“Mmmm… JagatPlay, review Anda sepertinya sudah terlambat dua tahun”, reaksi inilah yang mungkin pertama kali Anda lontarkan ketika membaca artikel yang satu ini. Berbeda dengan konsol generasi terbaru seperti Playstation 4 dan Xbox One yang baru saja dirilis beberapa bulan yang lalu, Nintendo Wii U sudah berada di pasaran dan berjuang selama dua tahun terakhir. Peningkatan performa yang memang signifikan dari sang generasi pendahulu – Wii memang memungkinkan Nintendo menyuntikkan banyak hal, namun tidak cukup untuk bersaing dengan peforma konsol generasi teranyar dari para kompetitor. Seperti kebijakannya terdahulu, Wii U tetap mempertahankan identitasnya sebagai sebuah produk unik dan berbeda.
Nintendo memang sempat berjuang untuk mengikuti alur pasar mainstream, dengan berusaha menarik minat developer pihak ketiga yang lebih masif. Tidak lagi hanya berfokus pada game-game dengan tema keluarga, Nintendo bermimpi untuk menjadikan Wii U sebagai sebuah konsol yang lebih universal, membuatnya memiliki daya tarik di kalangan core gamer yang memang menginginkan game-game dengan tema yang lebih dewasa. Namun sayangnya, mimpi ini mulai tergerus, pelan dan pasti.
Hilangnya dukungan dari publisher raksasa sekelas EA akhirnya membuat Nintendo kembali ke arah yang selama ini membuatnya populer – dengan game-game eksklusif yang mungkin terkesan, hanya diarahkan untuk gamer yang sudah sempat membangun keterikatan emosional dengannya. Di kala supremasi Playstation 4 dan Xbox One yang lebih kuat, Wii U memang tidak terlihat sebagai konsol yang tidak pantas untuk dijadikan alternatif.
Lantas, “ide gila” apa yang akhirnya membuat JagatPlay lebih memilihi memperkuat jajaran konsol generasi terbarunya dengan Nintendo Wii U dan bukannya Xbox One? Pertimbangan seperti apa yang sebenarnya menghinggapi kami? Performa seperti apa juga yang ditawarkan oleh konsol Nintendo yang sudah berumur lebih dari 2 tahun ini? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Spesifikasi Lengkap
Dari tiga nama besar yang ikut bergabung dalam pertarungan konsol generasi terbaru, Nintendo Wii U memang harus diakui menjadi yang paling lemah, tetapi juga unik di saat yang sama. Dengan teknologi yang terhitung jauh lebih “lawas”, ia memang tidak mampu menampilkan kualitas visual sekelas game-game eksklusif yang meluncur untuk Playstation 4 dan Xbox One. Tidak hanya itu saja, kemampuannya bahkan dianggap hanya sedikit lebih kuat dibandingkan Playstation 3 dan Xbox 360, menghasilkan kualitas visual yang tidak banyak berbeda dengan generasi sebelumnya. Walaupun demikian, untuk game-game eksklusifnya sendiri, Wii U tetap berkomitmen untuk menghasilkan visual dalam format Full HD dengan framerate 60fps.
Lantas, spesifikasi seperti apa yang ditawarkan oleh konsol milik Nintendo yang satu ini? Berikut adalah spesifikasi lengkap yang ada:
- CPU: IBM Power-based multi-core microprocessor (3 GHz)
- GPU: AMD Radeon-based High Definition GPU
- RAM: 2 GB RAM (1 GB RAM for system, 1 GB RAM for Games)
- Dimensions: 6.8 x 10.5 x 1.8 inchi
- Wi-Fi: Yes
- Wi-Fi Support: 802.11n, 802.11g, 802.11b
- Supported Resolutions: 1080p, 1080i, 720p, 480p, 480i
- Audio/Video Output: HDMI, Component, Composite, S-Video
- Controller Connection: Wireless
- USB: 4
- Internal Storage: 32 GB
- User Upgradable: Yes
- External Memory: USB Mass Storage, SD, SDHC
- Game Media: Disc
- Online Multiplayer: Yes
- Online Store: Yes
- Backward Compatibility: Wii
- Power Supply: External
Gambaran Performa
Berbeda dengan usaha Playstation 4 dan Xbox One yang mati-matian berusaha menghadirkan kualitas visual serealistis mungkin di game-game eksklusif mereka, keterbatasan Nintendo Wii U di sisi perangkat keras memang tidak memungkinkan hal tersebut menjadi fokus utama. Kembali seperti kebijakan yang mereka terapkan di Wii, prioritas Nintendo saat ini adalah berusaha untuk memvisualisasikan franchise-franchise andalan mereka dalam kualitas definisi tinggi yang lebih baik dan tentu saja framerate yang jauh lebih nyaman dimainkan. Satu yang menarik dari Wii U, hampir sebagian besar game first party mereka menawarkan identitas yang sangat berbeda dengan game-game eksklusif Playstation 4 dan Xbox One. Anda akan berhadapan dengan game-game menyenangkan penuh warna yang tidak hanya mengusung mekanik menarik, tetapi juga unik di saat yang sama. Nostalgia dalam bentuk yang lebih optimal? Selamat tinggal darah dan kematian brutal, seperti kembali menemukan alasan mengapa Anda jatuh cinta pada video game untuk pertama kalinya.
Super Mario 3D World
Mario ditampilkan kembali dalam mekanik dan permainan baru yang lebih menarik, dengan kualitas visual yang kini jauh lebih memesona.
The Legend of Zelda: The Wind Waker HD
Sebuah seri klasik yang berhasil mencuri hati gamer di masa lalu, Nintendo tidak hanya merilis Wind Waker dengan merombak definisi, tetapi mengusung permak visual yang membuatnya tampil lebih indah dengan kontras warna yang lebih terasa memanjakan mata.
Pikmin 3
Pikmin 3 boleh terbilang sebagai ujung tombak untuk memberikan sedikit gambaran bahwa Nintendo tidak pernah tertarik untuk mengubah identitas game-game andalan mereka hanya untuk menarik gamer di pasar mainstream.