Gran Turismo, hampir sebagian besar gamer sepertinya kenal betul dengan franchise game racing racikan Polyphony Digital dan Sony Interactive Entertainment ini, terlepas apakah Anda pernah menjajalnya atau tidak. Sejak awal eksistensinya, ia memang sudah dikenal sebagai game racing yang membawa pengalaman simulasi ke tangan Anda. Untuk Anda yang tidak terlalu familiar, inti sebuah game racing simulasi adalah menghadirkan pengalaman menyetir senyata mungkin lewat gameplay yang diusung. Bahwa elemen gameplay yang ditawarkan, dari physics hingga modifikasi kendaraan akan menghasilkan pengalaman menyetir yang berbeda. Hal lain seperti cuaca hingga tekstur aspal misalnya, juga bisa mempengaruhi hal tersebut. Dengan pendekatan seperti ini, Anda yang bukan pembalap, bisa merasakan nikmatnya menjadi seorang pembalap professional di dalam sebuah mobil dengan teknologi berharga jutaan dollar.
Tentu saja, pendekatan ini berbeda dengan game-game racing arcade seperti Need for Speed atau Burnout misalnya, yang lebih dibangun layaknya game action sinematik dengan kendaraan sebagai fokus utama. Namun ada yang unik dengan apa yang ditawarkan Polyphony Digital dengan seri terbaru Gran Turismo yang akhirnya dilepas ke Playstation 4 – Gran Turismo Sport. Anda yang sempat membaca artikel preview kami sebelumnya sepertinya sudah mendapatkan gambaran soal fitur dan pendekatan visual baru seperti apa yang ia tawarkan. Kami sendiri jatuh cinta dengan beberapa fitur yang ia tawarkan, terutama untuk mode Scapes yang memungkinkan Anda untuk mengambil gambar dengan kombinasi model tiga dimensi mobil yang ada dengan foto resolusi tinggi yang sudah disediakan oleh GT Sport itu sendiri.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Gran Turismo Sport? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang memungkinkan Anda untuk berkendara dalam kemewahan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Ingat, Ini Bukan Gran Turismo 7!
Salah satu fenomena menarik yang kami temukan di dunia maya selama proses melakukan review untuk game yang satu ini adalah keluhan bahwa Polyphony Digital “memangkas” konten untuk seri Gran Turismo terbaru ini. Bahwa tidak lagi seperti seri sebelumnya, seperti Gran Turismo 5 dan 6 sebelumnya, Anda tidak akan menemukan mode campaign yang pantas di sini. Tidak ada lagi tantangan bertahap dimana Anda harus menyelesaikan ragam tantangan yang ada, mendapatkan lisensi sebagai progress, dan kemudian berhadapan dengan lebih banyak tantangan dan track di masa depan. Seharusnya jelas bahwa ada alasan yang valid mengapa Polyphony Digital lebih memilih menggunakan nama “Sport” di sini dan bukan Gran Turismo “7”. Karena terlepas apakah memang seri ketujuh tersebut tengah dikembangkan atau tidak, atau akan meluncur di masa depan atau tidak, Sport memang bisa disebut seri spin-off yang diracik dengan nama Gran Turismo. Sebuah pendekatan baru dan berbeda.
Apa yang hendak dikejar oleh Polyphony Digital dengan GT Sport ini sebenarnya sudah mereka komunikasikan sejak tahun 2016 silam, seperti salah satu artikel IGN yang sudah kami tautkan ini. Berbicara dengan IGN di bulan Mei 2016, GT Sport sudah jelas mendefinisikan diri mereka sebagai game racing yang berusaha menawarkan sensasi e-Sport di dalamnya. Bahwa sensasi simulasi racing yang berusaha merepresentasikan dunia nyata tersebut diracik sebagai basis untuk mempertandingkan para “pembalap virtual” terbaik di seluruh dunia di dalam satu ruang yang sama, berkompetisi membawa bendera mereka masing-masing. Polyphony Digital bahkan menggandeng organisasi resmi sepert FIA untuk memenuhi mimpi tersebut, sekaligus mendesain keseluruhan mekanisme gameplay untuk mendorong aksi tersebut. Sang otak – Kazunori Yamauchi bahkan menyebut bahwa ambisinya adalah membuat GT Sport terasa seperti Piala Dunia Sepakbola, namun dalam format virtual dan mobil.
Namun sepertinya, setidaknya melihat tren pembahasan di dunia maya, banyak gamer Playstation 4 di luar sana yang sepertinya “melewatkan” pernyataan dan informasi yang sebenarnya sudah dilepas transparan oleh Polyphony Digital sejak awal pengenalan GT Sport ke pasaran. Yang terjadi saat ini? Harapan untuk sebuah game yang lebih pantas menyandang nama “Gran Turismo 7” di atas sebuah game yang jelas menyandang nama “Gran Turismo Sport”. Oleh karena itu, sebelum memulai proses review, kami hendak mengambil satu sudut pandang yang jelas. Menikmatinya sebagai Gran Turismo Sport dan bukan dari beragam fitur dan harapan dari apa yang seharusnya muncul di “Gran Turismo 7”, seperti yang sepertinya membungkus banyak opini saat ini.
Maka seperti yang kami bicarakan tadi, Gran Turismo Sport adalah sebuah game racing simulasi dengan daya tarik yang memang lebih diarahkan ke kompetitif. Walaupun ia menawarkan konten single-player yang bisa Anda nikmati tanpa harus terhubung ke koneksi internet, namun fokusnya adalah mendorong Anda untuk berkompetisi secara online melawan player dari seluruh dunia, membawa kebangganaan negara, dan membawa atmosfer tersebut ke dalam format virtual. Sesuatu yang akan kita bahas nantinya, bersama dengan ragam fitur keren lain yang ia tawarkan. Tetapi semuanya harus dimulai dengan satu pesan yang jelas: ini bukan Gran Turismo 7.