Ajang Gamescom 2014 memang harus diakui cukup hambar, setidaknya untuk mereka yang menantikan kejutan besar dari Sony. Sebagai produsen dengan tingkat penjualan konsol generasi terbaru tertinggi di pasaran saat ini, dan mengingat seberapa kuatnya presentasi mereka di ajang E3 2013 dan 2014 yang lalu, menjadi sesuatu yang masuk akal untuk mengharapkan sesuatu yang “Wah” dari Sony. Sayangnya, Sony terlihat menahan diri di Gamescom 2014 ini, terutama terkait franchise raksasa yang tengah mereka kembangkan. Selain memberikan ekstra detail untuk game yang memang sudah sempat diperkenalkan sebelumnya, hampir tidak ada yang baru, selain beberapa game independen yang kian memantapkan posisinya di Playstation 4. Namun ada satu game yang berhasil menarik semua perhatian di industri game selama 48 jam terakhir ini. Benar sekali, kita tengah membicarakan P.T.
Ketika Sony memperkenalkan P.T. untuk pertama kalinya di stage utama kemarin, hampir tidak ada gamer yang menaruh perhatian serius. Semuanya menantikan pengumuman yang jauh lebih gila, mengharapkan nama The Last Guardian atau seri terbaru God of War muncul di event yang berlangsung di Jerman ini. Lewat sebuah teaser kecil yang memperlihatkan sekelibat aspek gameplay dan reaksi beberapa tester yang berteriak ketakutan, P.T. ternyata juga dikembangkan oleh sebuah studio baru yang belum pernah diketahu sepak terjangnya – 7780s. Satu yang menarik, bersamaan dengan pengumuman ini, P.T juga mengumumkan bahwa demo awal mereka sudah tersedia untuk para pemilik Playstation 4 secara cuma-cuma. Sebuah kebijakan, yang menurut kami, pantas diapresiasi, untuk sebuah developer yang belum punya nama. Demo ini sendiri disebut-sebut sebagai sebuah teaser interaktif yang belum pernah di industri game sebelumnya.
Dengan berakhirnya presentasi demo, sebagian besar gamer Playstation 4 tentu saja berbondong-bondong memuaskan rasa penasaran mereka dengan P.T. ini. Menariknya lagi? Sony menjadikannya sebagai salah satu game featured di PS Store, menempatkannya di halaman utama untuk memberikan kemudahan proses pencarian. Sebuah langkah yang tentu saja terhitung istimewa untuk sebuah game independen dari developer penuh nama. Gameplay sederhana dengan unsur horror yang begitu kuat, P.T. ternyata bukanlah game yang selama ini kita. Kembali “ditipu” dengan manis oleh si jenius – Hideo Kojima, P.T. ternyata menjadi teaser untuk seri terbaru Silent Hill yan akan ia kembangkan bersama sutradara film raksasa – Del Toro. Begitu informasi ini menyebar di dunia maya, P.T. juga langsung ikut meledak.
Rasa penasaran jugalah yang akhirnya mendorong kami menjajal game ini, setidaknya untuk mendapatkann sedikit gambaran apa jadinya Kojima, yang selama ini menyebut dirinya seorang penakut, diberi kesempatan untuk menangani sebuah game horror. Lagipula, dengan game-game seperti Slenderman, Amnesia, dan Oulast yang pantas masuk ke dalam jajaran game paling menyeramkan di industri saat ini, P.T. secara rasional, seharusnya tidak akan banyak berbeda. Iya, kami salah besar!
Sederhana
Diperkenalkan sebuah teaser dan hanya memuat data sebesar 1.3 GB via PS Store, P.T. hampir mustahil hadir sebagai sebuah game horror kompleks, dengan cut-scene, segudang karakter, atau mekanik gameplay yang membuat sang karakter utama mampu melakukan gerakan yang bervariasi. Benar saja, seperti yang bisa diprediksi, ia menawarkan sensasi gameplay horror yang lebih melekat kuat kepada Slenderman. Walaupun sama seperti Oulast dan Amnesia yang juga menghadirkan karakter utama yang tidak bisa melawan dan hanya bisa berlari, P.T. dan Slenderman mengusung satu identitas yang sama – ruang gerak yang sangat terbatas. Perjalanan Anda menyelesaikan game ini tidak akan ditentukan dari perjalanan dari satu area baru ke area baru lainnya, tetapi hanya berkisar di satu tempat yang sama secara berulang. P.T. akan memerangkap Anda hanya di dalam sebuah rumah.
Bangun dan berhadapan dengan satu-satunya pintu di depan mata, P.T. memang sudah membangun atmosfer penuh misteri sejak awal permainan. Tidak diperkuat dengan narasi apapun, Anda didorong untuk mencari tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi dengan hidup karakter utama yang Anda gunakan lewat progress permainan itu sendiri. Ruangan yang bisa Anda jelajahi juga sangat terbatas: hanya dua koridor panjang yang terbatas dan sebuah kamar mandi. Di sepanjang dua koridor panjang ini, Anda akan melihat tiga buah meja dengan tiga aksesoris berbeda. Satu meja kecil untuk alarm digital, satu meja untuk memuat semua foto pribadi, dan sebuah meja berisikan radio tua yang seringkali tidak mau berhenti meracau.
Puzzle horror, kombinasi dua genre inilah yang tampaknya pantas untuk menjelaskan apa itu P.T. Misi Anda sebenarnya sederhana, hanya berusaha melewati pintu dari satu ujung koridor ke koridor lainnya, dan kemudian masuk dalam proses looping, dan kembali di ruangan yang sama. Namun untuk mencapai progress permainan, Anda harus memicu satu atau dua event tertentu, sebelum Anda menemukan ada sedikit perubahan dan mengetahui bahwa cerita berjalan maju. Tidak ada banyak hint yang diberikan, dan aksi yang bisa Anda lakukan hanyalah melakukan zoom pandangan untuk mencari dan mengaktifkan setiap clue ini. Jika Anda bergerak melewati pintu ujung tanpa menyelesaikan clue yang dibutuhkan sebelumnya? Maka Anda akan masuk ke dalam loop yang sama, tanpa progress.
Tidak ada hint pasti yang diberikan memang menjadi sumber frustrasi tersendiri. Mendekati akhir permainan, puzzle yang dibutuhkan untuk melewati loop tidak lagi sekedar membaca, menemukan, atau memicu event tertentu, tetapi mulai mengarah pada objek majemuk yang harus ditemukan atau dikombinasikan. Sebagai contoh? Ketika Anda harus “mencuri” huruf dari begitu banyak kata yang berceceran di dinding untuk membentuk kata Hell dan menuju pintu ke ujung koridor untuk memicu event yang berbeda. Atau ketika Anda harus mengumpulkan bagian foto yang tersebar di beragam tempat. Tanpa hint sama sekali, game ini memang menuntut Anda untuk melakukan ekstra observasi dengan ketelitian tinggi.
Pada dasarnya, game ini sebenarnya tidak memuat elemen resiko apapun ala game seperti Slender, Outlast, atau Amnesia misalnya. Tidak ada faktor lain yang bisa mengakhiri jalannya permainan atau memaksa Anda untuk mengulang segala sesuatunya lagi dari awal. Satu-satunya yang akan menghentikan langkah Anda menyelesaikan game ini adalah Anda sendiri. Dan percaya atau tidak, menyerah 20 menit sejak memainkan game ini adalah sesuatu yang sangat normal.