Berapa banyak dari Anda yang sempat mendengar nama “Nanatsu no Tazai” sebelumnya? Jika Anda tidak familiar dengan nama manga / anime yang satu ini, kami sendiri sangat merekomendasikannya. Sebagai sebuah seri anime remaja dengan aksi heroik yang bisa dibilang klise, ia menawarkan scene dan animasi pertarungan yang terlalu keren untuk dilewatkan begitu saja. Kami bahkan sempat menyebutnya sebagai salah satu seri anime yang cocok untuk dinikmati oleh gamer-gamer pecinta RPG, terutama JRPG. Berita baiknya? Formula yang sejak awal memang sudah terdengar fantastis untuk diadaptasikan sebagai video game ini akhirnya ditangani oleh Bandai Namco. Mereka sudah resmi memperkenalkan Seven Deadly Sins – Knights of Britannia sejak tahun 2017 yang lalu.
Setelah menantikan game yang satu ini cukup lama, kesempatan untuk mencicipinya secara langsung akhirnya tiba. Untuk Anda yang tidak terlalu familiar, ini bukanlah game musou seperti yang tercitra di awal pengenalannya. Anda akan memerankan karakter-karkater penting dari season pertamanya dalam basis permainan yang sebenarnya lebih melekat pada game fighting. Fitur kehancuran lingkungan jadi salah satu yang dijadikan nilai jual, dengan klaim bahwa ia juga akan mempengaruhi konten gameplay itu sendiri. Pertanyaannya tentu saja satu, apakah di tengah banjirnya game-game racikan Bandai Namco untuk tahun 2018 ini, Seven Deadly Sins: Knights of Britannia ini pantas untuk dikategorikan sebagai salah satu yang terbaik? Sayangnya, secara garis besar, tidak. Ada banyak “dosa” yang sudah dilakukan seri game ini yang membuatnya bahkan, tidak terasa pantas tampil sebagai fan-service untuk para penggemar anime / manga-nya sendiri.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh game yang satu ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang penuh dosa? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Seperti yang bisa Anda prediksi, Seven Deadly Sins: Knights of Britannia ini mengambil cerita langsung dari seri manga / anime season pertama yang ada. Jadi untuk gamer yang sempat mencicipi source originalnya sepertinya sudah bisa memprediksi kemana cerita yang ia usung bergerak. Karena mengikuti source utamanya tersebut, kisah yang diceritakan memang tidak mengandung perbedaan signifikan yang pantas untuk dibicarakan. Sementara bagi gamer yang tidak familiar, ada satu kekurangan yang akan kami bahas nantinya.
Seven Deadly Sins menceritakan kisah seorang putri Kerajaan yang harus berhadapan dengan rencana kudeta dari pada Ksatria yang seharusnya melindunginya. Putri bernama Elizabeth yang sudah mulai putus asa akhirnya mencari sebuah solusi yang terdengar mustahil di awal, mencari perlindungan dari sebuah lingkaran Ksatria Legendaris yang disebut sebagai “Seven Deadly Sins”. Dalam perjalanan yang sudah mulai dicium oleh para Ksatria yang berusaha membangkang tersebut, Elizabeth tidak sengaja menemukan seorang pria dengan postur rendah yang kebetulan tengah membuka sebuah rumah makan di tengah antah berantah. Dengan nyawa yang terancam, Meliodas ternyata berakhir jadi kepingan puzzle pertama yang dicari oleh Elizabeth.
Meliodas yang juga dikenal sebagai “Dragon’s Sin of Wraith” ternyata merupakan pemimpin dari Seven Deadly Sins itu sendiri. Berhasil menyelamatkan Elizabeth dari situasi genting dan mendengar soal sumber kepanikannya, Meliodas pun mengungkapkan ketertarikan untuk membantu. Namun sebelum bisa melakukannya, ia harus mengumpulkan kembali para anggota Seven Deadly Sins yang kini tersebar secara misterius di seluruh penjuru kerajaan. Sebuah aksi yang tentu saja tidak mudah, apalagi mengingat beberapa dari mereka juga hadir dengan beban masalah personal mereka sendiri.
Lantas, mampukah Elizabeth menyelamatkan kerajaannya? Siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas aksi kudeta yang satu ini? Mampukah Meliodas mengumpulkan kembali semua anggota Seven Deadly Sins? Semua jawaban dari pertanyaan tersebut bisa Anda dapatkan dengan memainkan Seven Deadly Sins: Knights of Britannia ini, atau dengan langsung menikmati seri anime / manga yang ada.