Sebuah game fighting dengan tingkat popularitas yang luar biasa, gamer mana yang belum pernah mendengar nama Mortal Kombat sebelumnya. Berbeda dengan sebagian besar game fighting lain seperti Soul Calibur dan Street Fighter, misalnya, Mortal Kombat tampil sangat lugas merepresentasikan kekerasan dan kekejaman yang terjadi ketika dua petarung dengan kemampuan luar biasa saling bertukar pukulan dan tendangan. Brutalitas yang tidak menahan diri ini bahkan sempat menyeret mereka ke ranah hukum di masa lalu, karena dianggap menjadi contoh yang tidak baik untuk anak-anak. Mortal Kombat juga menjadi alasan diciptakannya sistem rating umur yang kini terus diterapkan untuk memastikan konten game ditujukan pada kelompok gamer yang memang sudah siap untuk mencicipinya.
Ada satu ambisi yang cukup menarik ketika membicarakan Mortal Kombat. Plot cukup kompleks yang dipenuhi dengan beragam karakter ikonik yang tidak lekang dimakan masa memang mengandung potensi yang cukup besar untuk beragam proses adaptasi di luar identitas genre fightingnya. Proses rilis ulang sebagai sebuah film layar lebar di masa lalu juga berujung pada hasil akhir yang manis, bahkan pantas disebut sebagai salah satu film adaptasi game terbaik sepanjang sejarah. Jika harus jujur, dengan begitu banyak karakter yang mengambil model ninja dengan kemampuan bela diri tangan kosong dan jurus-jurus mematikan, Mortal Kombat juga sebenarnya bisa dirilis dalam format genre yang lain. Ide ini juga sempat terpikirkan oleh Midway dan mereka realisasikan dalam satu seri yang sempat dirilis di Nintendo 64 dan Playstation 1 – Mortal Kombat Mythologies: Sub-Zero.
Dirilis di tahun 1997 dan hadir sebagai sebuah game action platformer, MK Mythologies: Sub-Zero tentu saja terdengar sebagai sebuah konsep game yang menarik, setidaknya di mata mereka yang memang menggemari seri MK dan mencintai sosok Sub-Zero. Sayangnya, hasil akhirnya ternyata tidak sesempurna yang dibayangkan, terutama di sisi gameplay. MK Mythologies: Sub-Zero menjadi salah satu momok terbesar franchise Mortal Kombat karena hal ini. Namun tidak bisa dipungkiri, siapapun gamer yang sempat mencicipi game ini di masa lalu tidak akan mudah melupakannya.
Plot
Midway di kala itu memang berencana untuk menghadirkan cabang franchise MK Mythologies untuk menggali lebih dalam latar belakang dari masing-masing karakter ikonik Mortal Kombat sendiri, sesuatu yang tentu tidak bisa mereka lakukan selama bertahan di genre fighting. Seri ini akan mengusung genre platformer, dengan menjadikan satu karakter sebagai tokoh utama di setiap seri yang dirilis. Sang ninja yang mengandalkan elemen es – Sub-Zero berkesempatan menjadi protagonis seri eksperimen ini.
Diposisikan sebagai prekuel, perjalanan Sub-Zero ini berlangsung sebelum dirinya bergabung di kompetisi Mortal Kombat. Sub-Zero adalah salah satu pembunuh bayaran terbaik yang kini berada di bawah komando Lin Kuei dan sang penyihir – Quan Chi. Ia diperintahkan untuk mencuri dan mengambil paksa semua amulet elemen tersebar di seluruh dunia, menundukkan para Dewa yang melindunginya. Misteri menyebar, Sub-Zero sendiri tidak bisa mengerti dengan pasti untuk apa semua hal ini dilakukan. Namun menjelang akhir perjalanan, motif aksi ini semakin jelas. Dimanfaatkan oleh Quan-Chi yang menggunakan keempat elemen ini untuk membangunkan kembali sang dewa tua – Shinnok, Sub-Zero yang dibuang ke penjara memutuskan untuk balas dendam, tentu saja, dengan bantuan sang Dewa Petir – Raiden. Menariknya lagi? Cerita ini berakhir dengan direkrutnya Sub-Zero oleh Shang Tsung sebagai petarung pilihannya di Mortal Kombat, memulai siklus dari seri pertama Mortal Kombat.
Berbeda dengan identitasnya selama ini sebagai sebuah game fighting, MK Mythologies: Sub-Zero adalah sebuah game action platformer klasik, yang meminta Anda untuk bergerak dari titik di sebelah kiri ke ujung yang paling kanan. Walaupun visualisasinya hadir dengan model tiga dimensi, game ini murni game sebuah 2D platfomer yang terbatas, dimana Anda hanya bisa bergerak ke kiri atau kanan saja, tanpa konsep kedalaman level sama sekali. Uniknya? Terlepas dari genre yang sudah berbeda, Midway tetap menghadirkan atmosfer Mortal Kombat yang kental, terutama lewat sistem pertarungan melawan para musuh yang Anda temui di perjalanan. Ditambah dengan serangkaian rintangan platform yang tidak memberikan celah untuk kesalahan sedikit pun, MK Mythologies: Sub-Zero adalah salah satu game tersulit di akhir tahun 90-an. Bukan karena ia memang sengaja diciptakan untuk itu, tetapi karena beragam limitasi yang membuatnya sulit untuk dinikmati dan mudah meninggalkan rasa frustrasi.
The brightside? Sulit untuk melupakan game ini begitu saja.