Bullet Hell Shooter. Kalimat tersebut digunakan untuk mengidentifikasikan genre game shooter dengan tingkat kesulitan tertinggi. Bila Anda sempat melihat game shooter top-down seperti Raiden atau Touho, maka istilah tersebut sangat masuk akal untuk menjelaskan apa yang akan Anda temui. Permainannya sama seperti shooter biasa, dengan pengecualian peluru yang dilontarkan musuh ke arah Anda bisa memenuhi layar! Enter The Gungeon mencoba memadukan Bullet Hell dengan gameplay semi RPG. Hasilnya, game shooter dengan tingkat kesulitan tinggi dan di saat bersamaan tidak membosankan.
Hanya dengan adanya komposisi Bullet Hell saja, Enter The Gungeon mampu memperlihatkan intensitas serangan musuh yang tidak wajar. Meskipun bila dibandingkan dengan game Bullet Hell sejati seperti Touho, game ini tidak se-hardcore itu. Setidaknya Enter The Gungeon masih memberikan celah yang masuk akal untuk dihindari, plus adanya cara untuk menembus peluru musuh dengan menggunakan konsep bernama Dodge Roll. Namun, tidak berarti Anda bisa lama hidup di dalam Gungeon!
Visual dari Enter The Gungeon patut mendapatkan perhatian khusus. Game ini menggunakan tampilan 2D dengan besar pixel yang berlebihan. Jadi, visualnya menyerupai game zaman dulu ketika masa awal video game dimulai. Walaupun visualnya seperti grafik zaman Nintento, game ini sebenarnya menggunakan resolusi yang cukup besar, bisa sampai 1920×1080. Tampaknya developer dari Enter The Gungeon dengan sengaja memperlihatkan seperti apa rasanya bermain game dengan tampilan pixel.
Meskipun demikian, penggunaan palet warna pada Enter The Gungeon tidak sama seperti game pixel zaman dahulu. Warna pada game ini dipoles dengan sangat baik, hingga mampu memperlihatkan gradasi warna gelap dan terang yang patut mendapatkan penghargaan. Animasi gerakannya ketika bermain juga tidak kaku. Semua serangan dan gerakan yang terjadi di layar permainan tidak kalah luwesnya dengan game 3D kaliber AAA.
Hal lain yang menurut kami patut diperhatikan adalah aransemen musik dan suara latarnya. Musik yang diperdengarkan ketika bermain sangat menarik, setidaknya menurut kami, karena musik tersebut dapat dengan pas merangkum kondisi ketika bermain. Apalagi ketika kami menghadapi boss. Aransemen musik ketika melawan boss benar-benar membuat adrenalin kami mengalir, dan melawan boss di game ini benar-benar memorable.
Demi Membunuh Masa Lalu
Narasi yang diperlihatkan oleh Enter The Gungeon sendiri menurut kami sangat menarik. Pada game ini, tersebutlah sebuah dungeon bernama Gungeon, tempat semua senjata dikebumikan. Gungeon yang mulanya adalah museum untuk menyimpan semua jenis senjata dari seluruh dunia ternyata menjadi tempat yang paling dicari oleh orang dengan masa lalu kelam. Karena dalam bagian terdalam dari Gungeon ada senjata unik, yaitu senjata yang bisa membunuh masa lalu!
Itu sebabnya banyak orang bermasa lalu kelam berusaha untuk mencapai bagian terdalam Gungeon. Hanya dengan bantuan senjata tersebut saja mereka dapat menghapus masa lalu dan mengubah hidup. Namun, ada sebabnya sampai sekarang Gungeon masih belum dapat ditaklukan; Gungeon dipenuhi oleh beragam monster yang kuat! Melalui cerita tersebut, Anda akan masuk ke dalam Gungeon sebagai satu dari empat karakter yang ingin mengubah masa lalu mereka.
Narasi di dalam game ini dibawakan dengan baik melalui cutscene 2D yang diikuti oleh musik mantap. Selain itu, game ini juga memberikan dialog ketika Anda memulai percakapan dengan NPC. Isi dari dialog yang muncul di dalam game juga cukup menarik. Mereka tidak selalu berisi percakapan serius dan Anda juga dapat menemukan beragam legenda yang ada di dalam Gungeon. Ditambah lagi, NPC yang bisa ditemui di dalam Gungeon muncul secara acak! Jadi, belum tentu Anda dapat bertemu dengan NPC yang ditemukan oleh rekan Anda yang main game ini juga!
Review ini menggunakan testbed dari:
Dikerjakan Dengan ROCCAT Isku FX, ROCCAT Kone Pure,ROCCAT Hiro, dan ROCCAT Kave XTD Digital