Aneh adalah kata yang mungkin akan meluncur ketika Anda memerhatikan tanggal rilis yang diputuskan EA dan Respawn Entertainment untuk proyek terbaru mereka – Titanfall 2. Berbeda dengan game-game raksasa lain yang biasanya mencari ruang rilis yang lebih “aman” ketika bersaing dengan game raksasa yang lain, apalagi yang mengusung genre yang serupa, mereka cukup gila untuk bersaing di tengah dua nama raksasa yang lain – Battlefield 1 dan Call of Duty: Infinite Warfare. Untuk Battlefield 1 yang notabene merupakan produk di bawah bendera yang sama, EA sendiri yakin bahwa perbedaan tema perang antara kedua franchise ini tak akan mempengaruhi satu sama lain. Besar kemungkinan tanggal rilis ini justru dipilih untuk menandingi COD: Infinite Warfare yang juga membawa pertempuran tersebut jauh ke masa depan dengan tema sci-fi. Lantas, impresi pertama seperti apa yang ditawarkan oleh Titanfall 2 ini?
Kesan Pertama
Sangat disayangkan dan mengejutkan adalah dua kata yang kami pilih untuk menjelaskan impresi pertama untuk Titanfall 2 ini, setidaknya dari mode single player yang ia tawarkan. Mengapa? Bukan karena kualitasnya yang buruk, melainkan karena kondisi sebaliknya. Sangat disayangkan karena dengan popularitas Battlefield 1 dan COD: Infinite Warfare yang lebih kuat, besar kemungkinan gamer FPS dengan budget yang terbatas berakhir melewatkan Titanfall 2 dan menjadikannya sebagai game alternatif yang tak perlu dicicipi dalam waktu dekat. Padahal, ia berakhir jadi sebuah proyek game FPS yang mengejutkan, bahkan untuk kami sendiri. Berangkat dengan ekspektasi yang minimal, mode single player Titanfall 2 hadir dengan satu kata yang tercetak jelas – Memukau!
Tangan dingin Respawn Entertainment yang berisikan para veteran bekas Infinity Ward di kala eksistensi Call of Duty: Modern Warfare di masa lalu kembali memperlihatkan tajinya. Mode single player Titanfall 2 berakhir jauh lebih fantastis dari yang kami bayangkan. Respawn sepertinya masih belum kehilangan sentuhan magis mereka untuk tak hanya membangun sebuah cerita solid dengan karakter yang mudah disukai, tetapi juga atmosfer pertempuran yang epic. Hampir semua hal mereka eksekusi mantap, bahkan cukup untuk membuat kami menyebut bahwa Respawn menangani sensasi parkour yang ada lebih baik daripada apa yang dilakukan DICE di Mirror’s Edge Catalyst. Dikombinasikan dengan inovasi gameplay yang juga tak pernah terpikirkan sebelumnya, ini jadi sebuah eksekusi yang berakhir sangat manis.
Namun untuk sementara ini, kami tentu saja masih belum bisa melakukan review penuh. Kami sendiri baru mencicipi sekitar 2-3 pertandingan multiplayer saja sebelum menulis artikel preview ini, yang tentu saja, akan jadi fokus setidaknya hingga impresi akhir via artikel review siap meluncur. Sembari menunggu waktu yang lebih baik untuk itu, izinkan kami melemparkan segudang screenshot fresh from oven ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran soal apa itu Titanfall 2. It’s awesome!