Terlepas apakah Anda gamer atau bukan, apakah Anda penggemar atau tidak, atau apakah Anda familiar dengan franchise yang ia usung atau benar-benar awam, mustahil rasanya untuk tidak pernah mendengar nama Star Wars Battlefront II dari EA dan DICE setelah apa yang terjadi selama seminggu terakhir ini. Padahal di awal, antisipasi untuknya begitu kuat dengan hype yang punya konotasi begitu positif. DICE menjanjikan begitu banyak perubahan dan perbaikan dibandingkan dengan seri pertama, terutama dari jumlah unit, peta, hingga konten secara keseluruhan. Mereka bahkan tidak akan lagi menjual Season Pass atas nama untuk tidak ingin “membagi” komunitas. Namun siapa yang menyangka bahwa semua hal positif tersebut berubah 180 derajat ketika waktu rilis yang kian dekat. Sesuatu yang akhirnya, berkesempatan untuk kami jajal secara langsung!
Kesan Pertama
Sedikit mengecewakan dan menyedihkan memang untuk menemukan fakta bahwa rilis Star Wars Battlefront II yang seharusnya disambut riang gembira berakhir menjadi ruang diskusi soal lootbox, grinding, dan desain mekanik Pay to Win yang sayangnya, semuanya berkonotasi negatif. Padahal di atas permukaan, hampir semua janji EA dan DICE dipenuhi di sini. Hadir dengan kualitas visualisasi berbasis Frostbite Engine yang tidak pernah gagal memesona, kehadiran mode single player menawarkan perspektif cerita baru yang bahkan berhubungan erat dengan The Force Awaken dan The Last Jedi di layar lebar. Desain untuk peta multiplayer juga berakhir fantastis dan memanjakan mata, dengan sensasi gameplay yang sebenarnya seru. Memang tidak sempurna terutama karena beberapa pilihan desain yang aneh, seperti sistem Squad misalnya, namun cukup untuk Anda yang seringkali bermain solo untuk mengabaikannya.
Namun yang terjadi selama satu minggu terakhir ini? Tidak ada satupun yang hadir dengan pujian yang pantas untuk diarahkan pada seri kedua ini, sebagai sebuah video game. Karena memang harus diakui, ketamakan EA untuk mengunci lebih banyak keuntungan lewat sistem lootbox dan microtransactions yang ada memang membuat beberapa desain utama dipertanyakan.
Progress karakter dan kelas yang terkunci di balik kotak-kotak yang isinya acak membuat reward terasa tidak konsisten, apalagi mengingat ia butuh proses grinding berkepanjangan. Walaupun pada saat artikel preview, microtransactions sudah dimatikan dan kekhawatiran Pay to Win “mati sementara”, namun konsep tersebut percaya atau tidak, masih ada. Mengapa? Karena gamer yang membeli versi Deluxe Edition misalnya, yang notabene lebih mahal dibandingkan versi Standard Edition, akan mendapatkan Lootbox dan Star Cards (buff untuk karakter / hero) yang akan memperkuat performa Anda langsung di pertempuran. Sebagai contoh? Salah satunya membuat Shield kelas “Heavy” naik 50% dibandingkan yang tidak membeli Deluxe Edition.
Menyedihkan memang bahwa untuk sebuah game multiplayer yang di mata kami, sebenarnya mengandung potensi untuk tampil adiktif dan menyenangkan, diracik dengan motivasi yang salah dan berantakan. Padahal jika kita hanya berbicara soal sensasi bermain, bertempur melawan musuh dalam skala perang besar di sebuah peta ikonik yang didesain menarik, adalah mimpi basah untuk penggemar Star Wars. Sensasi menggunakan karakter Hero yang kini lebih beragam, dari Rey, Kylo Ren, Darth Vader, Darth Maul, Yoda, hingga Leia sekalipun menghasilkan peran pertempuran yang lebih esensial, tetapi di sisi lain, tetap rapuh untuk memaksa Anda bermain dengan sedikit level strategi di sana. Mode lainnya – Starfighter Assault yang berisikan pertempuran luar angkasa, juga tidak kalah serunya.
Kami sendiri sebenarnya sudah menyelesaikan mode single player dan memainkan mode multiplayer dalam porsi cukup banyak, untuk bisa mendorong artikel review langsung. Namun seperti rutinitas pada umumnya, kami memutuskan untuk menunggu setidaknya satu minggu lagi, seperti review JagatPlay biasanya. Namun kali ini, alasannya bukan karena kami belum merampungkan atau mendapatkan pengalaman bermain yang seharusnya, melainkan untuk memberikan waktu “ekstra” bagi EA untuk menjelaskan dan mendeskripsikan seperti apa masa depan lootbox Star Wars Battlefront II itu sendiri. Karena kita semua tahu, EA sudah mengkonfirmasikan bahwa microtransactions akan kembali di masa depan, tanpa detail lebih jauh. Ada atau tidak adanya penjelasan dan seperti apa “masa depan” microtransactions ini akan menentukan seperti apa konten review yang kami tulis nantinya.
Maka, sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, izinkan kami melemparkan segudang screenshot fresh from oven ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran soal apa itu Star Wars Battlefront II. Seandainya saja, mereka tidak memaksakan diri untuk tamak di sini…