6 juta unit di seluruh dunia, tidak ada yang bisa memungkiri bahwa konsol terbaru keluaran Sony – Playstation 4 memang menjadi tren terbaru di industri game. Terlepas dari performa perangkat keras yang diklaim tampil lebih baik daripada sang kompetitor, Playstation 4 juga terus merapatkan barisan di sisi perangkat lunak. Dukungan developer indie bahkan cukup untuk membuat konsol baru ini siap menampung kurang lebih 100 buah game di tahun 2014. Namun, terlepas dari semua janji ini, hampir semua pemilik Playstation 4 sudah tidak sabar lagi ingin melihat kekuatan seperti apa yang sebenarnya disimpan oleh konsol hitam ini. Killzone: Shadow Fall memang menjadi pembuka yang manis, namun serangkain teaser dan trailer Infamous: Second Son menjadikannya sebagai game eksklusif primadona yang baru.
Berhadapan dengan sebuah platform baru yang belum matang dan masih minim game berkualitas, rilis Infamous: Second Son seolah menjadi semacam oase di tengah padang pasir. Semua godaan yang dilemparkan Sucker Punch dan Sony sejak pengenalan Playstation 4 kepada publik akhirnya bisa dibuktikan secara langsung. Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah mendapatkan gambaran cukup jelas akan apa yang ditawarkan game ini. Secara visual, ia memang memesona, merepresentasikan sebuah kualitas yang pantas disebut “next-gen”. Sebuah visualisasi kota Seattle yang ciamik dan kesempatan untuk menjelajahinya sejak awal permainan, Sucker Punch menyuntikkan beberapa hal baru untuk membuat seri ini tampil kian menarik. Namun untuk menyebutnya sebagai sebuah game yang sempurna? Tunggu dulu.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Infamous: Second Son ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game dengan gameplay yang tidak sebanding dengan kualitas visualisasi yang ditawarkan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Tujuh tahun setelah event di New Marais, Cole MacGrath – sang Conduit yang menjadi karakter utama di dua seri pertama Infamous akhirnya memutuskan untuk mengorbankannya nyawanya untuk menyelamatkan manusia. Untuk memastikan dirinya bisa membersihkan wabah mematikan dari The Beast yang hanya membunuh manusia dan tidak memiliki efek apapun bagi para Conduit, Cole memutuskan untuk mengaktifkan RFI. Namun RFI bukanlah sebuah panacea tanpa efek samping. RFI memang membersihkan wabah, namun dipercaya juga melemparkan gelombang yang akan membunuh semua Conduit di seluruh dunia, termasuk dirinya sendiri. Cole mengorbankan para Conduit dan lebih memilih mempertahankan eksistensi manusia sebagai sebuah ras. Namun siapa yang menyangka, Conduit ternyata tidak semudah itu hilang. Satu tahun sejak kematiannya, kasus-kasus munculnya kembali Conduit santer terdengar.
Tujuh tahun setelah Cole tewas sebagai pahlawan, dunia kini dilanda kecemasan karena kurangnya pengetahuan tentang asal usul dan kemampuan yang bisa dilakukan oleh para Conduit. Manusia akhirnya mengambil inisiatif preventif dengan membentuk sebuah bandan khusus – D.U.P (Department of Unified Protection) untuk memburu para Conduit yang tersisa dan melemparkan mereka ke sebuah penjara khusus bernama – Curdun Cay. Anehnya lagi, D.U.P juga dikepalai oleh seorang Conduit yang “membelot” bernama Augustine yang menjadikan beton sebagai kekuatan utama. Dibantu dengan pemberitaan media massa dan berbagai propaganda yang ada, para Conduit kini mendapatkan label baru – Bio-terrorist.
Semua hiruk pikuk ini sebenarnya tidak memiliki pengaruh apapun bagi hidup Delsin Rowe, 24 tahun yang lahir dari latar belakang keluarga Indian Akomish. Seperti seorang pria pemberontak, Rowe sebenarnya hanya tertarik pada dunia seni, lewat kemampuannya menciptakan gambar-gambar mural yang keren. Namun ketika sebuah truk penjara D.U.P terbalik di dekat kediamannya, hidup Rowe berubah 180 derajat. Usaha untuk mencari korban selamat dan pertemuannya dengan seorang Conduit yang tengah melahirkan diri – Hank membuka identitas baru untuk karakter yang satu ini. Ia tiba-tiba bisa menyerap kemampuan Asap dari Hank dan menggunakannya tanpa mengalami masalah sedikit pun. Rowe menyadari ia adalah seorang Conduit.
Pasukan D.U.P bersama dengan Augustine yang tengah mengejar para buronan tersebut akhirnya bersinggungan dengan Rowe yang kini mulai menjadi Conduit yang aktif. Setelah Augustine tanpa perasaan melukai seluruh anggota komunitas Akomish-nya dengan kemampuan beton yang ternyata bisa masuk ke dalam sela-sela tubuh dan tulang dengan mudah, Rowe memutuskan untuk terlibat dalam sebuah pusaran takdir yang lebih besar. Bersama dengan sang kakak – Reggie, Rowe ingin mendatangi Seattle dan berhadapan langsung dengan Augustine. Tidak untuk balas dendam, semata-mata hanya untuk mendapatkan kemampuan beton milik Augustine dan menghilangkan semua luka yang tengah membelit anggota komunitasnya ini. Namun seperti yang bisa diperkirakan, ini tentu saja bukan perkara mudah.
Lantas, mampukah Delsin menyerap kemampuan beton dari Augustine dan menyelamatkan anggota komunitasnya? Tantangan seperti apa yang harus ia tundukkan ketika berada di Seattle? Kemampuan apa saja yang bisa ia kuasai selama menempuh “perang kecil” ini? Semua jawaban dari pertanyaan ini akan bisa Anda jawab dengan memainkan Infamous: Second Son ini.