Sebagian besar dari Anda tentu saja familiar dengan kata “Avatar”. Kita tidak tengah membicarakan para mahkluk biru jangkung dari film garapan James Cameron yang berhasil memukau dunia, tetapi sebuah seri film animasi dari Nickelodeon. Sempat diputar oleh televisi swasta di Indonesia, perjalanan sang Avatar yang merupakan representasi dari keseimbangan dunia membuat banyak orang jatuh hati. Terlepas dari gaya animasinya yang mungkin terlihat anak-anak di awal season, Avatar: The Last Airbender membuktikan tajinya di season akhir, dengan karakter memorable, plot yang kompleks, dan animasi pertempuran yang memukau. Sensasi yang kian disempurnakan di sang seri kelanjutan – The Legend of Korra.
Setelah tewasnya Aang dan dinamika dunia yang berubah drastis dengan perkembangan teknologi yang kian modern, Korra berhadapan dengan bentuk masalah yang berbeda. Satu yang pasti, The Legend of Korra semakin membuktikan diri sebagai sebuah seri Avatar yang solid. Kesempatan untuk mempelajari asal usul lahirnya Avatar dan reinkarnasinya di Season 2, pertempuran keren dengan villain super memorable di Season 3, dan konflik sosial yang kompleks di Season 1 berhasil menyihir begitu banyak fans seri Avatar original, termasuk kami. Dengan rasa cinta kami yang begitu besar sebagai fans seri ini, tidak ada yang lebih membahagiakan selain menemukan fakta bahwa Korra akan mendapatkan seri game-nya sendiri. Bagian terbaik? Platinum Games – developer Jepang dengan track record game action yang tidak perlu diragukan lagi, dinobatkan sebagai si developer.
Dengan semua antisipasi dan campur tangan Platinum ini, bagaimana performa akhir yang ditawarkan oleh The Legend of Korra versi video game ini? Mengapa kami justru menyebutnya sebagai seri game yang mengecawakan para fans, termasuk kami? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
↧