Clickbait? JagatPlay akhirnya jatuh pada kebutuhan “clickbait” untuk menarik pembaca? Tunggu dulu, sebelum Anda melemparkan semua peluru tuduhan yang Anda persiapkan, izinkan kami memberikan penjelasan terlebih dahulu soal game yang satu ini. Seperti yang Anda tahu, developer indie selalu punya banyak cara untuk melemparkan game-game super kreatif. Di satu sisi, Anda bertemu dengan usaha untuk meracik ulang kesuksesan game lawas penuh nostalgia lewat pendekatan visual yang berbasis piksel. Namun kemudahan untuk melepas rilis game di Steam, juga membuka ruang bagi developer indie untuk menawarkan sesuatu yang kreatif atau sebuah konsep yang mungkin sudah populer di negara lain, namun tak kunjung mendapatkan translasi versi barat yang pantas. Inilah Doki Doki Literature Club yang saat ini tersedia di Steam, gratis!
Dan ketika berhadapan dengan game unik seperti ini, maka kami juga harus mengubah format pembahasan hanya untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman gameplay yang seharusnya. Apalagi jika memang produk tersebut berdiri di atas daya tarik yang begitu rapuh dan rentan untuk dihancurkan, jika Anda tidak masuk dengan ekspektasi yang berbeda. Bagi Doki Doki Literature Club, ini didefinisikan oleh identitas visual novelnya yang berakhir, bukan daya tarik utamanya. Oleh karena itu, sangat esensial dan direkomendasikan untuk Anda yang tengah membaca review ini, untuk tidak membaca review ini lebih lanjut jika Anda tidak ingin pengalaman bermain Anda tercederai. Anda bisa mengunduh game tersebut di sini, dan silakan langsung melompat masuk.
Oleh karena itu pula, kami juga mengubah format review kami untuk game racikan Team Salvato yang satu ini. Bahwa tidak seperti format review game kebanyakan dimana kami menuliskan semua hal yang menarik terkait game ini dan baru menarik kesimpulan, kami akan menuliskan kesimpulan terlebih dahulu di sini. Ia akan merangkum pengalaman kasar seperti apa yang akan Anda dapatkan dan tentu saja, alasan kami merekomendasikannya. INGAT, setelah kesimpulan, apapun yang Anda baca di halaman kedua dan selanjutnya, yang berpotensi untuk mengacaukan pengalaman gaming Anda terkait produk ini, di luar tanggung jawab kami.
(Dimainkan dan di-review dengan SI HITAM MK.I)
SEKALI LAGI, KAMI MEREKOMENDASIKAN ANDA UNTUK MENJAJAL GAME INI TERLEBIH DAHULU TANPA SPOILER, DAN BARU KEMBALI MEMBACA REVIEW INI SETELAH MENYELESAIKANNYA! APAPUN YANG ANDA BACA SETELAH HALAMAN 1 BERPOTENSI MENGACAUKAN / MENGHANCURKAN PENGALAMAN GAMING ANDA YANG SEHARUSNYA!
Kesimpulan
Doki Doki Literature Club adalah sebuah game penuh kejutan, tidak ada lagi kata yang lebih tepat untuk menjelaskan game yang sebenarnya layak dikategorikan sebagai Visual Novel ini. Anda dibawa pada sebuah cerita romansa remaja yang sebenarnya terhitung klise di awal, namun kemudian berhadapan dengan tema yang semakin berat seiring dengan jalannya cerita. Ia awalnya hadir untuk merefleksikan kompleksitas karakter yang masing-masing, punya masalah personal dengan masalah psikologis yang berat. Kerennya lagi? Alih-alih sekedar dilemparkan secara eksplisit, ia menyeruak implisit lewat tulisan-tulisan puisi yang memang, menjadi tema dari game ini, seperti halnya judul yang ia usung. Tulisan-tulisan yang merefleksikan kegelapan di dalam diri remaja yang terkadang, tak akan bisa Anda terima dan tangani begitu saja. Dan percaya atau tidak, Doki Doki Literature Club membawanya lebih dalam lagi.
Walaupun demikian, terlepas dari puja-pujian yang muncul di sana-sini, sulit rasanya untuk tidak mengomentari beberapa kekurangan yang ada, apalagi mengingat ia adalah sebuah game visual novel yang menitikberatkkan diri pada cerita. Walaupun kami termasuk gamer yang tidak terlalu sering memainkan visual novel, baik yang mengusung tema dewasa eksplisit ataupun tidak, namun cerita yang begitu linear masih menjadi kelemahan utama Doki Doki Literature Club. Ia berakhir menjadi game yang meminta Anda untuk mengikuti satu garis cerita yang sudah definitif, walaupun punya cabang kecil di sana-sini. Respon yang terkadang Anda berikan tidak banyak memberikan hasil yang berbeda. Bahkan, hampir sebagian besar waktu gameplay yang Anda habiskan akan berakhir pasif, dengan sekedar membaca cerita yang muncul di layar kaca.
Namun seperti yang bisa Anda prediksi, kami yakin Anda cukup cerdas, bahwa sekedar masalah remaja tidak akan jadi “alasan” mengapa kami meminta Anda untuk tidak membaca review ini sebelum Anda mencicipinya. Ada sesuatu yang lebih menarik menunggu Anda di Doki Doki Literature Club, dan dipadukan dengan skema distribusinya yang cuma-cuma, tidak ada alasan untuk tidak mencicipinya. Siapkan diri Anda, hati Anda, sistem tata suara yang mumpuni, dan masuklah ke dalam sebuah visual novel yang tidak pernah Anda pikirkan, akan membuat Anda jatuh hati ini.
Kelebihan
- Artwork yang memanjakan mata
- Cerita dasar cukup menyentuh, walaupun klise
- Penuh kejutan yang tidak terprediksi
- Musik yang riang
- Desain karakter yang pantas untuk diacungi jempol
- Deskripsi kepribadian karakter via puisi
Kekurangan
- Terlalu linear
Cocok untuk gamer: yang mencari pengalaman gaming yang tidak biasa, ingin mendapatkan tendangan adrenalin dengan cepat
Tidak cocok untuk gamer: yang punya masalah kesehatan terkait jantung, mudah merasa mual