

Tidak terasa, kita sudah hampir melewati 365 hari yang terhitung fenomenal untuk industri game tahun ini. Terasa lebih istimewa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2017 memang pantas untuk menyandang predikat sebagai salah satu tahun terbaik yang pernah dimiliki oleh industri game. Bagaimana tidak? Selama kurun waktu 12 bulan ini, gamer tidak hanya dihidangkan dengan segudang franchise anyar yang baru hendak membangun popularitas, tetapi juga seri-seri terbaru dari franchise raksasa yang sudah begitu diantisipasi.  Apalagi dengan kehadiran konsol terbaru – Nintendo Switch yang berhasil “matang” dengan cepat. Tidak perlu diragukan lagi, tahun ini adalah salah satu tahun terlengkap dan termanis untuk para gamer sebagai sebuah komunitas. Lantas, siapa yang pantas menyandang gelar sebagai yang terbaik? Berikut adalah pilihan kami.

Untuk  membuat penilaian yang lebih objektif dan adil, JagatPlay akan membaginya ke dalam berbagai kategori yang didasarkan pada genre dan berbagai elemen dasar yang membentuk sebuah game. Kami juga menyertakan alasan pemilihan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengapa game-game ini berhasil memenangkan setiap kategori yang ada. Pemilihan pemenang tentu saja didasarkan pada game-game yang pernah kami jajal secara langsung, baik yang sempat kami review maupun tidak sempat kami luncurkan dalam bentuk review. Satu yang pasti, semua game yang masuk ke dalam list pemenang ini memang berhasil meninggalkan kesan yang kuat dan pengalaman unik tersendiri. Bagi Anda, ini bisa menjadi list “must play”, apalagi bagi Anda yang bahkan belum pernah mendengar nama tersebut sebelumnya.

Jadi game apa saja yang masuk dalam kategori JagatPlay’s Best Games of 2017 ini? Here we go:

Best Console Exclusive: The Legend of Zelda – Breath of the Wild

Diposisikan sebagai game “pembuka” untuk rilis Nintendo Switch sekaligus jadi game manis penutup usia untuk Nintendo Wii U, Breath of the Wild hadir dengan kualitas yang melebihi harapan. Bahwa semua hype yang selama ini terbangun lewat beragam klaim yang sempat diutarakan Nintendo lewat beragam demonstrasi dan trailer yang ada, terbayar manis. Merombak ulang konsep dunia open-world yang biasanya dipenuhi dengan ikon aktivitas dan misi sampingan yang tak menarik, Breath of the Wild justru lebih menekankan daya tarik gameplay pada sisi eksplorasi. Menemukan rangkaian tantangan ketika tengah berjalan-jalan, dengan kualitas puzzle yang pantas diacungi jempol, ditambah segudang rahasia yang bisa dijelajahi, Breath of the Wild menawarkan sensasi game “petualangan” yang sesungguhnya.

Best Remaster: Crash Bandicoot – N.Sane Trilogy

Crash akhirnya kembali! Setelah permintaan sempat begitu kuat mengarah pada Sony, ia akhirnya dilahirkan kembali oleh Activision dan Vicarious Visions dalam sebuah proyek Remaster untuk Playstation 4 di pertengahan tahun 2017 ini. Bukan sekedar proyek “Remaster” yang menyuntikkan tekstur definisi tinggi dengan model karakter yang lawas, Crash Bandicoot N. Sane Trilogy sebenarnya lebih cocok disebut sebagai sebuah proyek game “Remake” daripada “Remaster”. Vicarious Visions membangunnya kembali dengan menggunakan engine milik Skylanders. Yang menarik? Ia juga diracik untuk mempertahankan tidak hanya tingkat kesulitan versi originalnya sjaa, tetapi juga desain level dan beragam tantangan yang harus dilalui. Semuanya dipadukan dengan ragam fitur dan animasi gerak baru yang masih efektif mengundang gelak tawa. Jika ada sebuah perlakuan yang pantas untuk menghidupkan kembali sebuah ikon yang terlihat tak punya ruang lagi di era gaming modern saat ini, maka Crash Bandicoot – N. Sane Trilogy mengeksekusi semua elemen dengan tepat.

Best Multiplayer: Playerunknown’s Battlegrounds (PUBG)

Dengan rilis versi final 1.0 yang akhirnya dilepas setidaknya seminggu yang lalu, PUBG akhirnya pantas masuk ke dalam daftar game terbaik racikan JagatPlay untuk tahun 2017 ini. Dengan update sebesar 12 GB dari versi Early Access-nya, ia hadir dengan satu peta baru dan ragam fitur berbeda untuk game battle-royale yang satu ini. Walaupun masih terhitung belum sempurna dan masih punya banyak ruang untuk diperkaya, PUBG adalah sebuah fenomena yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Bukan hanya karena gameplay adiktifnya saja yang membuatnya kami pilih sebagai game multiplayer terbaik tahun ini, tetapi juga karena kebijakan yang diterapkan oleh Bluehole Studio sebagai developer. Tetap mempertahankan tingkat harga yang sama setelah rilis final, memastikan lootbox hanya berisikan item kosmetik, dan memperlihatkan komitmen untuk terus menyempurnakan dan merampungkan PUBG sebagai sebuah produk komersial terus memperkuat gelombang optimisme yang sudah tercipta di awal.

Worst Game of the Year: Mass Effect – Andromeda

Apakah Mass Effect: Andromeda secara objektif, sebuah game yang buruk? Tidak jika ia tidak menyandang nama “Mass Effect” di dalamnya. Setelah semua hype dan janji yang sempat dilontarkan oleh EA dan Bioware selama beberapa tahun terakhir ini, ia berakhir jadi game action RPG dengan kualitas yang tidak hanya tidak pantas untuk menyandang nama besar “Mass Effect” yang terasosiasi kuat dengan kualitas franchise sci-fi yang tinggi, tetapi juga di bawah standar jika dibandingkan game action RPG raksasa yang lain. Ternyata, masalah teknis awal dan kontroversi soal animasi wajah buruknya di minggu pertama rilis hanyalah puncak gunung es dari sebuah masalah besar yang tersembunyi dalam. Mass Effect: Andromeda terasa seperti sebuah game Mass Effect yang dibuat oleh orang-orang yang tidak pernah memainkan Mass Effect atau mengerti apa yang membuat trilogi Mass Effect begitu dicintai dan dipuja-puji. Sebuah kekecewaan yang sulit terlukiskan.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 1742

Trending Articles